Dream - Polisi di Florida dihebohkan dengan laporan seekor buaya membawa mayat dalam mulutnya.
Juru bicara polisi Lakeland, Gary Gross, mengatakan polisi merespons Lake Hunter pada Selasa sore pekan lalu, menyusul laporan tentang buaya dengan sosok mayat dalam mulutnya.
Polisi berhasil mengambil mayat tersebut, dan Gross mengatakan pihaknya memanggil ahli buaya untuk menangkap reptil sepanjang 8 kaki atau 2,4 meter tersebut.
Gross mengatakan mayat yang ada di mulut buaya itu terlihat seperti laki-laki dewasa, namun polisi tidak yakin.
Tidak diketahui bagaimana mayat tersebut bisa berada di dalam mulut buaya. Apakah buaya tersebut telah membunuhnya atau hanya menemukan mayat tersebut di sebuah tempat.
Menurut Gross, petugas medis akan menyelidik penyebab kematian mayat di dalam mulut buaya tersebut.
Pekan lalu, dua nelayan menemukan buaya memakan sosok mayat di sebuah kanal di South Florida.
(Sumber: Emirates 24/7)
Dream - Peristiwa mengerikan terjadi pada Jumat pagi. Saat pintu sebuah rumah di Florida Amerika Serikat, diketuk-ketuk pada pagi hari.
Sang empunya rumah jelas saja penasaran. Menerka siapa gerangan yang bertamu sepagi itu. Dengan rasa ingin tahu bercampur malas, pintu itu dibuka oleh sang empunya rumah.
Tapi betapa terkejutnya pemilik rumah itu. Mata yang masih ciut karena mengantuk mendadak terbelalak. Setelah daun pintu terbuka, ternyata tamu tak diundang itu adalah buaya raksasa.
Ya, reptil sepanjang 1,5 meter itu berada di mulut pintu. Sebelumnya bahkan berdiri di pintu tersebut. Jelas saja sang empunya rumah takut.
Beruntung, petugas yang mengurusi satwa liar segera menangkap buaya tersebut. Sehingga tidak membahayakan warga.
" Saya tidak pernah mengalami kejadian seperti ini," kata pemilik rumah, Dyaniqua Lilie. Dan inilah video rekaman buaya itu:
Dream - Sejak bulan lalu, warga di Kampung Cempaka, Kuantan, Pahang, Malaysia, digegerkan oleh kemunculan buaya. Yang unik, buaya tersebut hanya akan muncul jika dipanggil dengan nama “ Awang”.
“ Kalau ada yang berteriak nama Awang, dia baru mau muncul,” kata penduduk Kampung Cempaka, Mohd. Zaki Taufik, penduduk Kampung Cempaka, sebagaimana dikutip Dream darimynewshub.cc, Jumat 29 Januari 2016.
“ Tapi kalau dipanggil dengan nama lain, buaya itu tak mau ke permukaan,” tambah pria berusia 31 tahun tersebut.
Penduduk setempat menyebut buaya itu berwarna kuning kecokelatan. Sehingga sebagian juga menyebutnya sebagai buaya tembaga. Buaya ini diduga terdampar di parit kampung tersebut akibat meluapnya Sungai Kuala Baru ketika terjadi banjir tahun lalu.
Zaki menambahkan, setelah kemunculan Awang, banyak warga datang ke parit itu setiap pagi dan petang. Mereka semata-mata ingin melihat buaya itu muncul dan memberinya makanan.
“ Buaya ini tidak mengancam penduduk di sini. Sebaliknya keberadaan Awang membuat desa kami terkenal karena banyak orang dari luar datang untuk melihatnya,” katanya.
Sementara itu, kepala desa Kampung Cempaka, Mat Lazim Kadir, mengatakan, sejak daulu, daerah kampung itu sering menjadi tempat 'persinggahan' buaya yang terdampar akibat hanyut oleh air pasang sungai dan laut.
Menurutnya, buaya-buaya tersebut kembali ke habitat aslinya ketika terjadi air pasang yang berikutnya.
“ Kemunculan buaya di sini sebenarnya sudah lama terjadi. Tapi karena media sosial, baru kali ini menjadi buah mulut orang sampai tersebar luas,” ujar Kadir.
“ Ada yang bilang ada tiga ekor buaya tembaga di dalam parit ini, tapi saya hanya pernah melihat dua karena mereka tidak muncul secara serentak,” tambah Kadir.
Namun, menurut Kadir, reptil sepanjang hampir dua meter itu tidak berbahaya bagi penduduk, karena sudah jinak dan mengenal penduduk sekitar.
“ Parit yang dalam dengan jumlah ikan yang banyak menyebabkan buaya nyaman berada di dalam parit itu. Reptil itu hanya akan meninggalkan parit tersebut ketika terjadi banjir besar dan air pasang besar lagi,” tutur dia.
Selain itu, tambah Kadir, karena sering diberi makanan, buaya itu tampaknya tidak takut manusia dan akan muncul meskipun dikerumuni orang banyak yang menunggu untuk melihatnya.
Sekretaris Kampung Cempaka, Mohd. Azri Abdul Rahman, berharap pemerintah memasang papan tanda peringatan agar warga lebih berhati-hati.
Sementara itu, Departemen Perlindungan Satwa Negeri Pahang akan melakukan operasi penangkapan buaya tembaga itu. Salah satu caranya dengan menggantung ayam di permukaan parit.
“ Sebelum ini tali yang digunakan untuk menjerat moncong buaya yang diapung menggunakan pelampung tidak berhasil karena arus air yang deras,” tutur Datuk Khairiah Mohd. Shariff, Direktur Departemen Perlindungan Satwa.
“ Kami menyarankan warga agar tidak mendekati daerah itu untuk menghindari kejadian tidak diinginkan. Jika perlu kami harus bertindak tegas dengan membatasi warga dari mendekati tebing parit itu,” tambah dia.
Menurutnya, parit tersebut bukan tempat tinggal reptil seperti itu dan dikhawatirkan buaya tersebut akan menjadi buas ketika lapar dan terancam.
“ Hanya sungai saja menjadi habitat alami buaya,” kata Khairiah Shariff. (Ism)
Advertisement
Style Maskulin Lionel Messi Jinjing Tas Rp1 Miliar ke Kamp Latihan
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Ditagih Janji Rp200 Juta oleh Ibu Paruh Baya, Ivan Gunawan: 'Mohon Jangan Berharap Bantuan Saya'
Bukan Hanya Terkenal, Ellips Buktikan Diri Paling Dicintai Konsumen Lewat Penghargaan YouGov