Ilustrasi (Foto: Shutterstock)
Dream - Communication Manager Google Indonesia, Feliciana Wienathan, menyebut Google telah mengaktifkan SOS Alert untuk menepis informasi hoaks seputar virus Corona Wuhan (2019-nCoV).
" Kami mengedepankan hasil pencarian dari sumber-sumber resmi, misalnya WHO. Selain itu juga artikel-artikel dari sumber yang kredibel," kata Feliciana, diakses dari Liputan6.com, Jumat, 7 Februari 2020.
Feliciana mengatakan, penggunaan SOS Alert akan mengantarkan pencarian ke berbagai sumber terpercaya.
" SOS itu sudah langsung ada link pencarian, misalnya corona, ada top stories, di sini juga ada local updates serta health and information. Nah, di sini source-nya langsung dari WHO. Kemudian juga ada tips keamanan, dan panel knowledge," kata dia.
Feliciana menuturkan, cara ini dilakukan Google untuk membantu masyarakat saat situasi sedang genting. Dia menyebut, fitur ini tersedia di semua bahasa, tergantung setelan bahasa di tiap perangkat.
" SOS ini sudah worldwide," ujar dia.
Feliciana mengatakan, pengaktifan SOS Alert untuk topik virus corona ini sudah dilakukan sejak beberapa pekan lalu. Dia menyebut, Google menggunakan teknologi kecerdasan buatan untuk menghasilkan hasil pencarian yang lebih baik.
" Kalau top stories itu seperti hasil pencarian biasa, tetapi SOS Alert itu kami tambahkan informasi dan tips keamanannya," kata dia.
Dream - Seorang seniman dan ahli pemrogaman dari Berlin, Jerman, Simon Weckert membuat karya seni pagelaran dan instalasi digital bernama Google Maps Hack. Karyanya dikembangkan dengan motif membuat kemacetan virtual di Google Maps.
Simon memanfaatkan 99 ponsel pintar dan membawanya sembari berjalan-jalan. " Melalui aktivitas ini, dimungkikan mengubah jalan yang hijau menjadi merah sehingga berdampak terhadap mobil yang mengambil rute lain di dunia nyata," kata dia.
Gagasan karya Simon ini yaitu pengaruh Google Maps. Dia menyebut sejak ditemukannya Geo Tools pada 2005, Google Maps dan Earth, serta Sreet View, mengubah pandangan yang lebih maju terhadap peta.
Peta yang dikembangkan Google bersifat interaktif. Pengguna dapat memperbesar peta, mencari jalan menuju suatu lokasi yang diinginkan, dan mengembangkan model bisnis.
Seperti diketahui, beberapa aplikasi memanfaatkan Google Maps. Di Indonesia, ada aplikasi antarjemput, Gojek, selain itu ada aplikasi pencari jodoh Tinder.
" Semua aplikasi ini berfungsi melalui antarmuka dengan Google Maps dan membuat bentuk baru kapitalisme dan komodifikasi digital," ujar dia.
Menurut How Stuff Works, sejak 2009, Google menggunakan sumber massa untuk meningkatkan keakuratan prediksi lalu lintasnya. Dengan sumber data ini, saat pengguna ponsel Android mengaktifkan GPS untuk aplikasi Google Maps, mereka akan mengirimkan bit data mengenai kondisi jalan dan kecepatan kendaraan yang dinaikinya.
Semakin banyak pengemudi menggunakan aplikasi ini, prediksi lalu lintas menjadi lebih andal karena Google Maps dapat melihat kecepatan rata-rata mobil yang bepergian di sepanjang rute yang sama. Jika Google Maps tidak memiliki cukup data untuk memperkirakan aliran lalu lintas untuk bagian jalan tertentu, bagian itu akan muncul berwarna abu-abu di lapisan lalu lintas
Lihat video cara si seniman mengelabui Google Maps
Advertisement
4 Komunitas Seru di Depok, Membaca Hingga Pelestarian Budaya Lokal
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
UU BUMN 2025 Perkuat Transparansi dan Efisiensi Tata Kelola, Tegas Anggia Erma Rini
Masa Tunggu Haji Dipercepat, dari 40 Tahun Jadi 26 Tahun
Viral Laundry Majapahit yang Bayarnya Hanya Rp2000
Azizah Salsha di Usia 22 Tahun: Keinginanku Adalah Mencari Ketenangan
Benarkah Gaji Pensiunan PNS Naik Bulan Ini? Begini Penjelasan Resminya!
Timnas Padel Indonesia Wanita Cetak Sejarah Lolos ke 8 Besar FIP Asia Cup 2025
Hore, PLN Berikan Diskon Tambah Daya Listrik 50% Hingga 30 Oktober 2025
Hari Santri, Ribuan Santri Hadiri Istighasah di Masjid Istiqlal
4 Cara Top Up Roblox dengan Mudah dan Aman, Biar Main Makin Seru!
Ada Mobil Listrik di Konser Remember November Vol.3 - Yokjakarta