MUI Desak Konflik Yaman Segera Diakhiri

Reporter : Bimo
Rabu, 8 April 2015 09:31
MUI Desak Konflik Yaman Segera Diakhiri
MUI menilai konflik Yaman mengandung efek domino yang jika tidak dicegah dapat berdampak hingga Indonesia.

Dream - Majelis Ulama Indonesia (MUI) mendesak konflik Yaman segera diakhiri. Jika semakin berlarut, konflik tersebut semakin memperbesar dampak yang merugikan bagi umat Islam Yaman maupun dunia.

" Dampak materil yakni kerusakan secara masif yang dialami umat Islam di Yaman bahkan umat Islam di dunia baik pihak yang menyerang atau yang diserang," ujar Ketua bidang Kerjasama dan Hubungan Internasional MUI Muhyiddin Junaidi di kantornya, Jakarta.

Meski demikian, Muhyiddin mengatakan MUI tetap mengambil sikap netral dan tidak membela siapapun pihak yang berkonflik. Menurut dia, MUI kini tengah mencari jalan tengah untuk mencegah agar Indonesia tidak terkena imbas dari konflik tersebut.

" Misi kita mengedepankan konsolidasi. MUI sebuah lembaga Islam yang menghimbau untuk segera mendamaikan agar tidak merugikan umat Islam dan merusak Islam di mata internasional," jelas Muhyiddin.

Selanjutnya, Muhyiddin meminta agar masyarakat tidak mudah terpancing dengan kabar yang beredar. Bahkan ia menghimbau sebisa mungkin umat Islam Indonesia menyaring secara ketat informasi yang diterima.

" Kita jangan sampai tereksploitasi untuk mengundang peperangan dan menimbulkan isu-isu. Kepada pemerintah kami minta untuk bisa berperan aktif menjadi juru damai. Kita harus menunjukkan high politic," terangnya.

Sementara Ketua Umum MUI Din Syamsuddin menerangkan konflik Yaman mengandung efek domino yang bisa saja berdampak ke Indonesia. Atas hal itu, ia meminta peran pemerintah untuk melakukan mediasi antara dua belah pihak yang bertikai,

" Konflik di Yaman bisa melebar ke negara Arab bahkan ke Asia Tenggara. Kami hanya memberi pesan moral. Di sinilah melalui pemerintah Indonesia harus melakukan mediasi. Dan kami hanya bisa berupaya sebatas itu," terang Din.

Lebih lanjut, Din menerangkan MUI selalu berupaya untuk mencegah radikalisme. Secara tegas, ia menyatakan MUI menentang paham yang mengajarkan kekerasan.

" Ini adalah violence religious radicalism, ini yang kita bahas, dan kami sangat menentang. Tidak boleh lagi ada gaya kekerasan untuk menjaga kedamaian. Jangan mencoba memutuskan sendiri dan main hakim sendiri," ungkapnya.

 

Beri Komentar