Ilustrasi (Foto: Shutterstock)
Dream - Untuk mendapatkan proporsi tubuh yang ideal, kamu harus melakukan latihan kardio dan juga beban. Namun berbeda bagi penderita diabetes. Mereka memang diharuskan untuk lebih aktif agar kondisi tubuhnya membaik tapi tidak dianjurkan melakukan latihan beban.
" Minimal setiap hari aktivitas aerobik 30 menit, per minggunya 150 menit. Jadi, paling nggak 5 hari olahraga dalam seminggu," tutur Ketut Suastika, ahli endokrin yang juga Ketua Umum Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (Perkeni).
Olahraga yang baik untuk penderita hanya aktivitas fisik santai dari jenis aerobik. Seperti jalan kaki, jogging, bersepeda maupun berenang.
" Kalau bukan aerobik itu jelek, akan memicu oksidatif stres dalam tubuh. Apalagi yang sudah komplikasi," katanya.
Ketut menyarankan untuk melakukan aktivitas fisik sederhana di rumah seperti jalan kaki dari rumah ke tujuan tertentu. Mengepel, menyapu atau menyuci pakaian juga dianjurkan, yang terpenting tubuh harus bergerak.
" Saat baru bangun kan ada aktivitas fisik. Misalnya pergi ke pasar yang biasanya naik motor, coba jalan kaki. Jadi, olahraga itu termasuk aktivitas fisik yang ada manfaatnya," ungkapnya.
Bagi penderita diabetes, latihan beban malah bisa meningkatkan risiko pecahnya pembuluh darah. Bagi kesehatan mata, ini bisa sangat berbahaya.
" Tidak dianjurkan fisiometrik seperti angkat beban yang besar karena dia akan mengejan. Kalau mengejan dan retinanya rapuh, bisa pecah dan buta mendadak. Jadi, tidak dianjurkan," ujarnya.
Dream - Mengatur kadar gula dalam darah bukanlah hal mudah. Terutama bagi mereka yang memiliki penyakit diabetes. Salah satu cara untuk mengontrolnya adalah dengan memperbaiki menu makanan.
Mengurangi asupan karbohidrat dan memperbanyak protein. Hal ini dimulai dari menu sarapan. Ada makanan kaya protein yang sangat dianjurkan bagi penderita diabetes sebagai menu sarapan.
Apa itu? Jawabannya adalah telur. Hal ini menurut penelitian yang dipublikasikan dalam Journal American of Clinical Nutrition. Diketahui, penderita diabetes yang makan telur saat sarapan bisa mengurangi level gula darahnya.
Mengonsumsi sarapan dengan karbohidrat rendah dan protein tinggi seperti telur atau selai kacang dapat membantu mengontrol level gula darah pada penderita diabetes tipe 2 yaitu Type 2 Diabetes (T2D).
" Sarapan dengan protein tinggi adalah cara sederhana untuk mencegah lonjakan besar kadar gula darah. Ini juga meningkatkan kontrol glikemik sepanjang hari, dan mungkin juga dapat mengurangi komplikasi diabetes lainnya," kata Jonathan Little, salah satu peneliti, seperti dikutip dari The Health Site.
Penelitian juga mengungkap sarapan tinggi protein akan mencegah naiknya gula darah setelah sarapan. Hal ini sangat berpengaruh untuk menurunkan paparan glukosa secara keseluruhan dan meningkatkan stabilitas glukosa dalam tubuh selama 24 jam ke depan.
Keinginan untuk makanan manis pun cenderung lebih rendah jika mengkonsumsi sarapan karbohidrat rendah. Pola sarapan tinggi protein ini juga bisa diterapkan pada mereka yang tak memiliki penyakit diabetes tapi ingin menjaga level gula darah.
Laporan Tri Yuniwati
Dream - Gula darah tinggi merupakan masalah kesehatan yang dapat menyebabkan berbagai gejala. Kondisi yang dalam istilah medis disebut hiperglikemia ini terjadi ketika kadar glukosa dalam darah meningkat.
Sebagian besar makanan yang kita konsumsi berdampak pada gula darah. Dikutip dari Self, pakar gizi, Moskovitz, R.D, mengatakan bahwa makanan tinggi karbohidrat dan gula yang rendah lemak dan serat, seperti makanan yang dipanggang, roti tepung putih, soda, dan permen, bisa memicu naiknya level gula darah.
Biasanya ketika makan sesuatu yang mengandung gula atau karbohidrat, pankreas akan membuat insulin, hormon yang dibutuhkan tubuh Anda untuk memproses glukosa. Setiap glukosa yang tersisa disimpan di hati untuk memastikan itu tidak berkeliaran di dalam darah.
Sistem ini bekerja sangat baik pada orang dewasa sehat yang tidak menderita diabetes. Namun, jika menderita diabetes, tubuh tak bisa memproduksi insulin dengan normal. Sehingga level kadar gula sangat tinggi dan menimbulkan sederet gejala.
1. Kelelahan
Merasa sangat lelah, lemah, atau letih adalah salah satu gejala meskipun tidak spesifik. Bisa juga merupakan tanda-tanda gula darah rendah. Tetapi jika rasa lelah tidak hilang dengan istirahat yang cukup sangat penting untuk memeriksanya.
2. Sakit kepala
Sakit kepala sangat umum terjadi, namun jika merasa sakit kepala kronis perlu didiskusikan dengan dokter. Bisa jadi level gula darah sedang naik dratis.
3. Penglihatan kabur
Jumlah glukosa yang berlebihan dalam darah dapat mempengaruhi retin, menyebabkan suatu kondisi yang disebut retinopati diabetik. Akibatnya, penglihatan kabur dan muncul bayangan bergerak atau floaters.
4. Sering buang air kecil
Glukosa juga dapat memengaruhi ginjal, yang bertanggung jawab untuk membuang kelebihan air dari darah untuk menghasilkan urine. Terlalu banyak glukosa dalam darah dapat merusak pembuluh darah di ginjal. Hal ini membuat proses penyaringan kurang efisien dan menyebabkan kencing lebih banyak.
5. Rasa haus meningkat
Efek dari terus-menerus buang air kecil adalah rasa haus yang meningkat. Terutama saat malam hari.
Advertisement
Begini Beratnya Latihan untuk Jadi Pemadam Kebakaran
Wanita Ini Dipenjara Gegara Pakai Sidik Jari Orang Meninggal Buat Perjanjian Utang
4 Glamping Super Cozy di Puncak Bogor, Instagramable Banget!
Menkeu Lapor Capaian Satu Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran, Tingkat Pengangguran Turun
Cerita Darsono Setia Rawat Istrinya yang Tak Bisa Kena Cahaya Selama 32 Tahun
Bahas Arah Kebijakan Ekonomi, Prabowo Adaptasi Ajaran Ayahnya
Hj.Erni Makmur Berdayakan Perempuan Kalimantan Timur Lewat PKK
Patrick Kluivert Tutup Kolom Komentar Akun Instagramnya Setelah `Dicerai` PSSI
Menkeu Bagikan Nomor WhatsApp `Lapor Pak Purbaya`, Warga Bisa Curhat Soal Pajak
6 Zodiak yang Lebih Rentan Gaslighting dan Digaslight: Hati-Hati Kalau Kamu Salah Satunya
Wanita Ini Dipenjara Gegara Pakai Sidik Jari Orang Meninggal Buat Perjanjian Utang