Klaim Pakai Daging Ayam Halal, Resto Ini Malah Dikritik

Reporter : Ismoko Widjaya
Jumat, 9 Mei 2014 12:31
Klaim Pakai Daging Ayam Halal, Resto Ini Malah Dikritik
Namun yang menjadi masalah, The Express Pizza menyebut pemasok harus menyetrum ayam-ayam agar pingsan baru disembelih. The Express Pizza berdalih hal itu untuk memenuhi standar.

Dream - Gerai makanan cepat saji semakin tumbuh bagai jamur di musim hujan. Keberadaan mereka secara tidak langsung sangat membantu di saat perut tidak bisa diajak kompromi. Namun apakah pernah terbersit dalam pikiran, apakah makanan yang dihidangkan itu sudah diproses sesuai dengan tuntutan Islam?

Baru-baru ini, sebuah resto cepat saji di Inggris, The Pizza Express, menyatakan daging ayam yang digunakan termasuk di 434 cabang lainnya, diklaim halal. Daging itu disebut berasal dari pemasok yang telah menerapkan prinsip halal saat penyembelihan. .

The Pizza Express mengatakan pemasok daging ayam mereka bahkan sudah diakreditasi oleh British Retail Consortium. Artinya, proses penyembelihan dan pengepakannya juga sudah memenuhi standar keselamatan makanan dan hukum global.

Namun yang menjadi masalah, The Express Pizza menyebut pemasok harus menyetrum ayam-ayam agar pingsan baru disembelih. The Express Pizza berdalih hal itu untuk memenuhi standar perlakuan hewan sembelihan di Eropa.

Sementara menurut Islam, saat menyembelih binatang tidak boleh dibuat pingsan tapi harus langsung dipotong pada lehernya hingga mereka mati kehabisan darah. Langkah The Express Pizza ini mendapat sindiran dari kelompok tertentu di Inggris dan media.

Stephen Evans dari National Secular Society menjelaskan kepada koran The Sun, cara itu sama saja membohongi publik. Karena mereka mengira restoran cepat saji itu telah membeli daging dari tempat penyembelihan hewan yang benar-benar menerapkan prinsip halal.

Belum lama ini, restoran siap saji Subway menghapus semua menu babi. Sebanyak 185 outlet Subway yang tersebar di Inggris serentak menghapus menu daging haram itu.

Makanan halal merupakan industri yang tengah booming. Hal itu tak lepas dari jumlah muslim di dunia yang sudah mencapai 1,6 miliar dan itu masih bertambah dua kali lipat dari rata-rata penduduk bumi.

Sementara itu, seluruh perekonomian Islam jika digabungkan diperkirakan bernilai US$2 triliun dan akan meningkat sekitar 20-25 persen per tahunnya. Dubai bahkan bermimpi menjadi pusat ekonomi Islam. Negara kaya di Uni Emirat Arab itu pada Januari 2014 mengumumkan rencananya membangun pusat akreditasi makanan halal internasional. (Ervina Anggraini)

Beri Komentar