Egi Rangku Setio, Mantan Kuli Panggul Yang Kini Jadi Pengusaha (Humas LAZ Al Azhar Peduli)
Dream - Egi Rangku Setio, 24 tahun, hanyalah pemuda yang berasal dari latarbelakang keluarga sederhana. Dia punya mimpi bisa melanjutkan pendidikan, namun tak kesampaian lantaran ketiadaan biaya.
Tetapi, kini dia justru menjadi seorang yang sukses. Egi dikenal sebagai pengusaha restoran dengan 19 gerai dan omzet mencapai Rp500 juta perbulan
Semua berawal saat Egi lulus dari bangku SMK di Bekasi. Egi sempat kebingungan menapaki jalan hidup. Ingin lanjut kuliah, tak ada biaya. Sementara bekerja, Egi tak punya keahlian khusus. Padahal dia sangat ingin membahagiakan keluarganya.
Demi bisa membantu orangtua mencukupi kebutuhan, anak pertama dari tiga bersaudara ini memutuskan bekerja apa saja. Pekerjaan apapun, mulai dari buruh pabrik hingga kuli panggul, dia lakukan dengan satu syarat. Mendapat rezeki halal.
© Dream
Sampai dii satu titik, Egi mengalami kegalauan. Ini lantaran pekerjaannya sebagai kuli panggul tentu tidak memberikan kepastian status ketenagakerjaan. Akibatnya, hak-hak sebagai tenaga kerja pasti tidak terpenuhi.
Egi lalu bertemu dengan salah satu temannya yang mengajak mendaftar di pusat pendidikan dan pelatihan Rumah Gemilang Indonesia (RGI). Setelah menjalani sejumlah seleksi, Egi dinyatakan lolos dan tercatat sebagai santri angkatan 8 jurusan Desain Grafis.
Pemuda ini sebelumnya tidak pernah akrab dengan dunia desain grafis. Berkat arahan dan pendampingan intensif dari para instruktur RGI dan teman-temannya, Egi bisa beradaptasi dengan baik dan cepat.
© Dream
Selama enam bulan, Egi menjalani pelatihan, yang akhirnya mengantarkannya diterima magang di sebuah perusahaan penerbitan buku di Depok. Dengan pertimbangan skill dan akhlak yang terdapat pada diri Egi, manajemen perusahaan itu memutuskan mengangkat Egi sebagai karyawan tetap setelah magang selama satu tahun.
Bekerja di penerbitan itu tidak berlangsung lama. Egi lalu pindah kerja ke perusahaan konstruksi beton ternama hingga saat ini. Sebagian penghasilan yang didapat dia sisihkan sebagai modal membuka usaha. Egi memutuskan untuk membangun usaha kuliner.
Dan Allah menjawab ikhtiarnya. Dalam tiga tahun, usahanya berkembang. Kini, dia sudah memiliki 6 gerai nasi goreng di Bandung, 5 gerai angkringan di Depok, Bogor, dan Sukabumi, 1 cafe di Tebet, 7 gerai warung kopi di Jakarta, Sukabumi, Bandung, dan Cianjur, 1 workshop dan 1 toko kerajinan tangan dan maket miniatur di Bandung, dengan total omzet perbulan mencapai Rp500 juta hingga Rp600 juta.
© Dream
Kemampuannya di bidang desain grafis dia terapkan untuk mendesain tempat usahanya. Saat ini, Egi telah memiliki karyawan sebanyak 70 orang.
" Apa yang saya dapatkan dan jalankan sekarang, semua tidak terlepas dari dorongan dan doa dari semuanya. Orangtua, guru, saudara, teman-teman dan manajemen RGI yang selalu memberikan kesempatan kepada santri atau alumninya untuk bisa berkembang dan berkarya. Terima kasih saya ucapkan kepada RGI yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk menimba ilmu yang hasilnya sangat luar biasa," ujar Egi.
Selain itu, Egi juga mengucapkan terima kasih kepada para donatur Lembaga Amil Zakat Al Azhar Peduli. Berkat donasi, dia bisa mendapat pelatihan lifeskill sekaligus pendidikan keagamaan.
" Saya juga berterima kasih kepada seluruh amil di LAZ Al Azhar terutama Bu Ifah dan suami yang dulu sering memotivasi saya untuk menjadi pengusaha semenjak jadi santri RGI hingga saat ini," ucap Egi.
Sumber: Humas LAZ Al Azhar Peduli.
Advertisement


IOC Larang Indonesia Jadi Tuan Rumah Ajang Olahraga Internasional, Kemenpora Beri Tanggapan

Ada Komunitas Mau Nangis Aja di X, Isinya Curhatan Menyedihkan Warganet

Wanita 101 Tahun Kerja 6 Hari dalam Seminggu, Ini Rahasia Panjang Umurnya

Kenalan dengan CX ID, Komunitas Customer Experience di Indonesia

Ranking FIFA Terbaru, Indonesia Turun ke Peringkat 122 Dunia

Warung Ayam yang Didatangi Menkeu Purbaya Makin Laris, Antreannya Panjang Banget