Ilustrasi (Foto: Shutterstocks)
Dream - Mantan staf Cambridge Analytica, Chris Wylie, mengatakan, perusahaan tempatnya bekerja telah menyusupi sebanyak 50 juta akun Facebook untuk memengaruhi opini politik di Amerika Serikat dan Inggris.
Menurut Wylie, Cambridge Analytica mengakses informasi pribadi pengguna Facebook, termasuk percakapan pribadi, unggahan status, dan penggunaan `likes`.
Menurut Anadolu Agency, Facebook membantah klaim yang diajukan Wylie. Mereka juga membantah akses Cambridge Analytica telah ditutup dari akses Facebook.
" Klaim kebocoran data ini sangat palsu. Pengguna secara sukarela memberikan informasi pribadi, tidak ada penyusupan, dan tidak ada pencurian atau peretasan terhadap kata kunci atau informasi sensitif," kata Facebook lewat pernyataan mereka.
" Kami menutup akses Facebook untuk perusahaan Strategic Communication Laboratories (SCL), termasuk perusahaan analisis data politik mereka, Cambridge Analytica," tambah mereka.
Cambridge Analytica juga menolak klaim bahwa telah menarik data pribadi pengguna dari Facebook. Mereka mengatakan tindakan yang mereka lakukan sesuai dengan standar dan kebijakan Facebook.
" Divisi komersial dan politik Cambridge Analytica menggunakan platform-platform media sosial untuk kegiatan pemasaran dan memberikan konten kreatif kepada pemirsa. Kami tidak menggunakan atau menyimpan data dari profil-profil Facebok," jelas mereka.
Tetapi, klaim bantahan itu tak diterima begitu saja oleh pemerintah Inggris. Kepala Komite Digital, Budaya, Media, dan Olahraga Inggris Damien Collins meminta pendiri Facebook, Mark Zuckerberg menghadap dewan tersebut.
" Saya akan menyurati Mark Zuckerberg meminta agar dia, atau seorang eksekutif senior dari perusahaannya, datang untuk menjelaskan bukti di hadapan komite ini terkait investigasi kami," kata Collins.
" Kami tidak bisa menerima tindakan mereka yang mengirim saksi-saksi yang menghindari menjawab pertanyaan-pertanyaan sulit dengan mengatakan tidak tahu jawabannya. Langkah itu menipu kami karena menampilkan kebijakan Facebook secara positif," lanjut Collins.
Dari pemantauan Dream, akun Facebook milik Wylie telah dikunci oleh perusahaan yang berpusat di Menlo Park, California, Amerika Serikat.
" Dikunci oleh @Facebook. Karena menjadi whistle blower. Pada sesuatu yang mereka tutupi selama dua tahun," tulis Wylie, di akun Twitter-nya, @chrisinsilico.
Suspended by @facebook. For blowing the whistle. On something they have known privately for 2 years. pic.twitter.com/iSu6VwqUdG
— Christopher Wylie (@chrisinsilico)March 18, 2018
Mantan staf agen rahasia Amerika Serikat, Edward Snowden, juga berkomentar atas kasus kebocoran data pengguna Facebook.
Snowden bahkan menuduh Facebook sengaja menghasilkan uang dengan mengeksploitasi dan menjual data pribadi jutaan orang. " Mereka bukan korban. Melainkan kaki tangan," ucap Snowden.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN