Dream - Tren minum kopi tidak hanya membuat orang dewasa ketagihan mengonsumsinya. Anak-anak pun penasaran menyicipi kopi dan mengikuti tren tersebut. Apalagi kadang mungkin ayah bunda juga mengajak si kecil nongkrong di kedai kopi dan ia mau mencobanya.
Kopi sendiri sering diklaim sebagai minuman sehat ketika tidak dicampur gula, creamer, atau susu. Namun ternyata, kopi tanpa bahan tambahan pun tidak disarankan dikonsumsi anak sejak usia dini.
Anak bisa mengalami kondisi kesehatan yang bisa mengubah tingkah laku serta mengganggu pola hidupnya. Apalagi kalau dikonsumsi dalam jumlah banyak.
ungkap Certified Nutrition & Health Coach, Dion Haryadi di salah satu unggahan Instagram.
Berbeda dengan orang dewasa, metabolisme anak cenderung lebih sulit mencerna kafein. Akhirnya, kafein akan bertahan lebih lama di tubuh dan memberi dampak berlebihan.
Sebenarnya, dampak buruk kafein tidak hanya terjadi saat minum kopi. Kafein juga terdapat pada minuman bersoda, teh, energy drink, dan cokelat yang memiliki kadar kafein lebih sedikit.
Tidak heran kalau anak bisa jadi lebih aktif, sering mengalami jantung berdebar-debar, atau sulit tidur setelah mengonsumsi minuman bersoda, teh, atau makan cokelat yang bahan dasarnya dari cokelat asli.
Kalau jenis makanan dan minuman tersebut dikonsumsi di waktu yang salah, anak juga akan kesulitan mengendalikan respon tubuhnya.
Menurut Dion, anak diperbolehkan minum kopi di usia 12 tahun. “Sampai usia 18 tahun, jumlah kafein maksimal yang boleh dikonsumsi itu adalah 100 miligram per hari. Ini kurang lebih sekitar satu cangkir kecil kopi per harinya," kata Dion.
Usia minimal serta jumlah yang dikonsumsi per hari tentunya tidak hanya diterapkan ketika anak ingin minum kopi. Terapkan hal yang sama ketika anak ingin mencoba minuman bersoda, teh, atau energy drink.
Sementara cokelat bisa diganti dengan produk yang rasanya cokelat, tapi kandungan cokelatnya tidak ada atau rendah.
“Semakin terlambat anak terpapar (kafein), semakin bagus,” tutupnya.