Kupas Tuntas Minyak Kelapa Sawit dan Dampaknya Bagi Manusia, Yakin Sudah Tahu?

Reporter : Jeffreydien Winanda
Rabu, 20 April 2022 08:00
Kupas Tuntas Minyak Kelapa Sawit dan Dampaknya Bagi Manusia, Yakin Sudah Tahu?
Apakah kamu mengetahui fakta-fakta menarik tentang minyak kelapa sawit?

Selain nasi, ada bahan olahan makanan yang sulit lepas dari konsumsi sehari-hari masyarakat Indonesia. Bisa tebak? Benar sekali, bahan olahan tersebut adalah minyak kelapa sawit.

Indonesia sendiri dikenal sebagai produsen minyak kelapa sawit terbesar di dunia. Meski begitu, masih banyak masyarakat yang belum memahami sepenuhnya segala hal tentang minyak kelapa sawit meski menggunakan produk olahannya dalam kehidupan sehari-hari.

Apakah kamu mengetahui fakta-fakta menarik tentang minyak kelapa sawit, Sahabat Dream? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, tim redaksi Dream.co.id berkesempatan buat ngobrol bareng para pakar yaitu Mulia Nurhasan sebagai Food and Nutrition Scientist di Center for International Forestry Research (CIFOR), serta dr. Alvi Muldani dokter dan relawan di Yayasan Alam Sehat Lestari (ASRI) di Sukadana, Kabupaten Kayong Utara. Kalimantan Barat.

Apa saja sih fakta-fakta menarik tentang minyak kelapa sawit?

Memiliki Peranan Penting bagi Kehidupan Manusia

Minyak Kelapa Sawit

Minyak kelapa sawit memiliki peran krusial dalam kehidupan sehari-hari. Kegunaannya lebih dari sekedar untuk menggoreng di dapur loh! Hal ini karena minyak kelapa sawit tak cuma diolah untuk bahan pangan, namun juga beragam produk yang digunakan sehari-hari seperti sabun, sampo, deterjen, lipstik dan kosmetik lainnya. Bahkan minyak kelapa sawit juga digunakan sebagai campuran bensin kendaraan.

"Produk olahan minyak kelapa sawit ini punya peran besar dalam kehidupan sehari-hari. Selain diproduksi untuk digunakan sebagai bahan makanan, banyak juga produk sehari-hari yang menggunakan minyak kelapa sawit sebagai salah satu bahan bakunya. Hanya saja kita sering tidak sadar produk-produk tersebut mengandung minyak kelapa sawit" ujar Mulia.

Menariknya, nggak banyak orang yang menyadari bahwa kehidupan sehari-hari bergantung pada kelapa sawit. Salah satu penyebabnya adalah terdapat 25 alternatif labeling dalam penamaan minyak kelapa sawit dalam produk olahan pangan dan non pangan yang dikonsumsi sehari-hari. Hal ini disampaikan oleh Mulia Nurhasan yang mengutip dari sebuah penelitian.

Bergantungnya macam-macam industri pada penggunaan minyak kelapa sawit, menciptakan persaingan kebutuhan antara masyarakat akan minyak goreng, dengan berbagai industri lain akan minyak kelapa sawit. Persaingan kebutuhan ini menjadi salah satu penyebab naiknya harga minyak goreng kelapa sawit ketika produksi kelapa sawit menurun.

Konsumsi Minyak Goreng Kelapa Sawit Tinggi

Minyak Kelapa Sawit

Di Indonesia, terdapat peningkatan konsumsi minyak goreng yang cukup pesat. Konsumsi per kapita minyak goreng meningkat tinggi dari 28 ml/hari di tahun 2002, menjadi 29 ml/hari di tahun 2011, lalu 36 ml/hari di tahun 2021. Jadi dalam 19 tahun terakhir konsumsi minyak goreng kita meningkat sekitar 29%" jelas Mulia.

Adanya peningkatan jumlah konsumsi minyak goreng tersebut pun juga berbanding lurus dengan meningkatnya produksi kelapa sawit nasional, juga tingginya kasus penyakit tidak menular yang terjadi di tengah-tengah masyarakat Indonesia.

