Pemotretan Maternity Bisa Dilakukan Secara Online. (Foto: Twitter @ahmadamirrudin)
Dream - Tidak dapat dipungkiri, lockdown atau Perintah Kawalan Pergerakan (PKP) di Malaysia sedikit banyak menyebabkan pekerjaan sehari-hari jadi terganggu.
Tetapi jika kreativitas muncul, tantangan apa pun yang dihadapi pasti ada solusi untuk menghadapi itu. Seperti yang dilakukan fotografer Malaysia Ahmad Amirrudin Ali Hasan ini.
Karena tidak bisa meninggalkan rumah untuk melakukan sesi syuting, Amirrudin tetap melanjutkan pemotretan dengan memodifikasi beberapa metode yang biasa dilakukan sebelumnya.
Amirrudin mengatakan bahwa dia bisa melakukan sesi pemotretan dengan kliennya secara online.
Menurut dia, klien memang sudah membuat janji akan melakukan pemotretan untuk maternity saat bulan puasa.
" Tetapi karena ada PKP, kami tidak dapat melanjutkan rencana tersebut. Dari situlah muncul ide untuk melakukan pemotretan secara online," kata pria yang sudah menggeluti dunia fotografi selama 8 tahun ini.
Awalnya klien Amirrudin merasa heran dengan ide tersebut. Namun mereka tetap memberikan kepercayaan kepadanya untuk melakukan tugas tersebut.
" Beruntung klien saya ini sudah lama kenal. Sejak bertunangan, menikah, hingga mengandung selalu menggunakan jasa saya untuk melakukan pemotretan," katanya.
Amirrudin kemudian menceritakan proses dia melakukan pemotretan secara online di tengah diberlakukannya lockdown.
Sabtu pekan lalu, dia melakukan pemotretan secara online hanya dengan menggunakan FaceTime.
Sesi pemotretan secara online menggunakan aplikasi kamera bawaan iPhone itu membutuhkan waktu satu jam.
Menurut Amirrudin, ini adalah pengalaman pertamanya melakukan sesi pemotretan secara online. Ada beberapa perbedaan dengan teknik yang biasa.
" Agak sulit karena saya tidak bersama mereka. Jadi sebelum syuting, saya harus tahu tempat apa yang ingin mereka gunakan dan pencahayaan mereka," kata Amirrudin.
Kalau bertatap muka, Amirrudin bisa tahu di mana mengatur kamera atau menunjukkan gaya yang tepat ketika mengambil gambarnya.
" Kadang-kadang klien tidak memiliki tripod untuk menstabilkan ponsel mereka, jadi saya harus menyarankan untuk menggunakan benda lain seperti vas bunga, meja, dan sebagainya," katanya.
Tantangan lainnya adalah dalam hal pengeditan. Gambar-gambar dari kamera berbeda dari ponsel. Jadi Amirrudin harus memastikan gambar itu 'hidup'.
" Selain itu warnanya juga penting untuk menjaga hasilnya tetap rapi," kata Amirrudin.
Amirrudin menambahkan bahwa klien juga perlu 'sedikit repot' ketika melakukan pemotretan secara online.
" Ada banyak hal yang harus dilakukan klien ketika mengambil foto secara online. Masing-masing berjauhan sehingga klien harus mengikuti instruksi fotografer untuk menghasilkan gambar berkualitas," katanya.
Menurut Amirrudin, dari segi kualitas gambar, tergantung pada ponsel klien itu sendiri. Semakin canggih ponsel, semakin bagus hasil fotonya.
Ketika ditanya tentang PKP, Amirrudin mengakui bahwa pembatasan sosial ini memang berpengaruh pada penghasilannya sebagai fotografer.
" Penghasilan saya sedikit terpengaruh selama PKP. Untungnya pelanggan hanya menunda pemotretan, jadi peluangnya tidak hilang," ujar Amirrudin.
Untuk sementara, Amirrudin belajar menjual foto kepada agensi-agensi seperti Photostock untuk mendapatkan penghasilan tambahan.
Sumber: mStar.com.my
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN