Ibu Hamil Perlu Tahu Trik Jalan Kaki yang Aman dan Bikin Fit

Reporter : Mutia Nugraheni
Senin, 21 Maret 2022 11:13
Ibu Hamil Perlu Tahu Trik Jalan Kaki yang Aman dan Bikin Fit
Jalan kaki ini bisa membantu menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah ibu hamil.

Dream - Bobot tubuh memang naik drastis saat hamil dan ibu tetap disarankan melakukan olahraga ringan. Salah satu yang sangat direkomendasikan adalah jalan kaki.

Jalan kaki ini bisa membantu menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah ibu hamil. Bukan sekadar jalan, ibu hamil perlu tahu trik jalan kaki yang bisa membuat tubuh tetap fit dan aman. Apa saja?

1. Lakukan dalam Durasi dan Frekuensi yang Aman
Pastikan jalan kaki saat tubuh merasa fiti, bukan ketika sakit kepala, mual atau lemas. Bila memang sudah membaik dari morning sick, bisa dilakukan. Akan lebih aman jika ada yang mendampingi.

Disarankan untuk jalan kaki setidaknya 30 menit per hari. Durasi tersebut boleh ditingkatkan perlahan hingga 60 menit per hari. Frekuensinya dapat dilakukan hingga tiga kali seminggu.

2. Peka pada Kondisi Tubuh
Ibu hamil tidak boleh memaksakan kondisi tubuh. Jangan melakukan jalan kaki hingga kelelahan. Sebagai patokan, ibu harus masih bisa bercakap-cakap berjalan kaki. Ini artinya masih dalam batas aman.

Bila sudah terlalu lelah, napas tersengal-sengal dan tak dapat berbicara, hentikan segera aktivitas jalan kaki dan beristirahatlah. Terlalu ekstrem melakukan aktivitas fisik dapat berakibat buruk pada janin.

 

1 dari 4 halaman

Asupan Air dan Cuaca Panas

Asupan Air dan Cuaca Panas © Dream

3. Cukupi Asupan Air
Jalan kaki untuk ibu hamil dapat menyebabkan pengeluaran cairan yang cukup banyak. Hal ini bisa berakibat pada terjadinya dehidrasi atau kekurangan cairan yang tentunya berbahaya bagi kehamilan dan janin.

Oleh karena itu, salah satu tips jalan kaki saat hamil lainnya adalah selalu minum air dalam jumlah cukup untuk mengganti cairan yang hilang dan mencegah dehidrasi.

4. Hindari Cuaca Panas
Cuaca yang panas akan menyebabkan Anda berkeringat banyak dan menimbulkan dehidrasi. Karena itu, hindari cuaca terlalu panas saat akan berjalan kaki. Pilih waktu pagi hari atau sore hari untuk berolahraga.

Penjelasan selengkapnya baca di KlikDokter

2 dari 4 halaman

Keputihan Saat Hamil, Ketahui Saat Pertanda Bahaya

Keputihan Saat Hamil, Ketahui Saat Pertanda Bahaya © Dream

Dream - Beberapa ibu hamil mengalami keputihan lebih sering dari sebelumnya. Hal ini tentunya memunculkan kekhawatiran. Bukan hanya bagi kesehatan ibu tapi juga kondisi janin.

Keputihan, dikutip dari KlikDokter, dapat digolongkan menjadi dua yaitu keputihan normal dan abnormal. Pada keputihan normal, kondisi ini terjadi akibat perubahan hormon di dalam tubuh wanita. Sedangkan pada keputihan abnormal, kondisi ini biasanya terjadi akibat infeksi atau masalah medis lainnya.

Terkait bahaya keputihan saat hamil, memang benar bahwa kondisi tersebut bisa saja mengancam kesehatan janin. Kondisi ini bisa terjadi jika ibu hamil mengalami keputihan abnormal akibat suatu penyakit.

Berikut ini adalah penyebab keputihan saat hamil yang bisa berbahaya dan mengancam kesehatan janin dalam kandungan:

1. Keputihan Akibat Infeksi Jamur
Seorang wanita mengalami peningkatan hormon estrogen saat hamil. Di satu sisi, hal ini diperlukan agar tumbuh kembang janin terjaga dengan baik. Di sisi lain, gejolak hormon estrogen juga menyebabkan keputihan saat hamil.

Diketahui bahwa kadar hormon estrogen yang tinggi dapat mengubah derajat keasaman vagina, sehingga jamur yang secara normal ada di bagian tersebut bertumbuh berlebihan.

Alhasil, keputihan pada ibu hamil yang terjadi akibat infeksi jamur Candida albicans tidak bisa dihindari. Keputihan akibat infeksi jamur memiliki ciri sebagai berikut:
- Cairan vagina yang keluar menggumpal seperti keju.
- Keputihan disertai kemerahan dan rasa gatal.
- Terasa panas hingga perih pada vagina.
- Rasa nyeri ketika berkemih atau berhubungan intim.

Meski terjadi saat hamil, keputihan akibat infeksi jamur tidak berbahaya bagi janin. Ini karena infeksinya hanya bersifat lokal (di vagina), dan tidak akan naik ke arah rahim ataupun memicu keguguran hingga persalinan prematur. Keputihan akibat jamur murni hanya menimbulkan iritasi dan rasa tidak nyaman pada area kewanitaan.

 

3 dari 4 halaman

2. Keputihan Akibat Infeksi Bakteri

2. Keputihan Akibat Infeksi Bakteri © Dream

Vaginosis bakterialis merupakan suatu kondisi ketika terjadi pertumbuhan bakteri secara berlebihan pada vagina dan bisa jadi salah satu penyebab keputihan saat hamil. Kondisi ini umumnya terjadi akibat bakteri Gardnerella vaginalis.

Meski begitu, vaginosis bakterialis juga bisa terjadi akibat bakteri lain, seperti Lactobacillus, Prevotella, Mycoplasma hominis, Streptococcus viridans, dan Ureaplasma urealyticum. Beberapa ciri keputihan akibat bakterial vaginosis, antara lain:
- Bau amis pada vagina, terlebih saat berhubungan seksual
- Gatal pada vagina
- Keputihan berwarna abu-abu
- Kemerahan di sekitar bibir vagina
- Nyeri atau terdapat sensasi terbakar saat berkemih

Adanya bakterial vaginosis pada ibu hamil dapat meningkatkan risiko kelahiran prematur, khususnya jika tidak ditangani dengan baik. Selain itu, kondisi tersebut juga bisa menyebar hingga ke rongga panggul dan menyebabkan Pelvic Inflammatory Disease (PID).

 

4 dari 4 halaman

3. Trikomoniasis

3. Trikomoniasis © Dream

Trikomoniasis merupakan salah satu penyakit menular seksual yang disebabkan oleh parasit Trichomonas vaginalis. Bahaya keputihan saat hamil akibat trikomoniasis adalah meningkatkan risiko kelahiran prematur, bayi berat lahir rendah (BBLR), dan bayi rentan terinfeksi parasit tersebut saat lahir.

Gejala trikomoniasis yang bisa muncul pada wanita hamil, antara lain:
- Keputihan berbau busuk
- Carian keputihan berbusa dan berwarna kuning kehijauan
- Gatal dan kemerahan di sekitar vagina.
- Nyeri saat berkemih dan berhubungan seksual

Penjelasan selengkapnya baca di sini.

Beri Komentar