Nyamuk pembawa virus demam berdarah bisanya berkembang seiring datangnya musim hujanÂ
Nyamuk pembawa virus demam berdarah bisanya berkembang seiring datangnya musim hujan
Dream - Dokter spesialis anak, dr. Kanya Ayu Paramastri berpesan agar orangtua tak terkecoh dengan suhu badan anak yang turun saat terserang penyakit Demam Berdarah (DBD).
Umumnya gejala penyakit DBD diawali kondisi panas tinggi sekitar 3 hari lalu akan menurun setelahnya. Namun di waktu inilah titik kritis yang perlu dipantau.
Menurut dr Kanya, permasalahan yang harus diperhatikan kepada setiap pasien yang terserang penyakit DBD terletak pada gejala yang muncul
Setiap pasien yang terserang DBD kemungkinan akan menunjukkan gejala yang berbeda-beda.
ungkapnya.
Dokter spesialis anak di Rumah Sakit Hermina Jatinegara ini juga menjelaskan gejala penyakit dengue sama seperti infeksi virus pada umumnya.
Dengan gejala yang terbilang umum, lanjut dr Kanya, virus penyakit DBD akan menunjukan arah dari dampak serangannya. Virus tersebut bisa mudah memicu batuk pilek, diare, atau bahkan menjadi campak.
Jika sudah parah, virus ini berisiko mengakibatkan perdarahan, seperti munculnya bintik merah, gusi berdarah, serta mimisan.
“Pendarahan tersebut disebabkan kadar trombosit yang semakin melemah karena infeksi DBD,” tuturnya
Untuk mencegah diri sendiri atau orang di sekitar kita terserang DBD, upaya pencegahan pertama yang bisa dilakukan adalah dengan menghindari virus tersebut.
Selain giat melakukan kegiatan Menguras, Menutup, dan Mengubur (3M), upaya penanggulangan kasus DBD juga bisa dilakukan dengan gerakan 3M Plus.
Plus tersebut dilakukan dalam bentuk pemberian vaksin atau imunisasi DBD.
Menurut dr Kanya, vaksinasi DBD ini sangat dianjurkan dengan tingkat persentase keberhasilan sekitar 90 persen.
Bersama Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr Karen memberikan dukungan terhadap program vaksinasi yang sudah masuk dalam jadwal rekomendasi vaksinasi oleh IDAI tahun 2023.
Selain orang dewasa, vaksin DBD juga dianjurkan untuk diberikan kepada anak-anak.
Kategori anak yang bisa memperoleh vaksin DBD tersebut adalah mereka yang berusia minimal 6 tahun. Sementara orang dewasa maksimal berusia 18 tahun.
tutur dokter spesialis anak lulusan Universitas Indonesia tersebut.
Dr. Kanya menjelaskan, vaksinasi DBD hanya bisa diberikan ketika tubuh seseorang dalam kondisi baik.
Penerima vaksin juga tidak boleh memiliki riwayat penyakit akut yang bisa berisiko terkena efek dari vaksinasi tersebut.
Meski kalangan dokter meyakini vaksinasi ini tidak memberikan efek samping, penggunaan vaksin DBD saat ini masih dalam uji pengembangan lebih lanjut.
Dengan kondisi tersebut, masyarakat yang kondisi fisiknya kurang fit disarankan berkonsultasi dahulu dengan dokter atau petugas medis ketika ingin melakukan vaksinasi DBD.
Advertisement
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya