Anak Remaja/ Foto: Shutterstock
Dream - Masa remaja merupakan masa pencarian jati diri. Pada masa ini, berbagai masalah dan kebingungan mulai bermunculan. Sayangnya, banyak orangtua yang tidak menyadari permasalahan yang dialami oleh anak remajanya.
Orangtua cenderung menganggap masalah remaja adalah ringan, enteng dan tak ada apa-apanya dibandingkan masalah orang dewasa. Hal ini membuat orangtua jadi menyepelekan ketika anak remaja bercerita masalahnya.
Ucapan " ah gitu aja ngeluh" , " drama banget sih" , " semua orang juga begitu" , yang terlontar dari mulut ayah atau bunda dampaknya begitu besar bagi anak. Mereka jadi akan menyimpan masalahnya sendiri, tak mau bercerita dan menjaga jarak dengan orangtuanya.
Penting bagi orangtua untuk mengetahui masalah yang dialami anaknya dan membantu melewati permasalahan tersebut. Biar lebih mengerti masalah yang dialami anak, coba perhatikan lima hal yang kerap jadi isu di kalangan remaja.
Body Image
Memasuki usia pubertas, anak melalui banyak perubahan fisik yang tentunya dapat mengganggu kepercayaan diri mereka. Hal ini dapat mencakup jerawat, perubahan berat badan, bulu badan, dan menstruasi.
Tak jarang, perubahan tersebut membuat anak merasa malu dan tidak percaya diri akan tubuhnya sendiri. Maka dari itu, orangtua harus memperhatikan perasaan anak-anak dan jangan dihiraukan. Bisa ajarkan anak membersihkan diri, merawat diri, olahraga rutin dan hal lain yang bisa meningkatkan kepercayaan dirinya.
Perundungan dan penindasan di masa remaja merupakan masalah yang sering terjadi, baik fisik maupun verbal. Penting bagi orangtua untuk berkomunikasi dengan anak untuk memastikan bahwa mereka tidak mem-bully dan tidak di-bully.
Perundungan pada remaja berdampak hebat bagi penderitanya. Mereka bisa mengalami kesepian, kesedihan, depresi, kecemasan, perubahan tidur dan perubahan pola makan. Tak jarang, minat mereka terhadap hal-hal yang disuka akan menurun.
Membandingkan diri dengan orang lain merupakan hal yang wajar, terutama sebagai remaja. Pastikan agar anak tidak merasa terbebani dan membuatnya tidak percaya diri dengan dirinya sendiri. Hindari membandingkan anak remaja dengan anak lain.
Penyalahgunaan Alkohol dan Narkoba
Masa remaja adalah usia di mana anak memiliki penasaran yang tinggi. Sebagai orangtua, sebaiknya berbicara pada anak tentang alkohol dan narkoba serta dampaknya. Selain itu, perhatikan juga teman-teman anak karena bisa saja anak menjadi terbawa arus.
Anak remaja rentan merasa kesepian dan tidak dimengerti oleh orang-orang disekitarnya. Usia remaja juga cenderung menciptakan jarak antara mereka dan orangtua, hal ini karena anak merasa butuh privasi yang sebelumnya saat anak-anak, orangtua selalu terlibat.
Ingat, sejauh apa pun anak menjaga jarak, tetaplah berusaha untuk tetap mendekatinya. Pastikan anak merasa tahu kalau orangtua selalu berada di belakangnya dalam keadaan baik maupun buruk. Usahakan untuk terus berkomunikasi dengan cara apa pun, tapi tidak dengan terlalu mengontrolnya.
Laporan: Meisya Harsa Dwipuspita/ Sumber: Times of India
Dream - Banyak orangtua yang mengeluhkan anak remajanya menjauh, menghindar dan sulit berkomunikasi. Hal ini memang sangat membingungkan, dan sebagian besar orangtua hanya mendiamkannya dan menganggap hal wajar.
