Indeks Syariah Dan IHSG K. O. (Foto: Shutterstock)
Dream - Indeks syariah kompak melemah di pembukaan perdagangan pekan terakhir Juni 2019. Tanpa sentimen positif baru yang menyambangi lantai bursa, indeks saham acuan di Bursa Efek Indonesia (BEI) masih belum bisa beranjak dari zona merah.
Sentimen ngeatif membuat pelaku pasar tak ingin ambil risiko pada sesi perdagangan Senin, 24 Juni 2019. Harga minyak yang tinggi karena krisis teluk dan isu perang dagang Amerika Serikat dengan Tiongkok masih menjadi isu yang dipantau pelaku pasar.
Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) mencatat koreksi sebesar 1,016 poin (0,55%) ke level 182,782. ISSI menguat tipis setelah sempat dibuka melemah di level 183,607 di sesi pembukaan perdagangan.
ISSI menjalani sesi perdagangan awal pekan ini di zona merah dengan level tertinggi hanya dicetak di 183,806. Tekanan jual sempat menyeret ISSI jatuh ke level 182,509.
Indeks keping biru syariah, Jakarta Islamic Index (JII) juga beringsut 5,089 poin (0,76%) ke level 666,652 poin. Sementara Indeks JII70 melemah 1,610 poin (0,72%) ke level 221,945.
Tanpa sentimen positif yang menyapa lantai bursa, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 26,971 poin (0,43%) ke level 6.288,645.
Sentimen ini membuat penanam modal melepas saham-sahamnya, terutama di sektor industri dasar dan aneka. Kedua indeks sektoral ini melemah masing-masing sebesar 1,04 persen dan 0,88 persen. Lalu diikuti oleh properti 0,87 persen, manufaktur 0,84 persen, dan infrastruktur 0,78 persen.
Penguatan indeks sektor pertanian sebesar 2,2 persen dan pertambanan 0,14 persen tak cukup kuat menahan laju perdagangan.
Emiten syariah pencetak top gainer kali ini adalah ERAA yang harga sahamnya naik Rp260, MDKA Rp210, PTSN Rp190, TCPI Rp150, dan BYAN Rp125.
Sebaliknya, harga saham UNVR merosot Rp625, FIRE Rp350, INTP Rp250, BSSR Rp130, dan AKRA Rp120.
Pada 16.18, rupiah menguat terhadap dolar AS. Nilai tukar dolar AS terhadap rupiah melorot 27 poin (0,19%) ke level Rp14.156 per dolar AS.
Dream - Keputusan Bank Indonesia yang tetap mempertahankan suku bunga acuan di level 6 persen sepertinya mengejutkan pelaku pasar. Sempat yakin bank sentral akan menurunkan suku bunga, BI 7-Days Reserves Repo Rate, investor hari ini, Jumat, 21 Juni 2019, menjauh sementara dari pasar modal.
Sentimen negatif juga datang dari bank sentral AS, The Federal Reserves, yang mempertahankan suku bunga acuannya.
Indeks saham syariah di Bursa Efek Indonesia menutup perdagangan jelang libur akhir pekan ini di zona negatif. Tiga indeks acuan saham syariah hanya bisa bergerak menguat di 5 menit perdagangan sesi pembukaan.
Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) hari ini menutup perdagangan dengan melemah 0,866 poin (0,47%) ke level 183,798. ISSI sempat bergerak menguat di 10 menit awal perdagangan usai dibuka naik ke level 185,024.
Hingga 45 menit waktu perdagangan sesi awal pembukaan, ISSI masih bergerak fluktuatif di dua zona. Namun jam-jam berikutnya, ISSI menghabiskan waktu perdagnagan di zona merah dengan posisi terendah di level 182,383.
Kondisi serupa dialami indeks keping biru syariah, Jakarta Islamic Index (JII), yang melemah 6,434 poin (0,95%) ke level 671,641. Sementara indeks JII70 melorot 1,643 poin (0,73%) ke level 223,555.
Munculnya sentimen negatif dari dalam dan luar negeri turut memaksa Indeks Harga Saham Gabungan merosot 20,262 poin (0,32%) ke level 6.315,436.
Sentimen-sentimen negatif ini membuat investor melepas sahammya. Mayoritas di sektor industri aneka, properti, dan barang konsumsi. Indeks industri aneka terkoreksi 1,74 persen, properti 1,22 persen, dan barang konsumsi 0,99 persen.
Penguatan indeks sektor pertambangan sebesar 1,49 persen, pertanian 0,46 persen, dan 0,07 persen tak cukup kuat menopang pelemahan perdagangan.
Harga saham BYAN meroket Rp2.350, LINK Rp180, AMFG Rp175, INTP Rp175, dan ISAT Rp170.
Sebaliknya, harga saham UNVR turun Rp800, POLL Rp450, JSMR Rp200, PCAR Rp160, dan ASII Rp150.
Pada pukul 16.23, nilai tukar rupiah merontokkan dolar AS. Kurs dolar AS terjun bebas 268 poin (1,93%) ke level Rp13.902.
Dream - Laju bursa saham Indonesia tersengat pergerakan nilai kurs rupiah yang terkoreksi cukup dalam. Melesetnya prediksi analis yang memperkirakan akan adanya penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia turut membuat investor menjauh dari lantai bursa.
BI diketahui menetapkan suku bunga acuan, BI 7-Day Reverse Repo Rate, di level 6 persen.
Pelemahan juga dialami indeks saham syariah yang kompak bergerak melemah. Ketiga indeks acuan ini tergelincir pada penutupan perdagangan Kamis 20 Juni 2019.
Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) tergelincir 0,211 poin (0,11%) ke level 184,664. ISSI bergerak fluktuatif setelah sempat dibuka mengaut di 185,017 pada sesi pra-pembukaan perdagangan.
ISSI sempat bertengger di level tertinggi 185,363 namun terperosok ke posisi terendah di 184,319.
Koreksi juga tak bisa dihindari indeks keping biru syariah, Jakarta Islamic Index (JII) yang kali ini melemah 3,842 poin (0,56%) ke level 678,075. Sementara Indeks JII70 turun 0,929 poin (0,41%) ke level 225,108.
Melesetnya perkiraan pelaku pasar tentang penurunan suku bunga BI membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah tipis 3,564 poin (0,06%) ke level 6.335,698.
Investor lebih suka menanamkan modalnya di sektor industri dasar dan properti. Kedua indeks ini menguat 1,48 persen dan 1,37 persen.
Sebaliknya, indeks sektor barang konsumsi beringsut 0,82 persen, industri aneka 0,81 persen, dan keuangan 0,16 persen.
Top gainer saham syariah kali ini dihuni emiten DUTI yang menanjak Rp950, TCPI Rp300, POLL Rp299, MTPS Rp250, dan INDR Rp230.
Harga saham BRAM melorot Rp2.500, INTP Rp850, PCAR Rp200, BTPS Rp190, dan SILO Rp180.
Pada pukul 16.05, kurs rupiah terkoreksi 94 poin (0,66%) ke level Rp14.175 per dolar AS.(Sah)
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN