Noor Abukaram (tengah) Mengalami Diskriminasi Saat Lomba Lari (Foto: Facebook/ Zobaida S Falah)
Dream - Seorang pelajar berjilbab di Ohio, Amerika Serikat, Noor Abukaram, mengalami diskriminasi saat mengikuti lomba lari pekan lalu. Dia didiskualifikasi usai sampai garis akhir.
Dikutip dari laman The Independent, siswi The Bounty Collegium itu bergabung dengan tim Sylvania Northview High School Girls. Usai mencapai garis finish dia mendapat diskualifikasi karena jilbab yang dia kenakan.
Kisah Noor diunggah sepupunya, Zobaida S Falah, di Facebook. Sedari awal lomba kejanggalan sudah terasa.
Seorang kawan setimnya sempat diperiksa tim pejabat Asosiasi Atletik Sekolah Tinggi Ohio (OHSAA) menjelang dimulainya lomba. Kawan itu bahkan diminta mengganti celana pendeknya agar sesuai dengan para pelari.
" Aku mulai bertanya-tanya apakah mereka akan memanggil saya berikutnya karena saya mengenakan celana hitam dan jilbab?" tulis Noor.
" Aku telah menjadi atlet, dan setiap kali kami bertanding, pikiran itu terlintas di benakku selama pemeriksaan seragam," ujar Noor.
Panitia perlombaan tidak memanggil Noor, namun mereka berbicara dengan pelatihnya, Jeffery Flowers. Panitia lomba mengatakan, Noor tidak akan diizinkan untuk memenuhi syarat kecuali melepas jilbab olahraga keluaran Nike.
Di Facebook, Noor mengingat saat dia dan rekan-rekan satu timnya mengakhiri lomba. Noor menyadari namanya tak tercantum sebagai peserta.
Noor mencari tahu. Dia kemudian diberi tahu bahwa telah didiskualifikasi karena mengenakan jilbab.
" Saya kecewa, saya menjadi mual dan merasa seperti saya ditinju di usus," tulis dia.
“ Ini adalah sesuatu yang selalu saya takuti yang kini telah menjadi kenyataan. Saya hanya berjalan pergi dan rekan tim saya tidak berkata apa-apa lagi," kata dia.
Pelatihnya, Flowers, mengaku diberi beberapa pilihan mengenai Noor.
Flowers menyebut bisa mengganti Noor dengan pelari lain, melepaskan jilbabnya, atau ikut berlomba tapi didiskualifikasi di garis akhir.
Akibat tak bisa mengambil keputusan dengan cepat, pilihan terakhir diambil. Noor, kata Flowers, menyelesaikan lomba lari itu dengan catatan terbaiknya, 22 menit 22 detik.
Akibat kasus ini, sejumlah pengguna media sosial mendukung dan bersama dengan Noor. Mereka ingin melawan ketidakadilan terhadap Noor.
Dream - Guru berjilbab asal Mesir, Heba Saad Hashash berinisiatif membersihkan gereja bersama murid-murid perempuannya. Kegiatan ini, kata Heba, untuk mempromosikan sikap toleransi dan mencintai di tanah air, tempat di mana dia dan anak-anak perempuannya tinggal terasa aman.
Dia juga berharap, cara ini dapat memberikan keamanan pada 2.400 siswa di kota tempatnya tinggal, Mallawi di Minya, sebelah selatan Mesir.
Dikutip dari Al Arabiya, Heba menambahkan, aksi ini dia lakukan juga karena beberapa umat Kristen Koptik yang tinggal di kotanya berada dalam kondisi yang sulit. Terlebih pasca insiden serangan teror yang terjadi di Gereja St Samuel the Confessor, yang membuat tujuh orang meninggal dunia.
Bertugas sebagai pendidik, guru dan kepala sekolah, Heba merasa harus mengajarkan contoh perdamaian antar agama.
Dia juga ingin mendidik generasi ini dan generasi yang akan datang menjadi Muslim yang baik, sesuai dengan firman Tuhan Yang Maha Kuasa.
Heba mengatakan telah mengumpulkan sebanyak 15 siswa, yang sudah mendapat persetujuan dari keluarganya, untuk pergi ke gereja.
Heba membersihkan gereja dengan sapu seperti yang dilakukan murid-muridnya. Mereka juga membersihkan perpustakaan dan setiap jengkal gereja.
Dia mengaku terkejut saat foto-foto yang diambil itu telah dibagikan secara luas di situs media sosial.
Heba mengatakan, dia telah menerima pujian dari umat Muslim dan Kristen Koptik atas apa yang telah dia lakukan. Dia menyatakan kebahagiaannya dan menekankan perasaan cinta dan kasih sayang antara umat Muslim dan Kristen Koptik di Mesir adalah nyata dan dalam, bukan hanya slogan yang diungkapkan hanya di depan media.
Heba percaya inisiatifnya itu merupakan perwujudan dari agama yang nyata. Dia akan berusaha mengembangkan tindakan seperti itu di hati para muridnya.
Kota Mallawi menjadi kota dengan banyak serangan setelah pecahnya revolusi 30 Juni 2013 dan penggulingan Presiden Mohamed Morsi.
Advertisement
4 Komunitas Animasi di Indonesia, Berkarya Bareng Yuk!
Senayan Berbisik, Kursi Menteri Berayun: Menanti Keputusan Reshuffle yang Membentuk Arah Bangsa
Perusahaan di China Beri Bonus Pegawai yang Turun Berat Badan, Susut 0,5 Kg Dapat Rp1 Juta
Style Maskulin Lionel Messi Jinjing Tas Rp1 Miliar ke Kamp Latihan
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Selamatkan Kucing Uya Kuya Saat Aksi Penjarahan, Sherina Dipanggil Polisi
Rekam Jejak Profesional dan Birokrasi Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Pengganti Sri Mulyani Indrawati