Lukisan Dinding Ungkap Praktik Prostitusi 2000 Tahun Silam

Reporter : Maulana Kautsar
Sabtu, 10 Desember 2016 11:02
Lukisan Dinding Ungkap Praktik Prostitusi 2000 Tahun Silam
'Lunapar dari Pompeii' menampilkan adegan seronok yang dijalankan di kota tersebut.

Dream - Praktik prostitusi yang berjalan di rumah bordil di Pompeii, Italia, terungkap. Sebuah lukisan tua bernama Lupanar dari Pompeii menampilkan bagaimana bisnis haram itu dijalankan.

Rumah bordil yang terkenal di masa itu memiliki layanan sepuluh kamar. Rumah bordil tersebut populer di kalangan orang-orang Romawi sebelum akhirnya runtuh di 79 Masehi.

Lukisan di dinding tersebut menjadi daya tarik turis sejak pertama kali di buka pada 2006. Lukisan tersebut menunjukkan layanan senggama secara berkelompok maupun adegan tak senonoh lainnya.

Setiap satu dari sepuluh kamar yang tersedia di rumah bordil tersebut berisi tempat tidur batu yang ditutupi kasur. Meski di dalam lukisan tersebut adegan senggama ditampilkan dnegna menarik, namun menurut beberapa peneliti, kehidupan di rumah bordil tersebut sangat suram.

 

1 dari 3 halaman

Pekerja Seks Umumnya Budak

Pekerja Seks Umumnya Budak © Dream

Beberapa peneliti percaya, pelacur di Pompeii adalah budak yang tidak terlatih dalam melakukan gerakan-gerakan persenggamaan.

Peneliti dari Western University Profesor Kelly Olson mengatakan muramnya kondisi di lokasi pelacuran tersebut.

" Ruangan di lokasi tersebut sangat kecil, lembab, gelap dan tak nyaman," kata Olson dilansir via The Sun.

Menurut Olson, prostitusi memang legal di Pompeii. Pria yang telah menikah dapat tidur dengan siapapun asalkan dengan perempuan yang telah menikah.

" Perempuan yang telah menikah tidak diperbolehkan melakukan hubungan seks dengan orang orang lain," kata dia.

Pompeii merupakan kota Romawi kuno di dekat Naples di Italia. Letusan Gunung Vesuvius pada 79 Masehi menghancurkan dan mengubur sebagian besar kota tersebut.

2 dari 3 halaman

Pompeii, Tragedi Kota 'Maksiat' yang Diazab Tuhan

Pompeii, Tragedi Kota 'Maksiat' yang Diazab Tuhan © Dream

Dream - Menjelang siang denyut Pompeii, belum sepenuhnya menyala. Warga kota megah di kaki Gunung Vesuvius, Italia itu masih terlelap sisa pesta semalam suntuk hari sebelumnya.

Nyaris menjadi kebiasaan warga kota, menggelar pesta mengumbar semua kegilaan duniawi. Semua jenis minuman ditenggak. Jangan tanya seberat apa kadar alkoholnya. Jiwa seperti terbang dari raga. Pergaulan bebas.

Namun, hari itu, 24 Agustus tahun 79 Masehi, penghuni Pompeii yang masih asyik di peraduan tersentak. Mata yang masih berat pun terpaksa terbuka ketika ranjang empuk bergetar hebat. Langit rumah ikut bergoyang.

Belum ada semenit, mereka kembali dikagetkan suara gemuruh yang turun dari gunung Vesuvius. Dalam sekejap, patung-patung besar dari perunggu berpose mesum, gedung teater, pemandian, arena gladiator serta rumah bordil --landmark termasyhur kota itu-- roboh.

Orang-orang tumpah ke jalanan dengan pandangan kosong tak berdaya. Mereka bertanya, " Apa yang sesungguhnya sedang terjadi?" tulis Pliny muda (pejabat dan penyair Romawi) menceritakan kisah menyeramkan itu lewat surat-surat bersejarahnya yang kemudian dilansir kantor berita Inggris, BBC.

Kengerian itu sejatinya baru dimulai, saat mata mereka terbelakak melihat batu besar terlempar ke langit beserta lahar panas yang kemudian menghujam bumi. Semua itu muntahan isi 'perut' gunung Vesuvius yang tengah murka.

Letusan itu berlangsung seharian. Tanpa ada peringatan serta jalan keluar, 20.000 orang penghuninya terjebak. Lahar panas yang berlimpah ruah memanggang Pompeii. Membumihanguskan semua tanda-tanda kehidupan.

Kota yang berdiri di bawah pemerintahan Kaisar Romawi Nero lenyap seketika. Terkubur lahar panas dan debu sedalam hingga tiga meter. Sejak itu Pompeii pun dilupakan orang.

Hampir dua millenium raib, Pompeii secara tak sengaja ditemukan pada 1748. Kala itu, sejumlah arkeolog mencari keberadaan artefak berharga dan harta karun di wilayah Campania, sebelah tenggara kota Napoli, Italia.

Ketika itulah misteri hilangnya kota Pompeii selama ribuan tahun akhirnya terbongkar. Bahkan lebih mengejutkan adalah artefak yang ditemukan tidak hanya berupa tembikar dan barang kuno, tetapi juga puluhan jasad dalam kondisi mengejutkan.

3 dari 3 halaman

Menganut Kepercayaan 'Pengumbar Senggama'

Menganut Kepercayaan 'Pengumbar Senggama' © Dream

Penduduk Pompeii pada saat itu dikatakan mengamalkan kepercayaan 'Mithra' yang menyakini bahwa alat kelamin serta persetubuhan tidak seharusnya dilakukan secara sembunyi tetapi harus dilakukan di tempat terbuka. Tak heran jika Pompeii dijuluki 'kota maksiat'.

Menurut ilmuwan dilansir Live Science, sebelum kota ini hancur terkubur, penduduk di waktu itu tidak menggubris tanda-tanda akan terjadinya letusan dashyat Gunung Vesuvius. Mereka tidak ambil pusing dengan gempa kecil dan besar yang mengeringkan sumur dan sumber mata air sebelumnya. Sementara anjing-anjing menggonggong sedih atas diamnya burung-burung.

Penghancuran Pompeii mirip dengan azab yang dialami kaum Nabi Luth AS yaitu penduduk Sodom atau Sadum yang dikisahkan dalam Alquran. Dituturkan dalam Alquran, penduduk Sodom melakukan berbagai kejahatan yang tidak biasa dilakukan oleh penjahat manapun.

Selain merampok dan berkhianat kepada sesama teman serta berwasiat dalam kemungkaran, penduduk Sodom melakukan maksiat yang belum pernah ada di muka bumi sebelumnya. Mereka melakukan perbuatan homoseks di kalangan lelakinya dan lesbian di kalangan wanitanya.

Kedua jenis kemungkaran ini begitu merajalela di dalam masyarakat sehingga merupakan suatu kebudayaan bagi penduduk Sodom.

" Dan (ingatlah kisah) Luth, ketika ia berkata kepada kaumnya: " Mengapa kamu mengerjakan perbuatan keji itu sedang kamu melihat(nya). Mengapa kamu mendatangi laki-laki untuk (memenuhi) nafsu(mu), bukan mendatangi wanita? Sebenarnya kamu adalah kaum yang tidak dapat mengetahui (akibat perbuatanmu)." (QS. an-Naml: 54-55).

Beri Komentar