Paus orca adalah salah satu spesies paling sukses di lautan, mendominasi puncak rantai makanan di setiap samudra.
Dan salah satu alasan keberhasilan mereka sangat sederhana: mereka sangat, sangat cerdas.
Lantas, kecerdasan apa saja yang dimiliki ikan paus ini? Mari simak ulasan berikut.
Sebuah populasi di Pasifik mengalami fase mengenakan salmon sebagai topi pada tahun 1980-an.
Tren itu dimulai ketika seekor paus betina mulai membawa salmon mati di atas kepalanya, dan dalam beberapa minggu berikutnya, perilaku tersebut menyebar ke dua kelompok lain di komunitas yang sama.
Serangan paus orca baru-baru ini pada perahu di Eropa mungkin contoh lain dari tren paus orca.
Paus orca memiliki ritual sosial yang rumit dan bahkan terlibat dalam apa yang para peneliti sebut " upacara penyambutan."
Interaksi ini mirip dengan orca seperti mosh pit, dengan orca berbaris dalam dua baris dan kemudian berguling bersama-sama, dilansir dari Majalah Smithsonian.
Selama peristiwa tersebut, penyambutan tersebut bertepatan dengan kelahiran.
Peneliti ajarkan seekor paus betina bernama Wikie untuk meniru kata-kata manusia seperti " halo" dan " bye-bye," serta panggilan beberapa hewan lain. Wikie belajar dengan cepat dan hasilkan beberapa suara baru pada percobaannya yang pertama.
Mereka pelajari strategi berburu yang sangat khusus dan meneruskan pengetahuan kepada keturunannya. Beberapa paus pembunuh di Argentina mendarat di pantai untuk menangkap anjing laut di tepi pantai, sementara di Antartika, populasi lain menciptakan gelombang untuk mendorong anjing laut dari es laut mengambang.
Paus orca tampaknya telah mempelajari bahwa hati hiu kaya akan nutrisi, dan bahwa itu layak untuk membunuh hiu dan membuang sisa-sisa bangkainya hanya untuk mendapatkan organ yang kaya nutrisi tersebut.
Peneliti telah dokumentasikan orca yang menargetkan hati dari berbagai jenis hiu, termasuk menyerang hiu putih besar di lepas pantai Afrika Selatan dan membuka perut hiu paus (Rhincodon typus) di lepas pantai Meksiko.
Michael Weiss, direktur penelitian Pusat Penelitian Paus di negara bagian Washington.
Pada tahun 2018, para peneliti melihat seekor paus betina yang tampaknya sedang berduka karena mendorong bayi pausnya yang mati.
Paus tersebut, bernama Tahlequah, mendorong anaknya yang tidak bernyawa selama setidaknya 17 hari, menempuh jarak 1.000 mil (1.600 kilometer) melintasi laut sebelum akhirnya melepaskannya. Center for Whale Research menggambarkannya sebagai " tur kesedihan."
Di SeaWorld, sebagai contoh, paus orca mengambil pose, menyiram kerumunan, mengibaskan sirip pektoral, dan melompat-lompat sesuai perintah.
Namun, menyimpan orca dalam lingkungan buatan menuai kontroversi, dengan beberapa ahli berpendapat bahwa hal itu menyebabkan stres dan berkontribusi pada penyakit.
Akhirnya, SeaWorld umumkan penghentian program pembiakan orca yang dipelihara tahun 2016.
Para peneliti telah ungkap banyak contoh paus orca yang mendukung anggota kelompok mereka. Mereka bantu orca lain yang terluka atau cacat bertahan hidup dengan menangkap makanan untuk mereka.
Menurut laporan Orlando Sentinel pada tahun 2010, otak paus pembunuh dapat memiliki berat hingga 15 pounds (6,8 kilogram) dan sangat baik dalam menganalisis lingkungan bawah air.
Selama kurang lebih 1.000 tahun, sebuah populasi paus orca di lepas pantai Australia berburu bersama masyarakat pribumi dan kemudian pemburu paus Eropa.
Mereka akan memukul air untuk memberi tahu manusia tentang keberadaan paus, dan kadang-kadang menarik paus ke lokasi mereka menggunakan tali.
Sebagai imbalannya, manusia memberikan bibir dan lidah paus lain kepada paus orca. Hubungan ini dikenal sebagai " Hukum Lidah."