Benarkan demikian? Menurut Irma Gustiana seorang psikolog anak dan keluarga, justru penting bagi orangtua untuk aktif mendekati anak remajanya.
Isu kesehatan mental remaja yang ditemui Irma di ruang praktik membuatnya mengingatkan para orangtua bahwa justru kehadiran orangtua sangat penting bagi anak remaja, meskipun si anak berkesan malah menjauh.
" Selama ini seringkali yang dipikirkan orang dewasa mengenai remaja adalah semuanya tentang pengaruh teman sebaya dan kelompok sebaya dalam pergaulan sosial. Tapi sebenarnya bukan hanya itu, dalam transisi dari masa kanak-kanak ke remaja atau remaja awal, peran orangtua sangat penting. Dalam rentang usia 9 hingga 14 tahun, anak-anak menjadi lebih tertarik untuk dikagumi dan dihormati," ungkap Irma dalam akun Instagramnya @ayankirma.
Anak remaja menurut Irma, menjadi lebih sensitif, sehingga rasa ingin diterima, dimiliki, dikagumi, dan dihargai di rentang usia remaja menjadi kebutuhan psikologis yang dominan. Tidak hanya diterima teman, tetapi yang lebih utama juga adalah diterima oleh orangtuanya.
" Hal ini juga didukung salah satu riset dari ahli saraf Ron Dahl, profesor kesehatan dan perkembangan manusia di University of California, Berkeley, ia menjelaskan peran serta dan dukungan orang tua dapat membantu remaja, terhindar dari depresi dan kecemasan serta gangguan kesehatan mental lainnya," pesan Irma.
Pendengar yang baik
Remaja membutuhkan tempat untuk mencurahkan perasaan atau menceritakan problem yang sedang dihadapinya. Mereka berharap orangtua bisa mendengarkan isi pikiran dan memahami perasaannya, tidak judgemental/ menghakimi atau menilai tanpa mendengarkan isi cerita seutuhnya.
Perhatian dan dorongan
Remaja menginginkan perhatian dan sikap bersahabat dari orangtuanya. Juga mereka membutuhkan dorongan moral agar aktivitas hari-harinya bisa dijalankan dengan semangat dan menyenangkan
Kehidupan remaja penuh tekanan. Harapan yang besar, tekanan teman, nilai akademik, belum lagi perubahan fisik dan emosi yang mereka alami. Remaja butuh orangtua yang memahami menjadi remaja dan yang tidak hanya membiarkan tetapi juga membantu level stres mereka
Membangun rasa percaya diri dan harga diri
Tak peduli seberapa besar pencapaian anak remaja, selalu " isi gelas" harga diri anak remaja sampai penuh. Berikan pujian, dukungan dan pendampingan. Setiap pencapaian dalam hidup mereka memiliki nilai. Semuanya adalah proses yang membangun kepercayaan diri dan mengajari mereka tentang siapa mereka dan apa yang mampu mereka capai
Kasih sayang dan hangat dengan sentuhan
Terlepas dari isyarat mundur atau ingin menjauh dari orangtuanya, jangan tersinggung. Mungkin saat ini ia enggan untuk didekati atau dipeluk, tapi jangan menyerah pada remaja.
" Selipkan pelukan, sentuh jarinya, pegang bahunya atau usapkan tangan di punggungnya sesering mungkin. Remaja membutuhkan rasa cinta dan kehangatan sentuhan orangtua mereka terutama saat murung," ungkap Irma
Kurangnya kepercayaan orangtua kadang menggangu rasa aman bagi remaja. Mereka akan merasa terkekang dan tidak bisa bebas bergerak atau mengeksplorasi kemampuan karena merasa setiap hal yang dilakukan tidak ada yang percaya.
" Jadi orangtua dari anak reamaja itu sulit, tapi jauh lebih sulit menjadi anak remaja itu sendiri. Sumber harapan utama mereka adalah orangtuanya yang bisa hadir bukan hanya secara fisik tapi juga emosional," pesan Irma.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN