Dream - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mengklarifikasi terkait pemberian status hoaks relawan FPI yang menjalankan aktivitas kemanusiaan di Sulawesi Tengah. Kemenkominfo menegaskan tidak pernah menyatakan aktivitas tersebut hoaks.
" Kemenkominfo yang diwakili oleh Plt. Kepala Biro Humas Ferdinandus Setu tidak pernah mengeluarkan pernyataan bahwa aktivitas kemanusiaan FPI bagi korban gempa bumi di Sulawesi Tengah sebagai hoaks," demikian pernyataan Plt Kabiro Humas Kemenkominfo, Ferdinandus Setu, melalui keterangan tertulis diterima Dream, Rabu 3 Oktober 2018.
Ferdinandus menjelaskan informasi hoaks yang dimaksud adalah foto yang disertai keterangan 'gerak cepat relawan FPI evakuasi korban gempa palu 7.7'. Foto tersebut diketahui tersebar di media sosial.
" Foto tersebut adalah hoaks karena faktanya dalam gambar tersebut memperlihatkan relawan FPI yang membantu korban longsor di Tegal Panjang Sukabumi pada tahun 2015," terang Ferdinandus.
Kemenkominfo kembali menegaskan tidak pernah menyebut aktivitas relawan FPI di lokasi gempa Palu sebagai kabar bohong. Bahkan aktivitas kemanusiaan tersebut harus mendapatkan apresiasi.
" Setiap bantuan kemanusian untuk meringankan penderitaan saudara-saudara kita di Sulawesi Tengah yang terdampak gempa, dari siapapun, dari organisasi apapun harus kita apresiasi sebagai upaya bersama seluruh komponen bangsa," kata dia.
Saat ini, kata Ferdinandus, Kemenkominfo tengah berupaya memastikan jaringan telekomunikasi di Sulawesi Tengah kembali pulih. Selain itu, Kemenkominfo terus melakukan pemantauan dan apabila ditemukan penyebaran hoaks akan diteruskan ke Mabes Polri.
Lebih lanjut, Ferdinandus mengimbau netizen yang belum bisa memberikan bantuan langsung kepada korban terdampak gempa Palu untuk berkontribusi mempercepat proses pemulihan.
" Dengan tidak ikut menyebarkan informasi yang masih diragukan kebenarannya alias hoaks," kata dia.(Sah)
Dream - Kementerian Komunikasi dan Informatika menggelar pelacakan dan pemantauan jaringan internet usai gempa dahsyat serta tsunami yang melanda Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah pada Jumat 28 September 2018 pekan lalu.
Pemantauan dilakukan baik lewat situs online maupun media sosial serta platform chatting.
" Hasilnya ditemukenali konten yang berisi informasi hoaks yang beredar," ujar Plt Kepala Biro Humas Kemenkominfo, Ferdinandus Setu, melalui keterangan tertulis diterima Dream, Selasa 2 Oktober 2018.
Sedikitnya ada delapan berita hoaks terkait bencana di Sulteng tersebut. Hoaks pertama yaitu retaknya Bendungan Bili-bili di Kabupaten Gowa.
" Faktanya bendungan Bili-bili masih dalam keadaan aman dan terkendali setelah dilakukan pengecekan oleh pihak Polsek Mamuju Gowa," kata Ferdinan.
Hoaks kedua yaitu gambar korban musibah. Menurut Ferdinan, gambar yang tersebar diambil saat tsunami Aceh 26 Desember 2004.
" Disebarluaskan kembali sebagai dokumentasi korban gempa tsunami Palu," terang Ferdinan.
Ketiga, hoaks mengenai meninggalnya Walikota Palu. Faktanya, Walikota Palu malah terlibat dalam aktivitas tanggap darurat.
Keempat, gempa bumi susulan. Ferdinan menyatakan kabar ini hoaks karena berdasarkan keterangan BNPB, tidak ada satupun negara maupun ilmuwan yang mampu memprediksi datangnya gempa secara pasti.
Kelima, kabar hoaks relawan FPI evakuasi korban gempa Palu. " Faktanya dalam gambar ini adalah relawan FPI membantu korban longsor di desa Tegal Panjang, Sukabumi," ucap Ferdinan.
Hoaks keenam yaitu mayat minta gempa. Gambar kabar ini hoaks lantaran diambil dari kejadikan di Sungai Siak, Pekanbaru, Riau.
Kabar hoaks ketujuh yaitu gempa terjadi lagi pada 2 Oktober. Ferdinan menegaskan tidak ada negara yang mampu memprediksi gempa.
Sedangkan hoaks terakhir adalah penerbangan gratis dari Makassar menuju Palu untuk keluarga korban. Menurut Ferdinan, pesawat Hercules milim TNI AU yang menuju ke Palu diprioritaskan membawa logistik bantuan seperti obat-obatan, makanan siap saji dan alat berat.
" Pemberangkatan dari Palu prioritas untuk mengangkut pengungsi diutamakan lansia, wanita dan anak-anak, serta pasien ke Makassar," ucap Ferdinan.
Lebih lanjut, Ferdinan mengimbau masyarakat tidak mudah menyebarluaskan informasi yang tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. (ism)
Advertisement
10 Brand Kosmetik Paling Ramah Muslim di Dunia, Wardah Nomor Satu
KAJI, Komunitas Bagi Para Alumni Mahasiswa Indonesia di Jepang
4 Komunitas Seru di Depok, Membaca Hingga Pelestarian Budaya Lokal
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
UU BUMN 2025 Perkuat Transparansi dan Efisiensi Tata Kelola, Tegas Anggia Erma Rini
Azizah Salsha di Usia 22 Tahun: Keinginanku Adalah Mencari Ketenangan
Penampilan Alya Zurayya di Acara Dream Day Ramadan Fest 2023 Day 6
Benarkah Gaji Pensiunan PNS Naik Bulan Ini? Begini Penjelasan Resminya!
Timnas Padel Indonesia Wanita Cetak Sejarah Lolos ke 8 Besar FIP Asia Cup 2025
Hore, PLN Berikan Diskon Tambah Daya Listrik 50% Hingga 30 Oktober 2025
10 Brand Kosmetik Paling Ramah Muslim di Dunia, Wardah Nomor Satu
KAJI, Komunitas Bagi Para Alumni Mahasiswa Indonesia di Jepang
Hari Santri, Ribuan Santri Hadiri Istighasah di Masjid Istiqlal