Gendongan Bayi (Foto: Shutterstock)
Dream - Menjadi ibu bekerja, seringkali sulit membagi waktu. Antara mengurus anak, tapi pekerjaan masih menumpuk. Apalagi ketika anak masih bayi yang membutuhkan perhatian lebih
Oleh karena itu, banyak ibu pekerja yang menggunakan alat gendong untuk mempermudah aktivitas sembari mengurus anak. Baby carrier jadi andalan para ibu yang biasanya bekerja di rumah.
Si kecil bisa tetap dalam dekapan dan ibu bisa sambil menyelesaikan pekerjaan. Penting untuk mencari gendongan yang nyaman dan tidak bikin ibu sakit punggung.
Dalam memilih baby carrier, perhatikan kualitas produk tersebut, apakah sudah teruji atau direkomendasikan oleh dokter anak.
“ Salah satu pertimbangan untuk pilih baby carrier itu adalah sertifikasi atau rekomendasi dari dokter tumbuh kembang anak. Jadi si ibu dan anaknya sama-sama nyaman. Bahunya nggak pegal, punggungnya nggak bongkok dan kakinya jadi nggak mudah ‘ngangkang’,” ujar Jesslyn, dari Haenim di pameran Mom & Baby Fair di Kota Kasablanka, Jakarta Selatan, Rabu 30 Oktober 2019.
Selain itu, cari baby carrier berbahan waterproof. Pasalnya sat menggendong bayi, seringkali ketumpahan susu atau makanan berkuah. Dengan bahan tersebut, gendongan jadi mudah dibersihkan.
Dream - Semua dokter menganjurkan ibu memberikan Air Susu Ibu (ASI) ekslusif kepada anak selama enam bulan, kemudian diteruskan hingga dua tahun atau lebih. Untuk mendukung hal tersebut, dibutuhkan penyesuaian sejak lahir.
Salah satunya dengan proses inisiasi menyusui dini (IMD). Dokter Spesialis Anak, Utami Roesli menjelaskan, setelah bayi lahir jangan langsung dipisahkan dengan ibunya.
" Begitu lahir letakkan di dada ibunya, minimal satu jam," ujar Utami di Balai Kota DKI Jakarta.
Ia mengatakan, dalam fase ini, bayi akan merangkak dengan sendirinya mencari puting ibunya untuk minum ASI. Proses ini akan sangat membantu bayi beradaptasi dan memudahkannya menyusu.
" Dada ibu yang disiapkan Allah untuk anak, bukan tempat tidur. Kalau (bayi) kedinginan dada ibu (suhunya) naik dua derajat, kalau (bayi) kepanasan turun satu derajat," kata Utami.
Biasanya, bayi minimal akan menemukan puting ibunya untuk menyusu selama 55 menit. Apabila dalam waktu itu belum bisa menemukan, bantu dekatkan di area payudara tapi jangan dibantu memasukkan putingnya.
" Kalau minimal menemukan puting itu 55 menit. Kalau belum menemukan bantu, jangan dijejelin, 99 persen anak bisa nyari puting 0-99 menit. Tapi kalau di rumah sakit saya ditunggu sampai 2 jam," kata dia.
Untuk itu, ia mengajak kepada semua masyarakat dan pihak rumah sakit, tidak memisahkan anak dari ibunya setelah lahir. Tempatkan langsung di dada ibu dan biarkan melakukan kontak kulit.
" Mamalia mana yang berpisah dengan anaknya yang baru lahir, cuma manusia yang begitu," ucap dia.
Keberhasilan ibu menyusui bukan hanya karena faktor ibu dan bayi. Tapi juga dukungan dari keluarga, khususnya suami, kakek dan nenek si bayi.
" Kegagalan ibu menyusui, kegagalan ayah. Keberhasilan ibu menyusui, keberhasilan ayah," ungkap Utami.
Dream - Air susu ibu (ASI) merupakan nutrisi krusial dalam tumbuh kembang anak. Bayi tidak boleh absen menyusui dalam kurun waktu enam bulan. Selebihnya, ASI dapat dilanjutkan hingga anak berusia dua tahun.
Demi keberhasilan pemberian ASI eksklusif, penting untuk menyusui sesuai kebutuhan si kecil. Tepat secara waktu dan durasi. Nah, banyak ibu bertanya-tanya berapa lama sebaiknya waktu menyusui si kecil. Jangan terlalu singkat.
" Jangan menyusui hanya dalam waktu 5 menit saja. Lakukan selama 15-20 menit pada masing-masing payudara," kata Asih Setiarini, Ahli Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, beberapa waktu lalu di Jakarta.
Menurut Asih, cairan ASI yang kaya akan lemak hanya akan keluar pada menit-menit terakhir. Cairan ini disebut dengan hindmilk dan baru muncul setelah foremilk habis.
" Menyusui idealnya dilakukan sebanyak 10-12 kali dalam sehari dengan rentang waktu 2 jam sekali," imbuhnya.
Perhatikan juga bahasa tubuh bayi saat haus. Bayi biasanya menunjukkan tanda-tanda gelisah, menangis, atau mulut dan lidah yang melakukan gerakan mengisap jika ingin minum ASI.
Perlu diingat bahwa komponen terbesar pembentuk otak bayi adalah lemak. Oleh karena itu, pastikan si kecil mendapat asupan lemak dari ASI agar terhindar dari stunting dan penyakit gizi lainnya.
Jangan lupa melengkapi asupan gizi seimbang dengan memberi makanan pendamping ASI (MPASI) ketika bayi berusia 6 bulan atau sudah mampu duduk tegak dan menelan. Gunakan kombinasi lengkap mulai dari karbohidrat, protein nabati dan hewani, serta sayuran dan buah-buahan.
Advertisement
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Throwback Serunya Dream Day Ramadan Fest bersama Royale Parfume Series by SoKlin Hijab
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik