Dokter Ajarkan Latihan Napas Simpel Bagi Pasien Covid-19

Reporter : Mutia Nugraheni
Senin, 21 Februari 2022 06:48
Dokter Ajarkan Latihan Napas Simpel Bagi Pasien Covid-19
Penting dilakukan secara rutin untuk melatih paru-paru.

Dream - Kasus Covid-19 di Indonesia pada Februari 2022 kembali naik siginifikan. Varian Omicron yang lebih menular membuat pasien Covid-19 terus bertambah. Bagi mereka yang bergejala ringan dianjurkan untuk melakukan isolasi mandiri (isoman) di rumah.

Tentunya sambil berkonsultasi dengan dokter secara online agar terpantau dengan baik. Pasien Covid-19 yang isoman disarankan untuk berjemur setiap pagi, memperbanyak asupan bergizi dan cukup beristirahat.

Latihan napas

Hal lain yang juga sangat dianjurkan adalah melakukan latihan pernapasan. Dokter Decsa Medika Hertanto, spesialis penyakit dalam yang juga suka membuat edukasi kesehatan lewat akun Instagramnya @dokterdecsa, memberikan tips untuk melakukan latihan pernapasan.

1 dari 5 halaman

Latihan pernapasan sangat membantu meningkatkan kapasitas paru-paru dan memperbaiki fungsi diafragma. Tak hanya membantu mengurangi gejala sesak, latihan ini juga memiliki manfaat untuk meredakan stress dan kecemasan berlebihan.

Caranya sangat simpel. Lakukan saja langkah-langkah berikut ini:

1. Duduk dengan posisi tegak dan nyaman, lalu rileks
2. Tarik napas dari hidung, lalu tahan selama 3 detik
3. Buang napas melalui area mulut secara perlahan-lahan
4. Lakukan beberapa kali (2-3 kali)
5. Lakukan secara bertahap

2 dari 5 halaman

Lihat Video Latihan Napas dari dr. Decsa

3 dari 5 halaman

Perlindungan Vaksin Booster Covid-19 Berkurang Setelah 4 Bulan

Dream - Penularan Covid-19 varian Omicron sedang mencapai puncaknya di Indonesia. Angka kasus positif kembali naik drastis dan sejumlah RS Covid-19 kembali kebanjiran pasien.

Untuk menekan hal ini, seluruh masyarakat yang sudah mendapat vaksin Covid-19 dosis penuh, dan melewati durasi selama 6 bulan, disarankan untuk melakukan booster. Vaksin booster ini diberikan di banyak layanan kesehatan milik pemerintah dan swasta.

Sudah vaksin dan booster, tentu saja protokol kesehatan tak boleh kendor. Perlu diingat vaksin tak bisa melindungi sepenuhnya dari penularan, hanya bisa membuat gejala jadi lebih ringan.

Fakta lainnya adalah vaksin booster Moderna dan Pfizer yang diberikan setengah dosis efektivitasnya akan menurun setelah 4 bulan. Menurut peneliti Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat (AS), dua bulan setelah menerima booster, vaksin masih efektif 87 persen mengurangi kunjungan gawat darurat dan 91 persen menurunkan rawat inap.

 

4 dari 5 halaman

Data diambil selama varian Omicron mendominasi penyebaran di Amerika Serikat. Sayangnya setelah 4 bulan usai suntikan dosis booster, efektivitas turun menjadi 66 persen untuk kunjungan UGD dan 78 persen terhadap rawat inap. Studi tersebut telah diterbitkan dalam Morbidity and Mortality Weekly Report CDC.

Seberapa Efektif Dampak Vaksinasi Dalam Melawan Virus Covid-19?

Dalam studi itu, para peneliti mengamati 241.204 kunjungan emergency dan 93.408 kasus rawat inap di sepuluh wilayah AS, dari Agustus 2021 sampai Januari 2022.

Dalam jumlah tersebut, sekitar 10 persen telah menerima vaksin booster dan sebagian besar yang dirawat inap berusia di atas 65 tahun. Laporan tersebut tidak mengevaluasi variasi penurunan kekebalan berdasarkan usia, kondisi kesehatan yang mendasari, atau status immunocompromised dari pasien yang dirawat karena COVID-19.

 

5 dari 5 halaman

Penelitian sebelumnya juga menunjukkan efektivitas vaksin dan booster memang dapat berkurang seiring waktu. Senada dengan hal tersebut, dr. Theresia Rina Yunita mengatakan memang setiap vaksin dapat mengalami penurunan efektivitas seiring waktu. Namun, bukan berarti booster tidak dibutuhkan atau tidak bekerja dengan baik.

“ Vaksin booster Pfizer/BioNTech dan Moderna COVID-19 dikatakan kehilangan efektivitasnya setelah empat bulan, tetapi masih berhasil mencegah kunjungan emergensi atau rawat inap rumah sakit selama gelombang Omicron,” ujar dr. Theresia.

Penjelasan selengkapnya baca di KlikDokter.

Beri Komentar