(Foto: Shutterstock)
Dream - Pernah merasakan kedutan atau kram otot? Atau rasa kesemutan dan panas pada lengan dan kaki yang berlangsung lama? Gejala-gejala yang selama ini kita anggap sepele ternyata harus diwaspadai jika berlangsung terus menerus.
Rasa nyeri berlebihan hingga menyebabkan kaki sulit digerakan, bisa menjadi salah satu penanda munculnya penyakit neuropati.
Gejala lain yang biasanya muncul bisa berupa mati rasa di bagian kaki dan lengan, sehingga tidak sadar menginjak benda tajam.
Menurut Ketua Umum PP PERDOSSI, Moh. Hasan Machfoed Sp.S(K), MS, Neuropati merupakan gangguan dan kerusakan saraf tepi yang disebabkan trauma pada saraf, efek samping dari suatu penyakit sitemik atau karena kekurangan vitamin B1, B6 dan B12.
Neuropati menyerang tanpa memandang usia sehingga anak-anak muda bsia mengalaminya. Gaya hidup yang tidak sehat dapat menjadi pemicunya.
Untuk itu, Hasan memberikan beberap tips pencegahan agar terhindar dari neouropati. Menurutnya, penyakit ini dapat dicegah dengan mengkonsumsi makanan bergizi dan vitamin neuropatik.
" Ditambah dengan melakukan senam kesehatan saraf neuromove secara rutin. Diimbangi dengan istirahat cukup, serta cek kesehatan saraf sejak dini," tutur Hasan dalam acara Fun Walk Melawan Neuropati yang di gelar Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Seluruh Indonesia (PERDOSSI) di pelataran Museum PETA Bogor, beberapa hari lalu.
Ditambahkan Sekretaris Direktorat Jendral Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI, Asijikin Iman Hidayat Dachlan, MHA bahwa, melawan neuropati bisa dilakukan dengan penerapan CERDIK. Yaitu cek kesehatan berkala, enyahkan asap rokok, rajin beraktivitas fisik, diet sehat dengan kalori seimbang, istirahat cukup dan kelola stress dengan baik.
Sementara itu, dalam data terbaru Studi Klinis NENOIN yang telah dipublikasikan Asian Journal of Medicial Sciences 2018 membuktikan, konsumsi kombinasi vitamin neurotropik dapat mengurangi gejala neuropati hingga 62,9 persen.
Obat ini terbukti secara klinis bahwa mengkonsumsi kombinasi vitamin neurotropik lebih baik daripada mengkonsumsi vitamin B tunggal.
" Dengan adanya hasil studi klinis ini, kami harap masyarakat dapat menjaga kesehatan sarafnya secara optimal dan memperbaiki kualitas hidupnya masing-masing dengan mengkonsumsi vitamin neurotropik," ungkap Anie Rachmayani, Associate Director Marketing PT Merck Tbk.
(Sah)
Advertisement
4 Komunitas Animasi di Indonesia, Berkarya Bareng Yuk!
Senayan Berbisik, Kursi Menteri Berayun: Menanti Keputusan Reshuffle yang Membentuk Arah Bangsa
Perusahaan di China Beri Bonus Pegawai yang Turun Berat Badan, Susut 0,5 Kg Dapat Rp1 Juta
Style Maskulin Lionel Messi Jinjing Tas Rp1 Miliar ke Kamp Latihan
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Selamatkan Kucing Uya Kuya Saat Aksi Penjarahan, Sherina Dipanggil Polisi
Rekam Jejak Profesional dan Birokrasi Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Pengganti Sri Mulyani Indrawati