Ilustrasi (Foto: Shutterstock)
Dream - Jika kita merasakan batuk di tengah pandemi corona ini, seringkali kita menjadi cemas sebab memiliki gejala yang mirip dengan Covid-19. Sangat penting untuk mengetahui apa yang harus diwaspadai.
Demam, merupakan gejala utama pada kasus COVID-19, berdasarkan World Health Organization (WHO) suhu demam itu sekitar 38° C atau lebih. Kemudian sesak napas, salah satu ciri khas COVID-19, sering muncul pada kasus yang lebih lanjut.
WHO mengatakan sekitar 68% orang dengan gejala virus corona menunjukkan batuk kering, gejala paling umum kedua. Seperti apa batuk kering?
“ Secara umum, batuk kering berarti Anda batuk tetapi tidak ada yang muncul, seperti dahak atau lendir,” kata Purvi Parikh, M.D., Ahli Alergi, Allergy & Asthma Network.
Jika saat batuk keluar dahak secara teratur, kemungkinan mengalami batuk basah. Batuk kering ini tak ada dahak dan cenderung lebih menyiksa.
“ Banyak hal yang dapat menyebabkan batuk kering, termasuk alergi dan berada di dalam ruangan dengan udara kering sepanjang hari,” kata Dr. Aline M. Holmes, D.N.P., R.N., seorang professor rekanan klinis di Rutgers University School of Nursing.
Seperti apa rasanya batuk kering? Secara umum, rasanya seperti batuk tanpa dahak. Bisa juga merasa seperti tenggorokan kekeringan, gatal, atau sesak di dada.
Menurut dr. Holmes, batuk kering yang sering dialami orang yang terinfeksi virus corona adalah batuk yang sangat dalam dari dasar paru-paru.
Kapan harus khawatir dengan batuk kering sebagai gejala Covid-19? Bila batuk tersebut disertai gejala demam dengan suhu 38° C.
Laporan Cindy Azari/ Sumber: Prevention
Dream - Demam merupakan penanda kalau sistem imunitas tubuh sedang 'berperang' melawan virus atau bakteri. Setelah suhu tubuh turun menuju normal antara 36 hingga 37 derajat celcius, kita pun merasa lebih baik.
Sayangnya, tak selalu demikian. Penurunan demam tak selalu jadi patokan kalau gejala lain akan mereda secepatnya. Mengapa demikian?
" Banyak pasien yang ingin pilek hanya berlangsung beberapa hari, tetapi orang dapat memiliki gejala selama satu atau dua minggu, bahkan tiga minggu dari virus biasa," kata dr. John Dougherty, dokter perawatan primer di UCLA Health, Beverly Hills, California.
Ia menjelaskan bahwa gejala-gejala seperti batuk yang disebabkan oleh virus flu atau infeksi sama-sama disebabkan oleh kondisi dari respons sistem kekebalan tubuh untuk melawan penyakit.
" Kita memiliki sel darah putih yang akan bergerak untuk melawan apapun yang menyebabkan penyakit, jadi bahkan setelah flu tubuh masih melakukan proses dalam menyelesaikan peradangan dan dapat menyebabkan gejala persisten," kata Dougherty.
Lendir menumpuk ketika flu, rongga hidung dan sinus akan terus meneteskan lendir di belakang tenggorokan. Hal ini akan memicu efek menggelitik.
" Kondisi tersebutlah yang membuat kita ingin batuk," ujar dr. Laura Boyd, perawatan primer di Pusat Kesehatan Elmhurst-Edward di Addison, Illnois.
Boyd mengatakan produk pembersihan sinus dapat membantu membilas sinus. Konsumsi obat antihistamin, juga dapat membantu mengeringkan lendir.
Batuk yang terus menerus juga bisa karena infeksi sekunder. Contohnya pada kasus pneumonia pasca-virus.
" Kadang kita mendapatkan infeksi virus seperti flu, kemudian sistem kekebalan tubuh akan sibuk melawannya dan infeksi bakteri dapat terjadi sehingga membutuhkan perawatan kedua kalinya atau perawatan yang berbeda berbeda," kata Dougherty.
Batuk juga dapat disebabkan oleh asma. Orang yang terkena flu dan memiliki riwayat asma butuh penanganan lebih.
" Saluran udara kecil ke paru-paru dapat menyempit dan itu akan menyebabkan sesak, ketika mendapatkan sesak dan batuk, kitu bisa menjadi penyakit yang lain selain batuk dan pilek," kata Boyd.
Untuk masalah batuk yang lebih serius, seperti penyakit jantung dan kanker paru-paru, Dougherty mengatakan sangat sedikit orang yang menderita batuk juga menderita kanker paru-paru.
" Tapi, tidak ada yang tahu tubuh kamu sebaik diri kamu sendiri, jadi jika merasa ada sesuatu yang tidak beres, maka pergilah periksa," katanya.
Ada tanda yang haru diwaspadai dan batuk harus segera diperiksakan. Antara lain saat batul lebih dari dua minggu, jika ada perubahan batuk seperti batuk kering menjadi batuk berlendir atau batuk berdarah.
Laporan Cindy Azari/ Sumber: HealthLine
Advertisement
4 Komunitas Seru di Depok, Membaca Hingga Pelestarian Budaya Lokal
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
UU BUMN 2025 Perkuat Transparansi dan Efisiensi Tata Kelola, Tegas Anggia Erma Rini
Masa Tunggu Haji Dipercepat, dari 40 Tahun Jadi 26 Tahun
Viral Laundry Majapahit yang Bayarnya Hanya Rp2000
Azizah Salsha di Usia 22 Tahun: Keinginanku Adalah Mencari Ketenangan
Throwback Serunya Dream Day Ramadan Fest bersama Royale Parfume Series by SoKlin Hijab
Benarkah Gaji Pensiunan PNS Naik Bulan Ini? Begini Penjelasan Resminya!
Timnas Padel Indonesia Wanita Cetak Sejarah Lolos ke 8 Besar FIP Asia Cup 2025
Hore, PLN Berikan Diskon Tambah Daya Listrik 50% Hingga 30 Oktober 2025
Ada Mobil Listrik di Konser Remember November Vol.3 - Yokjakarta
75 Ucapan Hari Santri Nasional 2025 yang Penuh Makna dan Bisa Jadi Caption Media Sosial
4 Komunitas Seru di Depok, Membaca Hingga Pelestarian Budaya Lokal