Ilustrasi
Dream - Setelah menikah, kehadiran anak bagi pasangan suami istri pastinya sangat dinanti. Memiliki keturunan, merupakan berkah sekaligus amanah besar bagi Allah SWT. Lalu dalam Islam apa hikmahnya kehadiran anak dalam pernikahan?
Dikutip dari NU.or.id, disebutkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Muslim dari Abu Hasan bahwasanya ia menceritakan kepada Abu Hurairah tentang kedua anaknya yang telah meninggal dunia. Lalu Abu Hasan bertanya, " Bisakah engkau menyampaikan sebuah hadits dari rasulullah untuk menghibur hati kami?"
Abu Hurairah menjawab, " Iya, anak-anak kaum Muslimin yang masih kecil, mereka adalah penghuni surga, ia nantinya akan bertemu dengan orang tuanya lalu memegang bajunya, seperti aku memegang bajumu ini, dan ia tidak melepaskannya sampai Allah memasukkan orangtuanya ke dalam surga" .
Ada juga sebuah kisah yang menggambarkan seseorang yang bingung dan heran ketika di akhirat nanti tiba-tiba mendapatkan pelayanan spesial oleh penghuni surga. Ia mendapatkan fasilitas dan berbagai macam hadiah sebagai balasan kehidupan di dunia.
Orang ini lalu bertanya kepada Malaikat kenapa ia mendapatkan itu semua. Padahal selama di dunia ia merasa tidak memiliki amal yang banyak. Ia merasa ibadahnya di dunia tidak seperti orang lain yang terlihat giat beribadah.
Malaikat pun menjawab bahwa fasilitas spesial yang ia dapatkan itu adalah berkat ia memiliki anak yang shaleh. Anaknya senantiasa mendoakannya dan memohonkan ampun kepada Allah. Lalu orang tersebut pun teringat anaknya yang shaleh dan patuh serta hormat kepada orang tuanya.
Ustadz Ahmad Muqimul Haq, pengasuh Pesantren Raudlah Murattili Quran Al Falah Margodadi, Sumberejo, Tanggamus, Lampung, menjelaskan kalau anak merupakan tabungan orangtua di akhirat. Anak menjadi satu diantara tiga perkara yang mampu mengalirkan pahala kepada seseorang walau orang tersebut telah meninggal dunia.
" Sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shaleh yang mendoakan kedua orang tuanya," jelasnya.
Untuk mendapatkan keturunan, umat Islam telah disyariatkan untuk menikah. Dengan ikatan sakral insan laki-laki dan perempuan ini, maka juga akan terus menambah umat Nabi Muhammad di dunia yang beribadah kepada Allah SWT.
" Inilah di antara manfaat menikah yakni memiliki keturunan yang kita harapkan doanya dan juga akan semakin menambah umat yang senantiasa berdzikir dan bertasbih pada Allah SWT," ungkapnya.
Dream - Buah hati yang dianugerahkan Allah SWT, merupakan amanah yang harus selalu dijaga. Terkadang, lewat buah hati juga Allah memberikan ujian dan cobaan. Seringkali orangtua merasa sedih dan terpuruk, ketika anak-anaknya melakukan keburukan atau mengalami hal yang memilukan.
Ustazah Ninih Muthmainnah atau akrab disapa Teh Ninih, lewat akun Instagram resminya @ninih.muthmainnah mengingatkan, ujian tiap orang berbeda-beda. Ada yang diuji dengan pasangannya, orangtuanya, atau anak-anaknya.
" Walau berbeda jenisnya, solusinya tetap mengarah pada satu titik yang sama: dekati Allah, mintalah pertolongan-Nya dan jalankan ikhtiar dalam koridor ketaatan kepada-Nya," ungkap Teh Ninih.
Bagi orangtua yang diuji dengan ketidaksalehan anaknya, Teh Ninih mengingatkan untuk terus beristighfar, memohon ampunan Allah. Hal ini karena bisa jadi buruknya sifat anak adalah karena kesalahan kita dalam mendidiknya.
Setelah itu, berusahalah untuk memperbaiki diri. Doakan dia dengan doa-doa terbaik terbaik kita. Jangan putus pula untuk menasihatinya, memberinya teladan kebaikan, dan tetap menjaga kesabaran kala menghadapinya.
" Boleh jadi, apa yang kita lakukan belum tampak hasilnya sekarang. Namun yakinlah, akan ada masa Allah bukakan hatinya sebagai buah kesungguhan dan keikhlasan doa-doa kita, orangtuanya," pesan Teh ninih.
Dream - Memiliki buah hati dan keturunan yang berakhlak baik, menjalani tuntunan Islam, sukses dunia akhirat merupakan harapan tiap orangtua. Tentunya hal ini harus diusahakan, salah satunya dengan pengasuhan dan menjadi teladan yang baik.
Tak hanya itu, banyak-banyaklah berdoa kepada Allah SWT agar putra putri tercinta selalu dalam lindungan-Nya dan mendapat sukses yang penuh berkah. Bagaimana caranya?
Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah Nurul Huda Mergosono Malang, Nyai Hj Raudloh Quds Musthofa al Hafidhah berbagi pengalaman dalam mengasuh putra-putrinya. Hal pertama adalah memberi contoh.
" Jadi, kalau pengasuhan/pendidikan jujur saya dibantu oleh lingkungan dan selalu menanamkan untuk mencontoh sifat baik dari eyang-eyangnya (KH Ahmad Masduqie Machfudh dan KH Ahmad Mustofa Bisri), dan mengenai ibadah shalat, puasa dan lain-lain, selain dimudahkan oleh lingkungan juga kita tidak pernah absen untuk memberi contoh. Jadi, tidak hanya ngajak, tapi juga melakukan," kata Hj Raudloh, dikutip dari NU Online.
Tradisi pesantren yang lekat dengan amalan riyadloh dan tirakat, Hj Raudloh juga melakukannya. Ia memberikan beberapa amalan yang dilakukan sebagai ikhtiar dalam mendoakan keselamatan hidup anak-anaknya.
" Dulu itu saya pernah didawuhi (diberi tahu) sama kakak ipar saya untuk muasani (berpuasa untuk) anak-anak saya. Waktu itu saya diutus puasa hari lahir (kalau anaknya lahir Senin, berarti puasa setiap Senin). Nah, kebetulan anak-anak saya itu hari lahirnya berurutan, Senin-Selasa-Rabu saya tambah Kamis, wis poko'e setiap seminggu iku patang dino (Sudah pokoknya setiap minggu itu empat hari puasa)," ungkapnya.
Hal lain yang dilakukan adalah dengan bersedekah setiap hari lahir anaknya dan mengamalkan amalan wirid. " Kalo wiridan itu yang saya amalkan sekarang itu Fatihah setiap hari 100 kali, katanya suami sih boleh dicicil boleh juga sekali dudukan, pokonya jangan sampe kelewat," kata Ning Raudloh.
Selengkapnya baca di sini.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN