Profesor Ahmed Mustapha Falaki (theelitesng.com)
Dream - Profesor Agronomi pada Universitas Ahmadu Bello, Nigeria, Ahmed Mustapha Falaki ditembak mati oleh gerombolan bersenjata. Tidak ada pemberitaan mengenai insiden tersebut oleh media massa setempat.
Lebih parah lagi, insiden penembakan Falaki ternyata disaksikan oleh polisi setempat. Tetapi, tak satupun polisi yang berusaha mencegah dan mereka hanya melihat sambil berdiri.
Insiden ini menuai kecaman dari Muslim Public Affair Center (MPAC). Dalam sebuah keterangan tertulis yang dikutip dari onislam.net, Rabu, 25 Februari 2015, mereka menyatakan penembakan tersebut dilakukan bahkan dengan melanggar kaidah peperangan.
" Tidak ada pembenaran bagi kekerasan terhadap siapapun dalam keadaan apapun. Bahkan saat perang, harus ada pembedaan antara kombatan dengan warga sipil tak berdosa, yang kebetulan berada di tempat dan waktu yang salah," kecam MPAC.
Saat ditembak, Falaki yang merupakan Direktur Institut Penelitian Pertanian di Universitas Ahmadu Bello sedang bertugas di Desa Fala. Kala itu, dia dihadang oleh gerombolan bersenjata saat berada di dalam mobil.
Falaki berada di lokasi kejadian selama dua jam. Pihak kepolisian menuduh Falaki merupakan anggota dari kelompok bersenjata pimpinan Boko Haram.
Dalam keadaan panik, dia berusaha menghubungi pejabat universitas dan keluarganya untuk memberitahu kondisinya. Ia juga terus berusaha meyakinkan polisi bahwa ia bukan anggota Boko Haram dengan menunjukkan identitas universitas dan SIMnya.
Tetapi, pihak kepolisian tidak dapat menerima penjelasan Falaki dan mengeksekusinya di tempat kejadian. Usai penembakan, polisi menyatakan telah menembak mati anggota Boko Haram.
MPAC juga mengkritik media lantaran tidak memberitakan insiden tersebut. Mereka juga menyalahkan negara yang seolah tidak hadir untuk menjamin keamanan warga negaranya.
" Selain fakta insiden ini tidak dijangkau media, ini merupakan tanggung jawab negara untuk melindungi warganya bahkan dalam kondisi meningkatnya rasa ketidakamanan," ungkap mereka.
Mereka juga menyayangkan tindakan pemerintah yang mendasarkan tindakan kekerasan pada upaya melawan terorisme dilakukan secara serampangan. Hal itu bertentangan dengan mandat yang diperoleh pemerintah dari warga negaranya.
" Ada apa dengan mandat pemerintah Nigeria untuk melindungi warganya terhadap pembunuhan ekstra-yudisial?" kecam mereka.
Nigeria merupakan negara dengan penduduk yang teguh dalam hal keagamaan. Negara ini terbagi menjadi dua wilayah, bagian utara dihuni oleh Muslim dan bagian selatan dihuni warga Kristen. Kehidupan Muslim dan Kristen di negara ini hidup dalam kedamaian. (Ism)
Advertisement
4 Komunitas Seru di Depok, Membaca Hingga Pelestarian Budaya Lokal
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
UU BUMN 2025 Perkuat Transparansi dan Efisiensi Tata Kelola, Tegas Anggia Erma Rini
Masa Tunggu Haji Dipercepat, dari 40 Tahun Jadi 26 Tahun
Viral Laundry Majapahit yang Bayarnya Hanya Rp2000
Azizah Salsha di Usia 22 Tahun: Keinginanku Adalah Mencari Ketenangan
Benarkah Gaji Pensiunan PNS Naik Bulan Ini? Begini Penjelasan Resminya!
Timnas Padel Indonesia Wanita Cetak Sejarah Lolos ke 8 Besar FIP Asia Cup 2025
Hore, PLN Berikan Diskon Tambah Daya Listrik 50% Hingga 30 Oktober 2025
Hari Santri, Ribuan Santri Hadiri Istighasah di Masjid Istiqlal
4 Cara Top Up Roblox dengan Mudah dan Aman, Biar Main Makin Seru!
Ada Mobil Listrik di Konser Remember November Vol.3 - Yokjakarta