Psikolog Lihat Gerak-Gerik Mencurigakan Jessica

Reporter : Muhammad Ilman Nafi'an
Senin, 15 Agustus 2016 14:20
Psikolog Lihat Gerak-Gerik Mencurigakan Jessica
"Ada apa, ini untuk menutupi apa? Ada gerakan-gerakan yang mencurigakan," kata saksi yang merupakan ahli psikolog.

Dream - Ahli Psikologi Antonia Ratih Anjayani membeberkan adanya gerak-gerik mencurigakan yang dilakukan Jessica saat menaruh dan menyusun tiga paper bag di meja nomor 54 Kafe Olivier.

Ratih menyebutkan ada indikasi meletakkan sesuatu di balik paper bag. Ini karena ada gerakan mencurigakan yang terekam CCTV.

" Jadi di situkan ada gelas-gelas minuman, ada apa, ini untuk menutupi apa? Ada gerakan-gerakan yang mencurigakan, setelah tenang, paper bag itu dirapikan, oh ada yang terjadi ya," kata Ratih dalam persidangan di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat, Senin, 15 Agustus 2016.

Selain itu, Ratih mengatakan ada gerakan tangan Jessica di balik paper bag yang disimpannya di atas meja. Kemudian Jessica pun paling berpotensi melakukan sesuatu terhadap minuman kopi Vietnam karena minuman itu berada di hadapan Jessica seorang diri lebih dari 50 menit.

" Kondisi di mana terdakwa paling potensial untuk melakukan manipulasi, berpotensi manipulasi terhadap apapun yang ada di belakang paper bag tersebut," ucap dia.

Namun, dia berujar kalau tidak bisa membuat kesimpulan apakah Jessica yang menaruh racun sianida di kopi Mirna.

1 dari 1 halaman

Saksi Ahli Psikologi Sebut Jessica Tidak Trauma

Saksi Ahli Psikologi Sebut Jessica Tidak Trauma © Dream

Dream - Saksi Ahli Psikologi Antonio Ratih Anjayani memberi keterangan dalam sidang lanjutan kasus pengungkapan kopi bersianida. Dihadapan majelis hakim, Ratih mengatakan Jessica sama sekali tidak terlihat mengalami trauma.

Dalam sifat normal, seseorang yang menghadapi orang meninggal akan mengalami trauma, meskipun orang tersebut tidak dikenalnya. Bahkan, seorang yang berprofesi sebagai dokter pun, kata Ratih, akan mengalami trauma ketika menghadapi pasien meninggal.

" Tampilan dari perilaku yang dimunculkan tetap bisa dilihat kesedihan kehilangan, masalah-masalah trauma, bahkan dokter pun mengalami trauma. Ini yang saya tidak saya lihat pasca (kematian) Wayan Mirna dari Jessica," kata Ratih dalam persidangan di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat, Senin, 15 Agustus 2016.

Ratih mengatakan respon sikap Jessica yang berubah ketika ia melakukan wawancara. Jessica mulanya bersikap terbuka, namun ketika melakukan wawancara tiba-tiba menjadi tertutup.

" Ekspresi yg ditampilkan berubah 180 derajat, yang tadinya kooperatif berubah dingin, jadi ketus. Dia tadinya terbuka lalu berubah tertutup," ucap dia.

Dari hasil wawancaranya dengan terdakwa selama hampir enam jam, Ratih menyimpulkan, Jessica memiliki potensi untuk memanipulasi kopi Mirna yang lebih dari 50 menit berada di depannya.

" Berdasarkan analisa, kesimpulan berdasarkan keterangan, momen Jessica sangat berpotensi memanipulasi gelas yang diminum Mirna pada pukul 16.55 WIB," ucap dia.

Beri Komentar