BKKBN: Perempuan dan Generasi Muda Investasi Masa Depan RI

Reporter : Ratih Wulan
Selasa, 22 November 2016 19:25
BKKBN: Perempuan dan Generasi Muda Investasi Masa Depan RI
Berbagai pihak mulai peduli terhadap kerentanan remaja perempuan, seperti sunat perempuan, pernikahan anak, pekerja anak dan perdagangan anak.

Dream - Badan Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (BKKBN) mulai melakukan investasi untuk pembangunan Indonesia hingga tahun 2025. Investasi itu dilakukan dengan menempatkan pemberdayaan perempuan sebagai perhatian utama.

Deputi Pengendalian Kependudukan BKKBN, Wendy Hartanto dalam Seminar Nasional Penguatan Kelembagaan Pengendalian Penduduk dan KB dalam Memantapkan Pembangunan Berkelanjutan dan Berketahanan Nasional mengatakan keberhasilan pembangunan kependudukan bergantung pada investasi Indonesia pada remaja perempuan dan generasi muda. 

“ Remaja perempuan dan generasi muda adalah aktor saat ini dan masa depan,” ungkap Wendi mengutip keterangan tertulis yang diperoleh Dream, Selasa, 22 November 2016. 

Menurut Wendi, keberhasilan pembangunan kependudukan tergantung pada bagaimana Indonesia bisa melibatkan generasi muda ini secara optimal untuk masa depan mereka, komunitas mereka dan bangsa.

Mengutip para pengamat kependudukan, perhatian seputar kesehatan, pendidikan dan pemberdayaan perempuan sudah semestinya masuk dalam prioritas pembangunan. Bahkan hal itu harus sudah dilakukan sejak remaja, agar mereka dapat berkontribusi lebih banyak terhadap pembangunan, ketahanan nasional dan masa bencana.

Dengan pelibatan sedari dini, diharapkan kerentanan terhadap remaja perempuan, seperti sunat perempuan, pernikahan anak, pekerja anak dan perdagangan anak dapat dihindari.

Kepala Perwakilan United Nations Population Fund (UNFPA) Dr. Annette Sachs Robertson menyatakan upaya pemberdayaan perempuaan erat kaitannnya dengan kemiskinan, lemahnya keterlibatan komunitas, penegakkan hukum dan ketidaksetaraan di komunitas yang berakar pada nilai-nilai sosio-budaya-religi yang bias.

“ Mereka memiliki harapan, ide dan cita-cita. Kita perlu bekerja secara aktif dengan mereka dan memberi mereka kesempatan untuk menyuarakan ide dan menyalurkan kemampuan bertindak mereka. Dengan dukungan kita, mereka dapat menjadi pemimpin yang menginspirasi, saat ini dan masa depan,”imbuh Annette.

Perempuan berpendidikan dianggap sebagai bentuk investasi untuk kesehatan, pendidikan dan pemberdayaan anak-anak mereka dan berkontribusi ke komunitas mereka.

Untuk diketahui, saat ini ada sekitar 66 juta orang muda, dari 255.4 juta total penduduk di tahun 2015. Jumlah ini diproyeksikan bertambah menjadi 69,4 juta penduduk di tahun 2025.

Upaya meyakinkan kebijakan yang berdasarkan hak asasi dengan investasi yang memadai untuk kelompok usia ini, perempuan dan laki-laki, adalah keputusan yang cerdas. Akses universal pendidikan, kesehatan, termasuk kesehatan reproduksi dan berbagai pemberdayaan life skills memiliki hasil investasi yang tinggi.

" Bila mereka sehat, berpendidikan dan berdaya, mereka mampu memperbaiki masa depan mereka, keluarga dan komunitas," ungkap Wendy. (Sah)

Beri Komentar