At Tabari, Pakar Tafsir Islam Klasik Terkemuka

Reporter : Ahmad Baiquni
Minggu, 25 Juni 2017 18:02
At Tabari, Pakar Tafsir Islam Klasik Terkemuka
Dua karya At Tabari, Tafsir At Tabari dan Sejarah At Tabari menjadi rujukan para ilmuwan hingga sekarang.

Dream - At Tabari merupakan penafsir sekaligus sejarahwan Islam terkemuka. Dua karyanya yang dikenal adalah Tafsir At Tabari dan Sejarah At Tabari.

Dia juga dikenal sebagai Abu Jafar At Tabari, lahir pada 224 H (839 M) dan meninggal pada 310 H (923 M).

At Tabari mampu mengembangkan ilmu tafsir, hukum, dan sejarah secara otodidak. Sejak lahir di kota Aamel, Tabaristan, dia dididik oleh ayahnya secara ketat setelah mengetahui minatnya begitu besar pada dunia sains.

Dia menghafal Alquran pada usia tujuh tahun, lalu dia menimba ilmu kepada para ulama. Ayahnya mengalokasikan sejumlah uang untuk pendidikan terbaik bagi At Tabari. Pengetahuan At Tabari, talenta, serta kemampuan belajarnya dengan hati tercermin dari setiap tulisannya.

At Tabari

At Tabari terkenal sebagai tokoh jujur dan penganut asketisme, yang membatasi pendapatannya hanya dari hasil kebunnya. Gaya hidup penuh kesederhanaan yang dia warisi dari ayahnya.

Dia pun kerap menolak hadiah dari raja maupun yang lainnya. At Tabari mendedikasikan diri sepenuhnya pada gaya hidup sederhana.

Ibnu Katsir menggambarkan At Tabari dengan, " Dia adalah seorang yang saleh, melakukan apa yang benar, dengan cara yang dia paling takut jika diketahui orang lain."

At Tabari juga dikenal karena gaya bicaranya yang baik dan tidak pernah menyakiti orang lain. Dia tidak arogan di hadapan teman, kolega atau siswanya, juga tidak memiliki dendam di hatinya.

Tetapi, dia sempat dituduh berbohong dan menerima banyak cobaan karena dianggap menyimpang dengan doktrin Baghdad kala itu. Karena itu, dia dijatuhi hukuman kurungan di rumahnya sampai meninggal.

Karya-karya At Tabari tidak terbatas pada kitab tafsir dan sejarahnya saja. Dia telah melahirkan sejumlah karya yang berpengaruh besar terhadap dunia Islam.

Imam An Nawawi sampai memberikan pujian, " Semua bangsa sepakat tidak ada yang membuat klasifikasi seperti At Tabari."

At Tabari

Ibnu Al Athir mengatakan, " Abu Jafar (At Tabari) sangat akurat menarasikan sejarah, interpretasinya menunjukkan penyelidikan yang mendalam, dia orang yang rajin mengikuti ketentuan agama dan tidak meniru siapapun, tapi dia ditiru oleh sejumlah orang yang mengikuti perkataan dan pendapatnya. Dia hitam, tubuh kurus, dan pembicara yang baik."

At Tabari menggunakan segenap pengetahuannya dalam hukum, bahasa, agama dan doktrin, bersamaan dengan penafsirannya. Hingga akhirnya dia menghasilkan karyanya yang terkenal sampai sekarang, Sejarah At Tabari.

Sejarah tentang bangsa dan raja-raja atau 'sejarah para nabi dan raja-raja, yang juga dikenal sebagai Sejarah At Tabari, telah menjadi rujukan di bidangnya. Kitab itu mendokumentasikan dunia sejak penciptaan hingga akhir tahun 302 H, dari kisah Adam hingga masa kehidupan At Tabari.

Kitab-kitab itu mengisahkan sejumlah cerita secara berurutan dan telah dicetak berkali-kali. Para orientalis menaruh perhatian sangat besar terhadap kitab ini karena dianggap melampaui zamannya.

Sementara dalam kitab Tafsir At Tabari, dia membuat langkah yang belum pernah ada sebelumnya. Dia adalah orang pertama yang berhasil menyusun pelbagai tahap penafsiran sesuai dengan materi eksplanasi yang tersedia. Begitulah cara dia membuat metode, yang pada akhirnya diikuti banyak orang.

Penafsirannya menggabungkan makna, bahasa, dan perkataan yang paling terkenal tentang makna dan tata bahasa dari ayat-ayat Alquran. Dia mampu menggabungkan antara sejarah, penyalinan, kutipan, bahasa, bukti dan kadar.

Dalam menjalankan pekerjaan itu, At Tabari sangat sabar. Dia mampu menyelesaikan pekerjaan besarnya meski dalam waktu hingga 40 tahun.

At Tabari mengatakan niatnya menafsirkan Alquran adalah untuk mengidentifikasi kemungkinan interpretasi dari ayat-ayat itu. Dia menyelidiki kemungkinan penafsiran yang dijalankan tanpa memperhatikan adanya metode pembacaan.

(ism, Sumber: alarabiya)

Beri Komentar