Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Cara Cek Kode Busi Sesuai Jenis Motor, Jangan Salah Pilih!

Cara Cek Kode Busi Sesuai Jenis Motor, Jangan Salah Pilih! Jangan Salah Pilih Kode Ya Ketika Hendak Mengganti Busi Motor. (Foto: Shutterstock)

Dream – Busi merupakan komponen penting untuk siklus pembakaran mesin berbahan bakar bensin. Agar bisa berjalan idel diperlukan komposisi bahan bakar dan udara di dalam ruang bakar dengan timing serta percikan listrik busi yang tepat.

Dikutip dari Otosia, Jumat 4 Oktober 2019, Marketing and Brand Management PT NGK Busi Indonesia, A. M. Wicaksana, mengatakan penggunaan tipe busi yang tidak tepat akan menurunkan kinerja mesin.

Masalah itu bisa diatasi para pemilik kendaraan bermotor dengan menggunakan busi sesuai dengan kode pabrikan saat hendak menggantinya. Penggunaan busi yang salah akan membuat mesin terganggu.

Kesalahan pasang kode busi dapat mengakibatkan masalah seperti carbon fouling, overheat, piston mentok, elektroda meleleh, ECU bermasalah, dan knocking.

Nah daripada salah memilih, perusahaan busi ini berbagi kode busi yang sesuai dengan tipe motor Yamaha dan Honda.

Motor Honda

  • Kode NGK MR9C-9N: Honda Beat eSP Series, Genio, Scoopy Series, Sonic 150R, Supra GTR150, All New CB 150R, CBR 150R, dan CRF 150F
  • Kode NGK CR6HSA: Yamaha Mio Series, Fino, Freego 125, Vega Force, Jupiter Z1, Jupiter Z, Vega R, Vega RR, dan Vega ZR
  • Kode NGK MR9K-9: Honda PCX dan ADV 150
  • Kode NGK CPR9EA-9: Honda Vario sSP Series dan CB150 Verza
  • Kode NGK CPR8EA-9: Beat Series, Scoopy, Spacy, dan MegaPro FI di bawah tahun 2015
  • Kode NGK CPR7EA-9: Honda PCX dibawah 2018, SH 150i, dan Monkey
  • Kode NGK CPR6EA-9: Honda Super Cub C125, Karisma, Blade, Supra X 125 Series, dan Revo FI Series

Motor Yamaha

  • Kode NGK C6HSA: Yamaha Jupiter Z, Vega R, Vega RR, Vega ZR, dan Lexam
  • Kode NGK C7HSA: Yamaha Crypton, Jupiter, Mio di bawah 2012, dan Fino di bawah 2013
  • Kode NGK CPR8EA-9: Yamaha Lexy, Jupiter MX 135, Byson FI, Aerox 155, NMax, dan Tricity
  • Kode NGK CR7E: Yamaha Aerox 125, Majesty, Xeon, dan T-Max 500
  • Kode NGK CR8E: Yamaha MX King 150 dan Vixion
  • Kode NGK CR93: Yamaha Xabre, MT-15, R15, MT-25 dan R25 di bawah 2018
  • Kode NGK MR8E: Yamaha MT-25 dan R25.

Salah Pasang Busi Bisa Bahaya, Ini Teknik Mudahnya

Dream – Busi menjadi perangkat penting untuk mesin dalam berkendara. Penggantiannya harus dilakukan secara berkala agar kinerja mesin selalu prima.

Kamu bisa menggantinya di bengkel atau sendiri.

Yang perlu diingat, memasang busi tak bisa sembarangan. Kamu memerlukan teknik yang tepat agar komponen pemercik api itu bisa bekerja dengan baik.

 

 

Dikutip dari OTO.com, Senin 25 Februari 2019, Technical Support PT NGK Busi Indonesia, Diko Octavian, mengatakan, kebanyakan orang selama ini berasumsi pengencangan harus sekeras-kerasnya. Padahal anggapan seperti itu salah dan membahayaka.

Banyak masalah yang mungkin terjadi kalau pengaplikasiannya tidak tepat. Dalam kasus terlalu kencang, ulir bisa rusak sehingga nantinya sulit dilepaskan. Yang paling parah bagian itu terpisah dari metal shell dan tertinggal di mesin.

“Kalau sudah begini jadi susah. Harus dibubut, akhirnya merusak,” jelas Diko kepada OTO.

Kalau Pemasangannya Kurang Kencang?

Menurut Diko, kondisinya berbeda kalau pemasangannya kurang kencang. Dampaknya performa pembakaran menjadi tak sempurna. Sehingga berujung pada rusaknya elektroda. Hal ini disebabkan kontak komponen kecil ini dengan kepala silinder tidak mencukupi, serta timbulnya panas abnormal.

Pemasangan yang benar sebaiknya pakai kunci momen. Namun, perangkat ini harganya terbilang mahal. Kalau kamu kurang suka mengotak-atik kendaraan sendiri, mungkin berpikir dua kali untuk membelinya. Meski begitu, ada trik mudah tanpa alat khusus, yakni lewat mengukur putaran.

“Kalau bengkelnya mampu mungkin bisa beli kunci momen. Satunya itu sekitar Rp4 jutaan. Ukurannya lima macam. Jadi totalnya Rp20 jutaan,” kata dia.

Perhatikan Kriterianya

Terdapat kriteria yang harus diperhatikan sebelum memakai metode ini, yakni: kondisi dan ukuran diameter ulir. Kedua poin ini bertujuan untuk mengetahui besarnya sudut putar.

Untuk busi 18 dan 14 mm, misalnya. Jika belum pernah digunakan, maka putarannya setengah atau 180 derajat, ditambah dua pertiga (240 derajat) guna memastikan. Beda dengan yang sudah dipakai, cukup 30 derajat.

“Sebelum dikencangkan masukkan dan puntir busi dengan tangan sampai tidak bisa lagi. Atau gunakan selang yang size-nya sama. Pastikan tidak miring karena berisiko merusak komponen,” kata dia.

 

 

Untuk yang punya luas penampang 12 dan 10 mm, putarannya juga setengah atau 180 derajat. Tidak perlu dilebihkan seperti ukuran 18 dan 14 mm.

Bagi yang telah terpakai hanya 30 derajat. Setelan ini juga berlaku buat busi berdiameter 8 mm yang pernah dirapatkan. Tetapi bagi yang baru, cukup digerakkan hingga membentuk sudut 120 derajat.

“Indikatornya bisa dilihat dari ukuran gasket (ring). Komponen ini mengecil saat dipasang karena tertekan. Range-nya antara 1,4 mm sampai 1,6 mm,” kata dia. 

ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP