Dream - Labaik Allahumma Labaaik, labaaik Laa Syarika Laka Labaaik Inal Hamda Wan Ni'mata Laka Wal Mulka La Syarikalah…
Kumandang talbiyah menggema seantero tanah haram Mekah. Mereka, ribuan manusia berbalut kain putih itu, bergerak bak ombak laut, dengan gerak melingkar membentuk pusaran.
Gerak itu terus bergulung, mengitari satu titik bangunan kubus hitam berusia ribuan tahun. Itulah bangunan suci, saksi sejarah para nabi, dan simbol keagungan sang maha pencipta: Ka'bah.
Raut kekhusyukan terpancar jelas dari wajah-wajahnya. Tak sedikit yang menitihkan air mata. Kerinduannya pada Tanah Suci telah terpenuhi. Sementara lainnya, larut dalam gemuruh lantunan doa-doa yang dipanjatkan.
Sungguh satu pemandangan menyentuh hati. Kaum muslimin yang datang dari beragam ras, suku dan bangsa, dalam kesempatan itu bisa bersama-sama menunaikan rukun Islam kelima. Mereka biasanya terpecah belah, bisa bersatu lewat sebuah kalimat talbiyah.
Inilah salah satu kenikmatan yang bisa dirasakan oleh mereka yang berhaji ke Tanah Suci. Sayangnya, tak semua muslim beruntung bisa menjejakkan kaki di bumi Umul Qura'.
Mahalnya biaya perjalanan dan masa antrean haji yang memakan waktu lama, itulah yang menjadi penyebab utama sulitnya kaum muslimin mewujudkan impian ke Tanah Suci. Terutama bagi para muslim di Indonesia.
Namun haji adalah soal 'panggilan'. Tak peduli seseorang mampu secara finansial atau tidak, jika Allah menghendaki ia berhaji, maka jalan apapun bisa membawanya sampai ke Tanah Suci.
Tak jarang, jalan yang mengantarkan mereka pun terkesan 'ajaib' di mata manusia. Tapi tentunya tidak ada yang mustahil bagi Allah. Man Jadda WaJada.
Kisah perjalanan haji dramatis dari beberapa orang ini menjadi buktinya. Panggilan Allah telah menggerakkan hati mereka, hingga berani menempuh cara tak lazim untuk menunaikan ibadah haji ke Mekah.
Tak seperti kebanyakan calon jamaah yang memilih perjalanan udara, beberapa orang ini justru memutuskan untuk pergi ke Tanah Suci dengan berjalan kaki.
Ribuan kilometer mereka tempuh hingga memakan waktu berbulan-bulan bahkan tahunan. Rasa lelah luar biasa mampu mereka taklukkan. Berbagai risiko di jalan pun rela mereka hadapi. Dan tak sedikitpun mengurangi keteguhan niat mereka untuk tunaikan haji.
Alhasil perjuangan tak biasa itu berbuah manis. Kaki-kaki letih mereka akhirnya berhasil menjejak di daratan tanah haram yang mulia. Lantas, siapa saja mereka dan bagaimana kisah selengkapnya? Mari simak ulasannya.
Dream - Senad Hadzic berangkat dari negaranya di Bosnia pada Desember 2011 dan tiba di Mekah pada tahun 2012. Sekitar 7 negara telah ia lewati, termasuk salah satunya Suriah yang kala itu dilanda perang.
Hadzic mengungkapkan rasa bahagianya setelah tiba di Mekah dan mengaku tidak merasa lelah dalam menempuh perjalanan yang jauh tersebut.
" Saya tiba di Mekah pada hari Sabtu. Saya tidak merasa lelah, ini hari terbaik dalam hidup saya," katanya.
Jika dihitung, Hadzic telah menyusuri perjalanan sepanjang 5.700 km selama 314 hari atau hampir setahun. Perjalanannya dimulai dari Bosnia kemudian menuju Serbia, Bulgaria, Turki, Suriah, Yordania, dan sampai ke Mekah.
Kegigihannya dalam melakukan perjalanan tersebut patut diacungi jempol karena selama perjalanan ia juga harus membawa tas ransel seberat 20 kg.
Hadzic pun sempat menuangkan kegembiraan lewat akun Facebooknya. Dalam salah satu foto yang diunggahnya, tampak dirinya tengah bersama dengan pejabat Kementerian Dalam Negeri Suriah.
Ia pun bercerita tentang pengalamannya melewati daerah Aleppo dan Damaskus, Suriah. Dimana dia harus melalui berbagai pemeriksaan yang dilakukan oleh lembaga pemerintah Suriah dan juga pasukan pemberontak. Hadzic bersyukur dirinya tidak ditahan oleh kedua kelompok tersebut dan tetap bisa melanjutkan perjalanan.
" Pada saat pengecekan yang dilakukan oleh tentara Bashar Assad, mereka memerintahkan saya untuk mengosongkan ransel. Namun ketika saya menunjukkan ayat Alquran yang menjelaskan melakukan ibadah haji dengan berjalan kaki, mereka membiarkan saya pergi," terang Hadzic.
Hadzic yakin bahwa melaksanakan ibadah haji dengan berjalan kaki akan memiliki lebih banyak keutamaan. Itulah yang kemudian menguatkan tekadnya. Ia juga melakukan ini untuk mewakili negara Bosnia, orangtua dan kakaknya.
Dalam Facebooknya, Hadzic juga berkisah bahwa dalam mimpinya Allah telah menunjukkan bagaimana ia harus berhaji dan melewati Suriah, bukan Irak.
Diakui Hadzic, salah satu tantangan terberat yang ia hadapi selama perjalanan adalah suhu ekstrem di berbagai negara. Contohnya seperti saat berada di Bulgaria yang suhunya mencapai minus 35 derajat celcius. Sementara di Yordania suhunya sangat panas, bahkan hingga 44 derajat celcius.
Kendala lain yang cukup mempersulitnya adalah soal administratif negara. Seperti saat ia harus mendapatkan izin untuk menyeberang jembatan Bosphorus dengan berjalan kaki hingga menunggu 2 bulan di Yordania demi mendapatkan visa masuk ke Arab Saudi.
Dream - Kisah perjalanan haji dramatis lainnya datang dari pria asal Kazakhstan bernama Dulat Imankazhy. Imankazhy memulai perjalanan hajinya dari Masjid Nur Astana.
Jarak 7 ribu mil atau lebih dari 11.000 km ia tempuh untuk sampai ke Mekah.
" Perjalanan saya menempuh jarak sekitar tujuh ribu mil dan sebagian besar melintasi negara-negara tropis," kata Imankazhy.
Pria berusia setengah abad ini merupakan ahli keuangan. Dia memang suka jalan kaki dan olahraga lari. Itulah yang kemudian menjadi bekalnya hingga berani mewujudkan mimpi berhaji lewat jalur darat.
" Saya berjalan melalui negara-negara seperti Azerbaijan, Kuwait, hingga mencapai Saudi Arabia. Allah memberi saya kekuatan untuk melewati jarak itu," tuturnya.
Dream - Perjalanan haji inspiratif lainnya ditempuh oleh seorang pemuda asal Pekalongan, Jawa Tengah bernama Muhammad Khamim Setiawan atau yang akrab disapa Gus Khamim.
Sosok Gus Khamim beberapa waktu belakangan cukup menjadi sorotan lantaran keberaniannya melakukan perjalanan haji dengan jalan kaki.
Menurut Muhammad Yunus di laman kitabisa.com, Gus Khamim memulai perjalanan ke Tanah Suci sejak 28 Agustus 2016 lalu.
Dari kisah yang dia ceritakan, Gus Khamim tak sekadar melakukan perjalanan ke Mekah. Dalam beberapa kesempatan, dia kerap berinteraksi dan berdialog dengan warga yang ditemui.
Misalnya, kisah saat dia memasuki Pemalang, Jawa Tengah. Di tengah perjalanan, dia bertemu seorang penambal ban. Mereka berbincang mengenai sholat.
Si tukang tambal ban itu, kata Gus Khamim, mengaku hanya sholat kalau ingat saja. Gus Khamim kemudian memberi tahu, " Anda itu ibarat orang yang tahu teknologi hanya punya sinyal tapi enggak punya hape. Semoga esok dapat sholat sesuai syariat," kata Gus Khamim.
Gus Khamim menempuh perjalanan panjang ke Mekah dengan niat mencari rida Allah SWT. Sebelum melakukan perjalanan ini, dia mempertimbangkan keputusannya selama tiga tahun, baik melalui sholat Istikharah maupun berdiskusi dengan ulama dari berbagai pondok pesantren.
Untuk persiapan fisik, dia melatih ketahanan tubuhnya dengan berpuasa sepanjang 10 hari. Dia pun hanya berbuka menggunakan air mentah. Latihan ini, kata dia, untuk menanggulangi keadaan berhadapan dengan kondisi ekstrem.
Selama perjalanan, Gus Khamim mengaku hanya berbekal jas hujan, jaket, tiga helai baju, tenda, GPS, dan telepon seluler. Dia mengaku tak membekali diri dengan uang tunai. Meski begitu, sepanjang perjalanan, ada saja bantuan yang dia terima.
Gus Khamim kerap memilh waktu keberangkatan pada malam hari. Siang hari, dia gunakan untuk istirahat atau mengurus administrasi yang diperlukan.
Ia pun lebih mengandalkan masjid dan musala sebagai tempatnya melepas lelah. Saat berada di rumah Allah itu, ia kerap mendapatkan petunjuk dan bantuan dari sesama muslim.
Dari Pekalongan hingga ke Mekah, dia memperkirakan akan menempuh 750 km perjalanan laut dan 12.724 km perjalanan darat.
Menurut kabar terakhir, saat ini Gus Khamim sudah sampai di perbatasan Dubai, Uni Emirat Arab. Di Dubai, ia berkesempatan bertemu dengan Kedubes Indonesia dan mendapat sambutan baik. Khamim pun tengah mengurus visanya agar bisa segera melintas ke tempat tujuan.
Khamim tak menargetkan sampai berapa lama dia bisa tiba di Mekah. Namun diperkirakan, impiannya menginjakkan kaki di tanah haram akan segera terwujud paling lambat saat musim haji tiga bulan mendatang.
(Berbagai sumber)
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Kata Ahli Gizi Soal Pentingnya Vitamin C untuk Tumbuh Kembang Anak