Polisi Yang Meninggal Dunia Saat Bertugas Mengamankan Mudik 2017 (Foto: Facebook/Divisi Humas Polri)
Dream - Berita duka menghampiri Polresta Depok. Rabu, 21 Juni 2017, salah satu anggotanya yang bertugas di patroli Polsek Buah Batu, Bandung, Bripka Dama meninggal saat bertugas mengamankan jalannya mudik Lebaran.
Menurut informasi yang didapat dari akun Facebook resmi Divisi Humas Polri, Dama meninggal saat bertugas di Pos Pengamanan Ramadniya Lodaya 2017. Saat itu, korban yang datang ke pos pengamanan sempat bersalaman dengan para anggota kepolisian dan petugas pemantau mudik.
Bahkan rekan piket korban, Gagan Ginanjar sempat menanyakan kabar korban “ Ki, sehat?"
“ Alhamdullah, sehat,” kata Dama.
Tak berapa lama, Dama tertidur. Sekitar pukul 08.20 WIB, Perwira Pengendali Ipda Asep melihat keanehan. Dia menyebut Dana bukan seperti orang yang memejamkan mata saat tertidur.
Asep kemudian memberitahu ke anggota jaga lain dan berusaha membangunkan Dama. Tetapi, korban tidak bangun.
Asep kemudian meminta kepada anggota untuk membantunya membawa Dama ke rumah sakit Sartika Asih dengan menggunakan mobil patroli guna mendapatkan pertolongan medis. Tetapi, kondisi Dama tidak tertolong.(Sah)
Dream - Seruan untuk menghentikan kebiasaan kalangan orang-orang penting sebagai “ raja jalanan” kerap kali dilakukan. Namun tetap saja, masih banyak kasus para pejabat diberi keistimewaan melintas, padahal ada kepentingan yang lebih darurat.
Di bawah semua sorotan itu, seorang polisi lalulintas di Bangaluru, India, subinspektur ML Nijalingappa, membuat sebuah keputusan berani. Dia menghentikan konvoi mobil Presiden India yang berusaha menerobos kemacetan jalanan.
Nijalingappa kemudian mencarikan jalan bagi sebuah ambulans yang sirinenya meraung-raung pertanda darurat, mencari jalan menuju salah satu rumah sakit di kota itu.
Saat itu, Nijalingappa memang mendapat panggilan untuk mencarikan jalan bagi ambulans. Tugas itu dia tunaikan, tak ada yang bisa menghentikannya, meski warga kelas utama negeri itu sekalipun.
Wakil komisaris polisi Kota Bengaluru, Abhei Goyal, belakangan memberikan pujian kepada Nijalingappa. Banyak warga di kota itu yang juga memberikan apresiasi.
Sumber: India Times
Dream - Pengguna sosial media (netizen) tengah ramai memperbincangkan kisah kesahajaan dan keteladanan Sri Sultan Hamengku Buwono X yang rela menepi bersama warga saat rombongan Presiden Jokowi lewat, meski ia diminta untuk mengikuti iring-iringan.
Cerita ini bermula saat Presiden Jokowi menghadiri acara Hari AntiKorupsi di UGM, Yogyakarta, Selasa lalu. Begitu selesai, rombongan lalu bertolak menuju Gedung Agung Malioboro.
Sesampainya di Jalan Kusumanegara, petugas voorijder Presiden Jokowi meminta semua kendaraan menepi karena Jokowi akan lewat.
Setelah beberapa waktu, petugas baru menyadari kalau salah satu kendaraan yang diminta minggir itu adalah Camry berplat AB 1, mobil dinas Gubernur sekaligus Raja Keraton Yogyakarta.
Petugas kemudian meminta mobil itu berjalan bersama iring-iringan Jokowi, tetapi Sri Sultan memilih tetap berhenti bersama masyarakat menunggu hingga rombongan lewat.
Kisah yang beredar di sosial media itu memantik simpati banyak orang, salah satunya Ketua Dewan Kebudayaan Kota Yogyakarta, Achmad Charris Zubair. Dosen filsafat UGM ini tersentuh dengan kesahajaan Sultan.
" Ini adalah contoh nyata, di tengah kita sedang merayakan hari Anti Korupsi, ada sosok teladan di Yogyakarta, sikap sahaja dan jujur. Coba sekarang kita konfirmasi kepada Ngarso Dalem, gimana tanggapannya," kata Charris Zubair yang duduk dalam satu panggung dengan Sultan di penutupan Festival Anti Korupsi dikutip Dream.co.id dari lama Merdeka.com, hari ini.
Sultan yang diminta tanggapan, hanya tersenyum dan meminta Busyro Muqodas yang malam ini sebagai moderator untuk melanjutkan acara dialog.
Saat dikejar wartawan Sultan juga menolak komentar. Dia justru heran kenapa sampai ada yang tahu kejadian itu.
" Kalau saya nggak ada komentar-komentar, komentar saya kok ya ada wartawan yang tahu, mungkin ada yang membuntutiku yo?" kata Sri Sultan lalu tertawa.
Sebenarnya bukan wartawan yang membuntuti Sri Sultan. Kisah itu mencuat berkat tulisan warga Yogya, Hartady Nugroho, yang kebetulan berada di lokasi saat kejadian.
(Sumber: Merdeka)
Advertisement
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
UU BUMN 2025 Perkuat Transparansi dan Efisiensi Tata Kelola, Tegas Anggia Erma Rini
Masa Tunggu Haji Dipercepat, dari 40 Tahun Jadi 26 Tahun
Viral Laundry Majapahit yang Bayarnya Hanya Rp2000
NCII, Komunitas Warga Nigeria di Indonesia
Azizah Salsha di Usia 22 Tahun: Keinginanku Adalah Mencari Ketenangan
Benarkah Gaji Pensiunan PNS Naik Bulan Ini? Begini Penjelasan Resminya!
Timnas Padel Indonesia Wanita Cetak Sejarah Lolos ke 8 Besar FIP Asia Cup 2025
Hore, PLN Berikan Diskon Tambah Daya Listrik 50% Hingga 30 Oktober 2025
Clara Shinta Ungkap Rumah Tangganya di Ujung Tanduk, Akui Sulit Bertahan karena Komunikasi Buruk
Cara Cek Penerima Bansos BLT Oktober-November 2025 Rp900 Ribu