Relief Aktivitas Memasak Manusia Zaman Silam. (Foto: Shutterstock)
Dream - Arkeolog yang melakukan penelitian di sebuah situs di timur laut Yordania membuat penemuan yang mengejutkan. Bukan fosil kerangka manusia atus situs purbakala seperti banyak dipamerkan selama ini.
Mereka menemukan sepotong roti di dalam sebuah alat pemanggang yang dibuat dari batu basalt di tengah sebuah pondok. Roti itu ditaksir telah berusia 14.500 tahun.
Temuan bersejarah itu membuktikan bahwa manusia purba telah menguasai teknik pembuatan roti, ribuan tahun sebelum mereka menemukan teknik bercocok tanam.
Penemuan penting yang diumumkan belum lama ini menunjukkan bahwa peradaban di Timur Mediterania itu telah berhasil mencapai kemajuan luar biasa dalam produksi roti.
Menurut penyelidikan arkeolog, umur roti itu diperkirakan lebih tua 4.000 tahun dari manusia mulai bercocok tanam.
Roti yang ditemukan di situs arkeologi Black Desert itu diyakini tidak dicampur dengan ragi dan memiliki bentuk seperti roti pita.
Roti berusia 14.500 tahun itu kemungkinan diproduksi dari tanaman serelia liar seperti gandum, oats purba, dan tepung yang dibuat dari akar pohon papirus.
Diperkirakan pula bahwa roti itu mungkin berasal dari budaya Natufian, yang memiliki kebudayaan menetap di tengah-tengah gaya hidup nomaden saat itu.
''Penemuan roti dengan usia yang sedemikian tua sungguh mengejutkan," kata Amaia Arranz-Otaegui, seorang arkeolog di Universitas Copanhagen.
Roti tertua sebelumnya yang dibuat oleh manusia yang ditemukan di Turki berusia 9.100 tahun.
" Kami sedang mempelajari apakah ada hubungan antara produksi roti dan aktivitas bercocok tanam pada tahap awal," tambah Amaia.
Menurut Amaia, pembuatan roti itu kemungkinan berkaitan dengan awal mula manusia mulai menemukan teknik bercocok tanam.
" Mereka bercocok tanam untuk mendapatkan bahan utama yang dibutuhkan dalam produksi roti. Mungkin karena mereka mulai makan dan menghasilkan lebih banyak roti," katanya.
Amaia dan timnya telah mencoba membuat roti menggunakan teknik dan resep yang ditemukan di situs purba itu.
Sejauh ini mereka telah berhasil memproduksi tepung dari akar pohon papirus.
" Rasa umbinya cukup kasar dan asin, tetapi memiliki rasa sedikit manis," kata Amaia.
(Sumber: Siakapkeli.my)
Advertisement
Style Maskulin Lionel Messi Jinjing Tas Rp1 Miliar ke Kamp Latihan
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Throwback Serunya Dream Day Ramadan Fest bersama Royale Parfume Series by SoKlin Hijab
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Fakta-Fakta di Balik Meninggalnya Nandi Juliawan, Pemeran Encuy Preman Pensiun
Kisah-Kisah Ajaib Pestapora 2025: Dari Hujan Dadakan hingga Vokalis yang Nyaris Hilang di Kerumunan!
Style Maskulin Lionel Messi Jinjing Tas Rp1 Miliar ke Kamp Latihan