Ilustrasi
Dream – Mengonsumsi menu sarapan, makan siang dan makan malam, harapannya rasa lapar hilang dan tubuh berenergi. Pernahkah Sahabat Dream merasakan sebaliknya?
Justru mengantuk dan lemas setelah makan. Tentunya hal ini sangat menggangu. Terutama jika setelah makan kamu masih harus menjalani banyak aktivitas yang menguras energi.
Lalu apa sebabnya setelah makan kita malah merasa mengantuk dan tak bersemangat. Melissa Prest, seorang ahli diet di National Kidney Foundation memaparkan beberapa penyebab tubuh tak berenergi setelah makan.
" Makanan bisa menjadi baik jika dikonsumsi dengan benar, dan begitu juga sebaliknya," ujarnya dikutip dari Prevention.
Yuk cari tahu deretan pemicunya. Penting untuk menghindari hal berikut.
1. Makanan kaya lemak dan karbohidrat tinggi
Makanan yang enak memang sering kali mengandung lemak dan karbohidrat tinggi. Ini membuat kita memakannya dalam porsi yang berlebihan, lagi dan lagi.
“ Makanan seperti satu slice pizza tidak akan membuat megantuk, tapi jika dikonsumsi terlalu banyak akan membuatmu menjadi lelah setelahnya,” ujar Prest.
Untuk menghindarinya, usahakan untuk mengontrol asupanmu lebih baik lagi. Makan enak secukupnya dan jangan berlebihan, itu kuncinya.
“ Semakin banyak makanan yang kamu makan, maka energi yang dibutuhkan akan semakin banyak pula,” kata Prest.
Hal itu karena setelah makan tubuh akan mengeluarkan energi yang dapat menyebabkan kelelahan. Jadi cobalah untuk mengurangi porsi makanmu, agar rasa lelahmu mulai berkurang.
Satu cangkir kopi bisa membuatu lebih bersemangat untuk menjalani hari. Namun, jika kamu minum terlalu sering malah akan menjadi kecanduan. Efek 'semangat' dari kopi justru tidak akan bertahan. Usahakan untuk mengurangi konsumsi kafeinmu, agar kamu tidak cepat merasa lelah dan menghindari kecanduan.
Jika kamu sudah merasakan kelelahan dalam jangka waktu yang cukup lama, segera periksakan diri ke dokter. Bisa jadi ada masalah kesehatan serius yang butuh penanganan khusus.
Seperti sensitivitas insulin, atau sindrom postprandial idiopatik (IPS), yaitu gejala hipoglikemia (kadar gula darah rendah), dua hingga empat jam setelah makan.
Kondisi IPS kerap membuat merasa lelah, gemetar, berkeringat, dan mengalami jantung berdebar, pusing, atau bahkan serangan panik.
Laporan Delfina Rahmadhani
Dream – Donat bertabur gula dingin, boba dengan sirup manis, permen, cake dan berbagai santapan manis biasanya memiliki tampilan yang sangat menggoda. Dalam beberapa kondisi, kita sangat ingin menyantapnya padahal perut sudah kenyang.
Setelah menyantap, beberapa jam kemudian seperti muncul lagi keinginan untuk mencari camilan atau minuman manis. Bukan hanya soal kesukaan, saat muncul hasrat tinggi untuk mengonsumsi makanan atau minuman manis, juga dipengaruhi beberapa faktor.
Michael Crupain, MD, MPH, seorang dokter dan Mehmet Oz, MD, FACS, seorang ahli bedah jantung di Presbyterian Hospital/Columbia University Medical Center, memberi beberapa alasan mengapa seseorang mengidam gula setelah makan dan bagaimana cara mengatasinya.
1. Kebiasaan
Dilansir dari Real Simple, mengidam gula atau makanan manis merupakan sebuah kebiasaan. Dokter Cuprain mengatakan seseorang memiliki stimulus, perilaku, dan penghargaan.
“ Dalam kasus mengidam gula, stimulusnya berupa menyelesaikan makan malam. Perilakunya adalah makan permen dan hadiahnya adalah apa yang dirasakan,” kata dr. Cuprain.
Hormon tenang dilepaskan oleh tubuh setelah menikmati makanan manis favorit kita, ini disebut hormon dopamine. Sementara, hormon yang mengatur kadar gula darah disebut insulin.
Menurutnya, ketika seseorang mengonsumsi makanan manis, maka insulin di bagian primitif otak akan naik yang merupakan jalur penghargaan. Ini yang menyebabkan peningkatan pelepasan dopamine sehingga membuat seseorang merasa baik dan menjadikan makan manis sebuah kebiasaan. Akibatnya, orang tersebut akan belajar bahwa setiap kali makan yang mengandung gula maka ia akan merasa tenang.
Menurut dokter Mehmet Oz, alasan lain mendambakan gula mungkin ada hubungannya dengan ghrelin yang merupakan hormon rasa lapar. “ Tidak cukup makan atau tidak menjaga pola makan seimbang adalah beberapa alasan mengapa tubuh tidak melepaskan cukup ghrelin,” ujarnya.
Makan karbohidrat yang sehat dapat membantu gula darah tetap seimbang. Oz merekomendasikan untuk mengonsumsi protein dan makanan berserat tinggi dalam jumlah yang sehat. “ Karbohidrat yang sehat kebanyakan terdiri dari sayuran seperti asparagus, kacang hijau, jamur, bawang bombay, tomat, dan paprika,” ujarnya.
Jika Sahabat Dream pernah merasa perlu menikmati es krim setelah melewati hari yang berat, itu mungkin ada hubungannya dengan kadar serotonin. Serotonin membantu mengatur suasana hati, hingga sangat masuk akal jika tubuh menginginkannya saat cemas, stres, atau depresi.
“ Tingkat serotonin yang rendah diketahui menyebabkan seseorang mengidam gula,” kata dr. Oz.
Konsumsi makanan kaya gula memang meningkatkan mood dan mengurangi kecemasan. Menurutnya, tingkat kortisol yang naik saat stres dapat menyebabkan seseorang lapar dan mendorong keinginan untuk mengonsumsi gula. Untuk mengelola stres, dr. Oz menyarankan untuk berlatih yoga, meditasi, mendengarkan musik atau mencoba mempelajari teknik relaksasi lainnya.
Kapan terakhir kali Sahabat Dream tidur nyenyak? Jika sudah lama, itu bisa berkontribusi pada keinginan mengonsumsi gula. “ Kurang tidur berkaitan dengan makan berlebihan terutama konsumsi junk food berlebih,” ujar dr. Cuprain.
Ia menyarankan untuk tidur sekitar delapan jam setiap malam sehingga tubuh tidak terlalu menginginkan makanan manis. Agar bisa tidur nyenyak, pastikan tidak berolahraga dua hingga tiga jam sebelum tidur, hindari tidur siang lebih dari 20 menit, coba untuk bangun dan tidur pada waktu yang sama setiap hari, serta jangan gunakan telepon satu jam sebelum tidur.
Laporan: Elyzabeth Yulivia
Advertisement
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik