Panglima TNI Gatot Nurmantyo (Foto: Merdeka.com/Muhammad Luthfi Rahman)
Dream - Kedutaan Besar Amerika Serikat untuk Indonesia meminta maaf terkait pelarangan terhadap Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo dan istri ketika hendak berangkat ke Amerika Serikat. Permintaan maaf itu dimuat dalam situs resmi Kedubes Amerika Usembassy.gov.
" Dubes AS Joseph Donovan Jr telah meminta maaf kepada Menteri Luar Negeri Retno Marsudi atas ketidaknyamanan yang dialami oleh Panglima TNI," tulis Kedubes Amerika seperti diakses Dream, Minggu 22 Oktober 2017.
Saat ini, Kedubes Amerika Serikat terus berkoordinasi dengan Mabes TNI terkait masalah ini. " Kedutaan Besar AS terus berkomunikasi dengan staf Panglima TNI sepanjang akhir pekan," tulis pernyataan resmi tersebut.Berikut pernyataan resmi Kedubes AS terkait pelarangan Panglima TNI masuk wilayah AS:
Kepala Staf Gabungan Angkatan Bersenjata AS Jenderal Joseph Dunford mengundang Panglima TNI Jendral Gatot Nurmantyo untuk menghadiri konperensi kepala staff angkatan bersenjata Chiefs of Defense Conference on Countering Violent Extremism di Washington, D.C, 23-24 Oktober. Jenderal Gatot tidak dapat melakukan perjalanan sesuai rencana. Kedutaan Besar AS terus berkomunikasi dengan staf Panglima TNI sepanjang akhir pekan, berusaha untuk memfasilitasi perjalan Jenderal Gatot ke AS.
Dubes AS Joseph Donovan Jr telah meminta maaf kepada Menteri Luar Negeri Retno Marsudi atas ketidaknyamanan yang dialami oleh Panglima TNI. Kedubes AS siap untuk memfasilitasi perjalanan Panglima TNI ke AS. Kami tetap menjaga komitmen kami untuk Kemitraan Strategis dengan Indonesia sebagai cara untuk memberikan keamanan dan kemakmuran baik bagi bangsa maupun masyarakat di kedua negara.
Rencananya, Gatot akan menghadiri Chiefs of Defence conference on country violent Extremist organizations ( VEOs). Acara itu dilaksanakan pada 24-24 Oktober 2017 di Washington DC dan akan dihadiri oleh 78 Panglima Angkatan Bersenjata dari kawasan Asia-Pasifik.
Gatot Nurmantyo dan delegasi berangkat menghadiri acara tersebut pada Sabtu, 21 Oktober 2017 kemarin, tapi tak jadi terbang lantaran pihak maskapai Emirates memberitahu kalau dirinya tak boleh memasuki wilayah AS.
Pihak TNI tak tahu-menahu mengenai larangan tersebut. Setelah pelarangan terjadi, Panglima TNI dan stafnya pun langsung memberi laporan pada Presiden, Kementerian Luar Negeri, dan Kementerian Politik, Hukum dan Keamanan.
Advertisement
Style Maskulin Lionel Messi Jinjing Tas Rp1 Miliar ke Kamp Latihan
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Senayan Berbisik, Kursi Menteri Berayun: Menanti Keputusan Reshuffle yang Membentuk Arah Bangsa
Ditagih Janji Rp200 Juta oleh Ibu Paruh Baya, Ivan Gunawan: 'Mohon Jangan Berharap Bantuan Saya'