"Peningkatan jumlah konsumsi minyak goreng dalam 9 tahun terakhir ini juga diiringi dengan peningkatan produksi minyak kelapa sawit dari 24 juta ton di tahun 2011 menjadi 44.8 juta ton tahun 2020*. Selain itu, berdasarkan RISKESDAS prevalensi penduduk yang kelebihan berat badan dan non-communicable disease atau penyakit tidak menular seperti diabetes, darah tinggi, juga meningkat.” tutur Mulia. Mulia juga menjelaskan bahwa penyakit-penyakit tersebut disebut juga diet associated disease atau yang penyakit berhubungan dengan konsumsi makanan. “Jadi peningkatan prevalensi penyakit tidak menular ini sangat mungkin berhubungan dengan meningkatnya konsumsi makanan tertentu sampai di level yang tidak sehat" ujar Food and Nutrition Scientist CIFOR tersebut.

Minyak Kelapa Sawit dan Efeknya bagi Tubuh

Minyak Kelapa Sawit

Menyambung hal ini, dr. Alvi yang diwawancara pada sela aktivitasnya sebagai seorang dokter menjelaskan bahwa banyak sekali penyebab terjadinya non-communicable disease tersebut. Salah satunya adalah pola hidup yang kurang sehat.

"Penyakit tidak menular ini faktornya sangat banyak. Bisa jadi karena gaya hidup kurang sehat, aktivitas harian yang kurang mengedepankan kesehatan, dan masih banyak lagi," tambah dr. Alvi.

dr. Alvi juga menjelaskan, "Jika dilihat dari data Kementerian Kesehatan memang benar terjadi peningkatan non-communicable disease atau penyakit tidak menular di kalangan masyarakat. Sayangnya, belum ada penelitian yang secara spesifik menyebutkan bahwa minyak kelapa sawit menjadi penyebab non-communicable disease tersebut di Indonesia. Ini akan menjadi penelitian yang bagus untuk kami para peneliti di bidang medis," ujar dr. Alvi. Meski begitu, tak bisa dipungkiri jika konsumsi minyak kelapa sawit memang tinggi di Indonesia.

dr. Alvi mengatakan jika konsumsi minyak kelapa sawit memang sangat besar dan perlu dikurangi. Menurutnya, ada batas maksimal konsumsi lemak dan minyak kelapa sawit tiap harinya.

"Sebagai gambaran, minyak kelapa sawit ini masuk ke dalam salah satu komponen nutrisi macronutrient yaitu lemak selain dari karbohidrat dan protein. Kebutuhan lemak untuk tiap individu adalah sebesar 20-35% Untuk lemak sendiri yang terkandung dalam minyak kelapa sawit, manusia diwajarkan mengkonsumsi 30 persen dari total kalori. Jika dirata-rata, jumlah kalori maksimal manusia sebanyak 2000 kcal per hari konsumsi lemak sehari adalah sekitar 44-77 gram sehari atau setara dengan 3-5 sendok makan minyak kelapa sawit. Lemak yang dihitung bukan hanya berasal dari minyak kelapa sawit saja namun dari sumber lain seperti dalam daging, ikan, ayam, telur, produk susu, kacang-kacangan dan lainnya. Juga dilihat cara pengolahan makanannya. Sebagai perbandingan makanan yang digoreng, untuk 100 gram kentang yang digoreng kandungan tembahan lemak yang didapat adalah setara dengan 1 sendok makan (15 g). Sehingga sangat penting untuk setiap orang memperhatikan asupan lemaknya " jelas dr. Alvi.

Menurut data BPS yang dijabarkan Mulia, konsumsi minyak goreng di Indonesia pada tahun 2021 adalah sebanyak 1.084 liter per kapita sebulan atau 36 mililiter per hari, setara dengan 300an kalori. “Padahal konsumsi minyak goreng hanyalah lemak tambahan. Lemak yang dikonsumsi dari makanan lainnya seperti ikan, daging, tempe, cemilan, itu belum termasuk. Dan yang penting, lemak yang seharusnya dibanyakin asupannya itu asam lemak tak jenuh ganda yang banyak di sumber pangan laut dan ikan-ikanan”. Mulia dan dr. Alvi juga menjelaskan bahwa asam lemak tak jenuh ganda adalah lemak yang biasa dikenal sebagai lemak baik.

