Hijaber Cantik Jadi Mahasiswi Sekolah Militer Pertama AS

Reporter : Ahmad Baiquni
Selasa, 18 Oktober 2016 15:15
Hijaber Cantik Jadi Mahasiswi Sekolah Militer Pertama AS
Sana Hamze bukan muslim pertama di sekolah militer Vermont, tapi dia adalah hijaber pertama.

Dream - Seorang gadis lulusan SMA dari Florida, Amerika Serikat, Sana Hamze, diterima menjadi mahasiswi sekolah militer Vermont, Universitas Norwich. Mungkin dia bukan Muslim pertama di sekolah itu.

Tetapi, Hamze adalah hijaber pertama di sekolah perwira militer tertua di AS itu. Sekolah militer Vermont memang telah membuat aturan membolehkan mahasiswi beragama Islam mengenakan hijab.

" Saya tidak benar-benar melihat kebijakan ini sebagai perubahan dunia atau bahkan perubahan AS. Saya hanya melihat ini adalah sekolah yang membolehkan pelajar Amerika menerapkan imannya sembari berlatih menjadi perwira Angkatan Laut (NAVY)," ujar Hamze.

Fokus Hamze adalah belajar detail kedisiplinan sebagai anggota Korps Kadet dan tidak berbenturan dengan kewajiban mahasiswa baru untuk menerapkan banyak aturan di sekolah itu.

Sana Hamze

Seperti seluruh calon anggota korps, dia juga belajar berjalan di sisi jalan, membuat sudut persegi saat memutar, lalu berada dalam barisan saat makan dan tidur.

Laiknya teman-teman sekelasnya, dia merindukan saat-saat dinobatkan menjadi anggota resmi Korps Kadet dan berakhirnya aturan penuh tekanan.

Tetapi seragam bagi mahasiswi 18 tahun dari Fotr Lauderdale ini sedikit berbeda. Tidak seperti anggota korps wanita lainnya, Hamze mengenakan hijab di kepalanya.

Sebagai bagian dari upayanya meraih mimpi melanjutkan tradisi keluarga berdinas di militer, Hamze meminta diakomodasi agar dapat mengenakan hijab saat mendaftar di perguruan tinggi militer awal tahun ini.

Norwich, yang merupakan satu dari enam sekolah militer negeri, setuju memberikan akomodasi tersebut.

Nenek buyut Hamze adalah pensiunan Angkatan Udara dan kakek neneknya bertemu saat berdinas di markas NAVY di Puerto Rico. Ayah dia adalah seorang pejabat polisi di Florida.

Hamze mengaku pernah menghadapi upaya permusuhan saat mengenakan hijab di area publik. Tetapi, hal itu tidak dia alami saat berada di Norwich.

Sana Hamze

Perlakuan diskriminasi yang dia terima karena imannya tidak mematahkan impian Hamze untuk mengabdi pada negaranya.

" Itu tidak membuat saya takut karena saya tahu apa yang saya lakukan tidak bisa membuat semua orang nyaman. Saya tahu apa yang saya lakukan adalah untuk melindungi negara. Saya bergabung dengan militer untuk melindungi negeri ini," kata Hamze.

Sumber: dailymail.co.uk

Beri Komentar