Trump Akui Yerusalem Ibu Kota Israel? Menlu RI Panggil Dubes

Reporter : Maulana Kautsar
Selasa, 5 Desember 2017 12:02
Trump Akui Yerusalem Ibu Kota Israel? Menlu RI Panggil Dubes
Menteri Luar Negeri Retno L Marsudi memanggil Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Joseph R Donovan.

Dream - Dunia sedang mengawasi dan menunggu keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang ingin mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel. Selain ingin mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel, Trump juga ingin memindahkan kedutaan AS dari Tel Aviv ke Yerusalem.

Laporan News Australia menyebut, menantu sekaligus penasihat senior Presiden AS, Jared Kushner mengatakan Trump masih menimbang keputusan itu. Keputusan mengenai rencana 'dukungan' itu akan dilakukan pada Rabu, 6 Desember 2017.

Melihat perkembangan politik itu, Presiden Palestina Mahmoud Abbas segera meminta bantuan para petinggi negara untuk membujuk Trump membatalkan rencananya.

Arab menelepon pemimpin negara-negara Arab, Presiden Perancis Emmanuel Macron, dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Laman berita Turki Anadolu menulis, Erdogan mengatakan kepada Abbas bahwa kemerdekaan Palestina harus diikuti dengan menempatkan Yerusalem sebagai Ibu Kota.

Menanggapi rencana Trump tersebut, Indonesia segera bertindak cepat. Menteri Luar Negeri Indonesia Retno L Marsudi, segera memanggil Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Joseph R Donovan, Jr, Senin, 4 Desember 2017.

Dalam pertemuan itu, Retno menyampaikan keprihatinan Indonesia mengenai rencana pengakuan Yerusalem sebagai ibukota Israel. Sebab, rencana itu akan mengancam proses perdamaian Israel dan Palestina.

Dalam pernyataan yang diunggah akun Twitter resmi Kemlu, Joseph mengatakan Trump belum memiliki keputusan akhir mengenai masalah ini.

Sementara itu, Wakil Ketua Badan Kerjasama Antarparlemen Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (BKSAP-DPR) Rofi Munawar menilai, rencana Trump hanya akan membuat ketegangan di Timur Tengah memuncak. Sebab, Yerusalem merupakan salah satu pusat perjuangan utama bagi Palestina, karena adanya Al Quds.

Rofi menilai rencana penetapan Yerusalem sebagai ibukota Israel telah muncul dalam kampanye Trump saat pemilihan presiden. Tapi, ironisnya kebijakan luar negeri AS ini secara faktual sangat merugikan dan tidak mempertimbangkan kepentingan Palestina.

" Trump selama ini telah secara jelas menjadikan Yerusalem dan Palestina sebagai komoditas kampanye dalam pemilihan presiden, hal ini dilakukan sebagai cara mencari dukungan dari kalangan Yahudi," tulis Rofi melalui keterangan tertulisnya. Selasa, 5 Desember 2017. (ism) 

Beri Komentar