Gambaran Saat-saat Terakhir Pesawat AirAsia Jatuh

Reporter : Sandy Mahaputra
Kamis, 22 Januari 2015 14:16
Gambaran Saat-saat Terakhir Pesawat AirAsia Jatuh
KNKT mencoba untuk mereka ulang kejadian terakhir sebelum pesawat jenis Airbus itu jatuh ke Laut Jawa.

Dream - Setelah 40 menit meninggalkan Bandara Juanda di Surabaya untuk menuju Singapura, pesawat AirAsia QZ8501 yang mengangkut 155 penumpang dan 7 kru itu hilang kontak pada 28 Desember 2014.

Dengan ditemukannya kotak hitam QZ8501 pada 12 dan 13 Januari lalu, penyidik di Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mencoba untuk mereka ulang kejadian terakhir sebelum pesawat jenis Airbus A320-200 itu jatuh ke Laut Jawa.

KNKT mungkin akan merilis temuan awal tentang kecelakaan QZ8501 pada 28 Januari. Tapi laporan awal secara penuh tidak akan dipublikasikan. Cek halaman berikut!

(Sumber: straitstimes.com)

1 dari 6 halaman

Minta Izin Naik

Minta Izin Naik © Dream

Dream - AirAsia QZ8501 lepas landas dari Bandara Internasional Juanda Surabaya pada Minggu, 28 Desember 2014 pukul 5.35 pagi dengan 155 penumpang dan 7 kru.

Pukul 6.12, pilot meminta izin naik dari 32.000 kaki ke 38.000 kaki untuk menghindari badai awan di depannya.

2 dari 6 halaman

Cuaca Buruk dan Lalu Lintas Sibuk

Cuaca Buruk dan Lalu Lintas Sibuk © Dream

Dream - Pesawat kemudian masuk ke Daerah Konvergensi Antar-Tropis, yaitu sebuah area awan di sekitar garis katulistiwa yang mampu membentuk badai petir.

Pilot tidak diberi izin naik karena lalu lintas udara disekitarnya sedang sibuk. Ada sekitar tujuh pesawat lain. Mereka termasuk dua penerbangan AirAsia lainnya, tiga pesawat Lion Air, sebuah pesawat Emirates dan sebuah pesawat Garuda.

Menurut laporan, pada kecepatan 353 knots, QZ8501 terbang lebih pelan dari pesawat-pesawat di sekitarnya.

3 dari 6 halaman

Naik Dengan Cepat dan Misteri 'Teriakan'

Naik Dengan Cepat dan Misteri 'Teriakan' © Dream

Dream - Dua menit kemudian, Jakarta merespon QZ8501 dengan memintanya untuk belok ke kiri sejauh 7 mil dan naik ke ketinggian 34.000 kaki. Namun tidak ada jawaban dari pilot.

Saat terakhir itulah, diduga QZ8501 naik ke atas dengan kecepatan 6.000 kaki per menit, sebelum akhirnya stall. Kecepatan QZ8501 tersebut dua atau tiga kali dari kecepatan naik normal pesawat komersial.

Dalam dunia kedirgantaraan, stall adalah kondisi di mana mesin pesawat tetap bisa berjalan tapi tidak ada cukup udara yang masuk ke sayap untuk mengangkat pesawat. Hal ini bisa terjadi jika hidung pesawat terlalu lama menghadap ke atas. Ini membuat pesawat jatuh.

Disebutkan pula pesawat yang stall bisa diindikasikan dari bunyi alarm saat pesawat menukik ke bawah. Pilot kemungkinan sibuk mengatasi masalah tersebut, tapi suara mereka kalah oleh bunyi alarm yang meraung-raung.

4 dari 6 halaman

Penyebabnya Mungkin Cuaca dan Faktor Manusia

Penyebabnya Mungkin Cuaca dan Faktor Manusia © Dream

Dream - Naiknya pesawat secara tajam berarti ada angin kencang dan cuaca yang memengaruhinya, kata para ahli penerbangan.

Jika pesawat terdorong terus ke atas, pilot mungkin tidak menyadari pesawat naik dengan kecepatan tinggi, kata analis penerbangan CNN, Mary Schiavo.

Dari rekaman suara kotak hitam terdengar 'suara mesin dan suara alarm peringatan', kata KNKT.

" Alarm peringatan berbunyi, sementara pilot dan co-pilot sedang sibuk untuk mengendalikan situasi," kata seorang penyidik di KNKT sambil menambahkan alarm tersebut kemudian mati untuk beberapa saat.

5 dari 6 halaman

Kristal Es Bukan Penyebab Kecelakaan

Kristal Es Bukan Penyebab Kecelakaan © Dream

Dream - Kepala KNKT, Tatang Kurniadi mengatakan meski pesawat mendaki awan dengan cepat, tapi kecelakaan bukan karena mesin kemasukan es atau biasa disebut icing.

Sebelumnya, banyak yang menduga mesin AirAsia QZ8501 kemasukan partikel es yang banyak terdapat di awan yang menyebabkan pesawat tersebut mengalami stall. " Tidak sama dengan Air France 447. Tidak ada indikasi icing," kata Tatang.

6 dari 6 halaman

Terorisme Juga Tidak Mungkin

Terorisme Juga Tidak Mungkin © Dream

Dream - Terorisme adalah sangat tidak mungkin karena tidak ada ledakan, ancaman atau ledakan keras terekam pada perekam suara kokpit.

Pesawat itu terdeteksi oleh radar ATC selama tiga menit sebelum menghilang di 06:18. Tidak ada sinyal marabahaya yang dipancarkan.

Penyidik di KNKT kini fokus pada kemungkinan human error atau kesalahan manusia dan kerusakan mesin.

Beri Komentar