Batik Air Tergelincir di Bandara Adi Sutjipto Yogyakarta

Reporter : Ahmad Baiquni
Jumat, 6 November 2015 16:55
Batik Air Tergelincir di Bandara Adi Sutjipto Yogyakarta
Roda depan pesawat tergelincir keluar runway sementara roda belakang masih berada di atas runway.

Dream - Pesawat milik maskapai Batik Air nomor penerbangan BTK6380 rute Cengkareng-Yogyakarta tergelincir saat mendarat di Bandara Adi Sutjipto Yogyakarta. Insiden ini terjadi sekitar pukul 15.30 WIB.

Seorang saksi mata, Nunung Nurdiyanto mengatakan landasan pendaratan tengah dalam keadaan licin. Hujan deras tengah mengguyur kawasan Yogyakarta dan sekitarnya sore ini.

" Alhamdulillah, semua selamat," kata Nunung melalui aplikasi Whatsapp, Jumat, 6 November 2015.

Public Relations Manager Lion Air Group Andy M Saladin membenarkan insiden ini. Dia mengatakan, pesawat dengan registrasi PK LBO jenis Boeing 737-800NG ini, dipiloti oleh Kapten Oscar Mirza berikut Co Pilot Dana Aviantara, beserta 5 awak cabin dengan membawa sebanyak 161 penumpangan terdiri dari 158 dewasa, 2 anak anak dan 1 bayi.

" Penumpang tidak ada yang cedera dan sudah dievakuasi ke terminal bandara dan sebagian besar penumpang sudah meninggalkan bandara," kata Andy melalui keterangan tertulis.

" Posisi pesawat ban depan yang keluar dari runway dan ban belakang pesawat masih berada di atas runway," lanjut dia.

Lebih lanjut, Andy menerangkan saat ini pesawat tengah dalam proses evakuasi oleh TNI AU bersama pihak pengelola bandara. (Ism) 

1 dari 3 halaman

Detik-detik Mengerikan Sebelum Pesawat Rusia Jatuh

Detik-detik Mengerikan Sebelum Pesawat Rusia Jatuh © Dream

Dream - Pesawat Metrojet milik maskapai Kogalymavia diduga naik dan turun secara tiba-tiba. Pesawat itu diyakini meledak pada ketinggian 31 ribu kaki sebelum jatuh di Sinai, Mesir bagian utara.

Dikutip Dream dari laman Daily Mail, Selasa 3 November 2015, pesawat itu secara tiba-tiba naik dua kali, hampir 3.000 kaki hanya dalam tiga detik. Pesawat itu kemudian turun 3.000 kaki, sebelum akhirnya menghilang dari radar.

Dan akhirnya pesawat Airbus A321 tersebut jatuh, hancur berkeping-keping di Semenanjung Sinai. Sebanyak 224 penumpang dan seluruh kru tewas. Para penumpang masih terikat sabuk pengaman di kursi mereka. Sementara, bada bagian ekor yang terpisah dari badan pesawat terlihat lubang seperti bekas ledakan.

Pejabat Amerika Serikat mengklaim satelit infra merah milik negeri Paman Sam itu mendeteksi titik panas pada rute yang dilalui oleh pesawat nahas itu. Kilatan panas itu terdeteksi beberapa detik sebelum pesawat itu jatuh dari langit.

Data satelit tersebut menunjukkan titik panas itu tidak berjalan, seperti misalnya ada rudal yang diluncurkan menuju jet itu. Sebaliknya, bukti satelit tersebut menggambarkan hanya ada ledakan tunggal pada jalur yang dilewati pesawat ini.

Klaim ini memunculkan spekulasi adanya ledakan dari dalam pesawat yang jatuh pada Sabtu pekan lalu itu. Sehingga, muncul dugaan kemungkinan adanya bom pada pesawat atau ledakan dari tanki bahan bakar atau mesin yang disebabkan oleh kegagalan teknis.

Seorang pejabat AS menekankan bahwa data infra-merah menunjukkan spekulasi tentang kemungkinan adanya rudal yang ditembakkan ke pesawat ini sudah tidak relevan.

Meski demikian, Wakil Direktur Umum Maskapai Kogalymavia, Alexander Smirnov, kecelakaan ini tak mungkin akibat kesalahan pilot maupun kesalatan teknis. Pesawat itu, kata dia, jatuh karena efek dari luar. ”Satu-satunya penjelasan yang mungkin bisa menjadi dampak dari luar pesawat.”

Tapi Smirnov menolak menyebut penyebab dari luar itu. Yang jelas dia menyebut bahwa pesawat yang jatuh setelah 23 menit lepas landas dari kawasan wisata Laut Merah itu sangat canggih, tak mungkin jatuh karena kesalahan pilot, sebab sistim otomatis akan mengoreksi jika ada kesalahan dari kru.

Keyakinan Smirnov itu juga didasarkan pada tak adanya tanda darurat yang dikeluarkan kapten pesawat. Sang kapten, kata dia, tak melakukan komunikasi dengan petugas air traffic control untuk memberi tahu adanya kondisi bahaya. Keterangan ini bertolak belakang dengan pernyataan pejabat Mesir yang menyatakan pilot pesawat minta pendaratan darurat karena masalah teknis. 

2 dari 3 halaman

Detik-detik Pesawat Hercules Jatuh di Pemukiman Warga

Detik-detik Pesawat Hercules Jatuh di Pemukiman Warga © Dream

Dream - Pesawat angkut TNI AU Hercules C-130 jatuh tidak lama setelah lepas landas dari Lanud Suwondo Medan, Selasa siang 30 Juni 2015. Pesawat yang mengangkut 101 penumpang dan 12 kru itu menghantam permukiman penduduk.

Mengutip laporan BBC Indonesia, Rabu 1 Juli 2015, sejumlah saksi mata yang tidak jauh dari lokasi kejadian menceritakan detik-detik pesawat Hercules Jatuh.

" Ini pas puasa, saya lagi di depan televisi, memang udara panas waktu itu. Saya mendengar suara pesawat di atas. Kita pikir pasti bawa bantuan logistik untuk Sinabung. Terus tiba-tiba mati lampu, televisi mati. Terdengar ada ledakan seperti ledakan trafo listrik. Saya dan anak jadi penasaran lihat ke luar," kata Ina Purba, 47 tahun.

Rumah Ina berjarak sekitar satu kilometer dari tempat kejadian. Begitu sampai ke lokasi, sudah ramai dengan kerumunan orang. " Sudah tidak ada api tapi masih ada asap tebal, polisi sudah bilang jangan mendekat" .

Kesaksian lain datang dari, Adhe Putri Laviningsih, 22 tahun. Waktu kejadian ia tengah di rumah, yang jaraknya sekitar 3-5 kilometer dari lokasi. 

" Tidak dengar apa-apa waktu itu, tetapi setelah kejadian saya ke sana. Jalan sudah ditutup sehingga orang-orang yang penasaran harus jalan kaki ke tempat itu. Saya melihat ada tiga rumah dan setengah ruko hancur," ujarnya.

Menurut saksi lain, Alexander Firdaust Meliala, wartawan lokal Sora Sirulo, di dekat lokasi kejadian ada sebuah tempat spa tradisional Karo yang bangunannya rusak paling parah. Diduga ada banyak karyawan di sana yang menjadi korban.

Alexander berada di lokasi hingga proses evakuasi berlangsung. Video pasca kecelakaan pesawat dia unggah di YouTube.

3 dari 3 halaman

Malaysia Airlines MH370 Ditemukan?

Malaysia Airlines MH370 Ditemukan? © Dream

Dream - Seorang ahli teknologi penerbangan mungkin telah mendeteksi puing-puing pesawat Malaysia Airlines MH370 yang hilang pada Maret 2014 lalu.  Namun dia mengatakan butuh 1,3 juta pound sterling (Rp 25 miliar) untuk menemukannya.

Andre Milne, yang secara sukarela menyelidiki hilangnya MH370, telah mengidentifikasi reruntuhan pesawat di laut antara Malaysia dan India.

Dia yakin bahwa reruntuhan di Teluk Benggala itu harus diselidiki.

Milne, yang bekerja dalam bidang teknologi penerbangan militer, berharap untuk mendapatkan dana melalui proyek crowdfunding dengan meminta pendukungnya menyumbang 6,70 poundsterling.

Di situs proyek crowdfunding yang dibuatnya, Milne mengatakan dia butuh bantuan untuk memastikan adanya reruntuhan yang diyakininya adalah MH370.

" Hilangnya MH370 telah menyentuh setiap orang yang mendengarnya. Kecelakaan tersebut menyentuh kita dengan cara berbeda," kata Milne dikutip Dream dari laman Mirror.co.uk, Sabtu 24 April 2015.

Raibnya MH370 telah mengundang banyak perhatian dan kebingungan dari para ahli penerbangan dunia. Mereka saling mengungkapkan berbagai teori mulai dari penculikan alien hingga pembajakan oleh Rusia.

Malaysia telah secara resmi menyatakan hilangnya MH370 sebagai sebuah kecelakaan dan mengatakan bahwa semua penumpang, termasuk kru, yang berjumlah 239 dinyatakan meninggal.

" Peristiwa itu telah menyentuh saya hingga ke level yang bisa dianggap sebagai kejahatan kemanusiaan atas hilangnya orang-orang secara paksa yang berada di dalam pesawat."

" Jika Anda ingin melihat apakah puing-puing pesawat MH370 berada di situs ini, silakan berpartisipasi dalam proyek ini," tulis Milne.

Beri Komentar