Lebih jauh Mulia menambahkan, “Jika kita mengacu pada rekomendasi makanan yang berkelanjutan oleh pakar-pakar dari EAT Lancet, jumlah minyak sawit tambahan yang direkomendasikan agar kesehatan bumi dan manusia bisa tercapai bersamaan, malah hanya 60 kalori atau sekitar 6-7 gram minyak kelapa sawit saja seharinya”, tutur Mulia yang mengutip laporan Food in the Anthropocene: the EAT–Lancet Commission on healthy diets from sustainable food systems. Kemudian Mulia mengajak agar para pembaca bisa sesekali mengecek kandungan lemak berbagai jenis makanan di situs resmi Kementrian Kesehatan panganku.org atau nilaigizi.com agar paham tentang berbagai macam asupan lemak tubuh. “Coba perkirakan sendiri dengan data dari situs-situs ini, apakah konsumsi lemak total kita melebihi rekomendasi yang disampaikan dr. Alvi tadi?”

Pentingnya Pengetahuan dan Awareness tentang Minyak Kelapa Sawit

Minyak Kelapa Sawit

Melihat situasi yang terjadi terkait minyak kelapa sawit, penting untuk memiliki awareness agar bisa membentengi diri sekaligus memberikan pelajaran. Mulia Nurhasan juga mengatakan bahwa minyak kelapa sawit bukan sesuatu yang membahayakan, hanya saja jumlah konsumsinya yang perlu dibatasi.

"Minyak kelapa sawit itu nggak jahat kok jika dikonsumsi dalam jumlah yang direkomendasikan, bahkan bisa jadi kebaikan. Seperti yang kita tahu, segala hal yang dikonsumsi berlebihan memang tidak baik, kan? Nah kuncinya mengetahui kadar yang pas bagi alam dan lingkungan itu seberapa" tutur Mulia Nurhasan.

Dengan kelangkaan minyak goreng kelapa sawit di berbagai wilayah Tanah Air, ini menjadi momen yang tepat untuk refleksi diri sekaligus mencari alternatif bahan konsumsi yang mudah didapatkan sekaligus menyehatkan bagi tubuh.

"Momen minyak goreng langka seperti saat ini ternyata menyadarkan kita bahwa betapa kita sekarang sangat bergantung terhadap minyak goreng jika dibandingkan 10 atau 20 tahun yang lalu. Memang menggoreng harus diakui menghemat waktu, mudah dan makanan murah jadi enak. Dengan menggoreng pun makanan bisa lebih awet lama. Apalagi waktu minyak goreng mudah dan berlimpah, rasanya semua digoreng aja biar enak dan praktis”, tutur Mulia yang juga merupakan Ibu bekerja. “Tapi penting bagi kesehatan kita dan kesehatan bumi untuk mengurangi kadar penggunaan minyak goreng dan mencari bahan pengganti untuk mengolah makanan dengan yang lebih sehat," jelas Mulia.

Mulia menambahkan bahwa produksi besar-besaran minyak kelapa sawit di Indonesia bukan berarti ketahanan pangan kita jadi turut aman. "Produksi minyak kelapa sawit berlimpah di negeri sendiri bukan berarti kita aman dari krisis minyak goreng dan boleh konsumsi banyak-banyak saat stok murah dan berlimpah. Kita perlu mindful terhadap apa yang kita makan, kenali asal usul makanan yang masuk ke tubuh kita, kenali jumlah minyak tambahan yang dibutuhkan tubuh kita dan konsumsi dalam jumlah yang dibutuhkan saja. Agar makanan yang kita konsumsi menjadi berkah sehat untuk tubuh dan alam," ujar Mulia menambahkan.

Terapkan Pola Hidup Sehat Dimulai dari Meja Makan

Minyak Kelapa Sawit

Hal senada di sampaikan dr. Alvi yang juga berpesan untuk terus menjaga kesehatan yang dimulai dari sepiring porsi makan. Menurutnya, makanan sehat bisa dilihat dari keberagaman menu serta kita mengetahui bagaimana prosesnya dalam sebuah sajian menu makan.

"Dalam sepiring nasi terdapat proses panjang sebelum makanan tersebut tersaji, sehingga penting untuk mengenali makanan apa saja yang masuk di dalam tubuh. Kemudian hargai makanan jangan sampai ada yang tersisa karena food waste juga akan berimbas negatif pada kehidupan manusia," tutup dr. Alvi.

Nah, sekarang sudah tahu kan fakta-fakta menarik tentang minyak kelapa sawit dan pentingnya menjaga kesehatan tubuh? Yuk mulai hidup sehat dengan menyikapi berbagai olahan makanan yang masuk di tubuh kita, Sahabat Dream!

* angka sementara dari publikasi Statistik Kelapa Sawit Indonesia 2020

Beri Komentar