Melissa Perez (onislam.net)
Dream - Melissa Perez, wanita kelahiran Filipina, sejak muda sudah belajar hidup mandiri dan dididik kuat dalam agama. Tetapi kehidupannya pada masa itu, amat perih dan penuh percobaan. Ditambah dengan perceraian orangtuanya, Melissa dan ibunya terpaksa menumpang di rumah kerabat.
Pada usia 18 tahun dia bersama ibunya memutuskan bekerja di luar negeri. Berkat usaha dan tidak kenal putus asa, akhirnya, pada usia 23 tahun impian ibu dua anak untuk memiliki rumah sendiri di Filipina tercapai.
Menceritakan pengalaman saat di perantauan, Melissa mengaku mulai terbuka dengan berbagai budaya, tradisi, kepercayaan dan perbedaan cara hidup serta mendapat teman baru. Semuanya ternyata jauh berbeda dengan cara bagaimana dia dibesarkan. Melissa menjalani kehidupan yang serba bebas sehingga membawa kepada kegiatan maksiat dan dosa.
Semua berubah tatkala ia berkenalan dengan seorang pria dari Mesir melalui Internet. Perkenalan itu menumbuhkan cinta antara mereka.
Melissa pun rela berpisah jauh dengan sang kekasih dan hanya berkomunikasi lewat Internet. Setelah menjalani hubungan selama dua bulan, Melissa nekat pergi ke Mesir untuk bertemu sang pujaan hati.
Dalam kunjungannya ke Mesir, sang kekasih tidak mau melewatkan kesempatan begitu saja. Pria tersebut mengajukan lamaran dan Melissa menerimanya.
Meski demikian, Melissa masih menghadapi tantangan yaitu perbedaan agama. Sang kekasih pun berusaha meyakinkan Melissa bahwa hal itu tidak akan menghalangi hubungan mereka setelah menikah.
" Bagaimana reaksi keluarga? Sekali lagi saya di dalam dilema, apalagi bila mereka mengetahui saya menikah dengan pemuda Islam yang baru dikenal dua bulan," kenang Melissa, seperti dikutip dari onislam.net, Minggu, 29 Maret 2015.
Pernikahan pun berlangsung. Setelah itu, keduanya memutuskan untuk pindah dari Mesir ke Hong Kong.
" Pada awalnya, suami kaget dengan perbedaan budaya karena itu pengalaman pertama dia keluar dari tanah kelahirannya," cerita Melissa.
Karena sudah terbiasa beribadah setiap Minggu, Melissa pernah mengajak suaminya ikut serta. Suaminya tidak keberatan bahkan pernah membantu Melissa melakukan kegiatan ibadah.
Pernah suatu ketika, suami Melissa mengatakan dia hendak kembali menjalankan ajaran Islam yang selama ini menjadi pegangan dan kepercayaannya. Suami Melissa kemudian mulai belajar dan mempraktikkan ajaran Islam, termasuk salat dan berpuasa.
Itulah pertama kali dalam hidupnya Melissa memerhatikan cara umat Islam mengagungkan Tuhan mereka. Pada saat yang sama, suaminya mulai mengikuti kelas-kelas pendidikan agama Islam, memperbanyak membaca buku terkait Islam diteruskan kepada Melissa.
" Pada awalnya saya ragu mendengarnya karena saya lebih mengagungkan Nabi Isa. Namun ketika saya mengetahui bahwa orang Islam juga mencintai Nabi Isa, saya mulai belajar tentang Islam dengan suami sehingga memperoleh banyak informasi tentang ajaran Islam."
Apa yang begitu menyentuh Melissa adalah ketika melihat kaum muslim melakukan salat terutama saat sujud. Gerakan salat tersebut bagaikan menyadarkan Melissa bahwa itulah cara yang tepat menunjukkan ketaatan kepada Allah yaitu dengan rukuk dan sujud.
" Saya sangat ingin melakukan salat seperti itu tetapi masih tidak yakin untuk beralih ke agama Islam. Ketika kami pulang ke Filipina, saya katakan kepada suami bisakah saya salat bersamanya tanpa harus menjadi muslim?," kata Melissa.
Setelah beberapa kali mencoba melakukan salat, Melissa ternyata menyukainya. Namun dia agak keberatan ketika mengetahui bahwa salat wajib dilaksanakan lima kali sehari selain melaksanakan amalan wajib yang lain. Belum lagi masalah hijab, juga menjadi satu hal yang memberatkan Melissa. Apa lagi, Melissa juga tidak mengetahui secara langsung siapa gerangan Nabi Muhammad itu.
Sang suami kemudian mengatakan Melissa dapat belajar secara pelan-pelan dan tidak perlu memaksakan diri. Sang suami pun membolehkan Melissa tidak berhijab selama belum siap. Meski demikian, sang suami selalu berpesan kepada Melissa untuk tidak menunda untuk melaksanakan hal yang baik.
" Pada suatu hari saya mendengar ceramah agama berjudul 'Tujuan Kehidupan' oleh Sheikh Khalid Yasin. Satu pokok yang dikemukakan pembicara itu yaitu mengapa kita tidak bisa mengakui Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya. Apakah kita angkuh atau congkak?," kata Melissa.
Begitu mendengar ceramah itu, hati Melissa terbuka untuk menjadi muslim dan tidak ingin dianggap sebagai orang yang arogan. Akhirnya, setelah selesai mendengarkan rekaman ceramah itu, Melissa mengucap dua kalimat syahadat di hadapan suaminya.
Sampai hari ini, Melissa mencoba untuk mempelajari dan memahami Islam. Tidak ada akhir untuk proses belajar. Melissa teringat sabda Nabi Muhammad yang berbunyi, " Tuntutlah ilmu dari buaian hingga liang kubur" .
Advertisement
Style Maskulin Lionel Messi Jinjing Tas Rp1 Miliar ke Kamp Latihan
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Fakta-Fakta di Balik Meninggalnya Nandi Juliawan, Pemeran Encuy Preman Pensiun
Kisah-Kisah Ajaib Pestapora 2025: Dari Hujan Dadakan hingga Vokalis yang Nyaris Hilang di Kerumunan!
Style Maskulin Lionel Messi Jinjing Tas Rp1 Miliar ke Kamp Latihan