Shutterstock
Dream - Danone-AQUA menegaskan komitmennya untuk mendukung target pemerintah dalam mengatasi masalah sampah plastik di Indonesia. Salah satu caranya adalah dengan mengganti 50 persen kemasan plastiknya menggunakan bahan baku daur ulang.
“ Untuk mengurangi potensi timbulan sampah, kami juga menggunakan kemasan Galon Guna Ulang yang telah kami gunakan sejak tahun 1983 dengan terus menjaga kualitasnya,” jelas VP General Secretary Danone Indonesia, Vera Galuh Sugijanto dalam keterangan tertulisnya baru-baru ini.
Hasil studi LPEM FEB UI menunjukan Galon Guna Ulang AQUA telah berkontribusi dalam menekan potensi timbulan sampah hingga 770 ribu ton dan emisi karbon hingga 1,6 juta ton per tahun.
“ Melalui model bisnis galon botol guna ulang ini, saat ini 70% bisnis kami telah sepenuhnya sirkular sesuai dengan visi pemerintah dalam mengakselerasi implementasi ekonomi sirkular“ , tambah Vera.
Dalam upaya menjaga kelestarian lingkungan, Danone-AQUA mendukung target pemerintah dalam mengelola dan menekan jumlah sampah plastik yang berakhir dilautan melalui tiga fokus utama yaitu pengembangkan infrastruktur pengumpulan sampah, edukasi terhadap konsumen dan masyarakat, serta inovasi kemasan produk.
Berbagai program yang dilakukan Danone-AQUA adalah memperluas jaringan edukasi di sekolah-sekolah untuk mencapai lima juta anak dan lebih dari 100 juta konsumen hingga 2025. Menggunakan kemasan yang 100 persen dapat didaur ulang, dapat digunakan kembali ataupun dapat dikomposkan. Serta meningkatkan proporsi daur ulang hingga 50 persen untuk kemasan botol plastik kami.
“ Kami berkomitmen untuk mengumpulkan lebih banyak sampah plastik daripada yang kami gunakan pada tahun 2025," jelas Vera.
Pernyataan Vera tersebut disampaikan dalam rangkaian acara Road to G20: “ Beating Plastic Pollution from Source to Sea” yang diselenggarakan oleh Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi bersama dengan National Plastic Action Partnership (NPAP). Event ini menekankan pentingnya komitmen seluruh pihak di ekosistem pengelolaan sampah dalam mengakselerasi implementasi ekonomi sirkular.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengungkapkan sampah plastik masih menjadi tantangan besar bagi masyarakat Indonesia. Dari 68,5 juta ton limbah di Indonesia sebanyak 11,6 juta ton adalah sampah plastik.
Sampah plastik ini pun tidak hanya mencemari daratan namun juga lautan. Untuk itu, sejak tahun 2017 Pemerintah Indonesia telah menetapkan target untuk menekan sampah plastik dilautan berkurang hingga 70 persen di tahun 2025.
Kolaborasi dan peran serta semua pihak dalam mata rantai sampah sangat diperlukan untuk menyelesaikan masalah ini. Semakin banyak pihak yang terlibat membantu melakukan aksi nyata, akan semakin cepat solusi atas permasalahan lingkungan bisa dihadapi.
“ Model ekonomi sirkular merupakan strategi yang diharapkan dapat memberikan perubahan berarti dalam mengurangi sampah plastik, meningkatkan kualitas penanganan sampah dan daur ulang di Indonesia, hingga akhirnya mengurangi sampah plastik sampai di laut,” jelas Plt. Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil Kementerian Perindustrian, Ignatius Warsito.
Advertisement
Jadi Pahlawan Lingkungan Bersama Trash Hero Indonesia
10 Brand Kosmetik Paling Ramah Muslim di Dunia, Wardah Nomor Satu
KAJI, Komunitas Bagi Para Alumni Mahasiswa Indonesia di Jepang
4 Komunitas Seru di Depok, Membaca Hingga Pelestarian Budaya Lokal
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
Tampil Cantik di Dream Day Ramadan Fest Bersama Beauty Class VIVA Cosmetics
Potret Luna Maya dan Cinta Laura Jadi Artis Bollywood, Hits Banget!
Cara Cek Penerima Bansos BLT Oktober-November 2025 Rp900 Ribu
Diterpa Isu Cerai, Ini Perjalanan Cinta Raisa dan Hamish Daud
AMSI Ungkap Ancaman Besar Artificial Intelligence Pada Eksistensi Media