Ilustrasi (Shutterstock.com)
Dream - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menyatakan saat ini layanan kesehatan sedang kritis. Sebab, jumlah dokter yang meninggal akibat terinfeksi Covid-19 jumlahnya meningkat.
" Total 136 dokter wafat akibat Covid-19," ujar External PR Lead untuk Tim Mitigasi Pengurus Besar IDI, Elizabeth, melalui keterangan tertulis.
Jumlah tersebut merupakan angka kematian dokter sejak pandemi Covid-19 melanda Indonesia pada Maret hingga 15 Oktober 2020. Rinciannya, 69 orang adalah dokter umum dengan 4 guru besar dan 67 orang merupakan dokter spesialis.
" Rinciannya, 63 dokter spesialis, 5 guru besar, serta 2 residen yang berasal dari 18 IDI wilayah dan 61 IDI cabang," ujar Elizabeth.
Berdasarkan data per wilayah, kata Elizabeth, para dokter yang meninggal berasal dari 18 provinsi. Rinciannya, Jawa Timur 32 dokter, Sumatera Utara 23 dokter, DKI Jakarta 19 dokter, Jawa Barat 12 dokter, Jawa Tengah 9 dokter, Sulawesi Selatan 6 dokter, Bali 5 dokter, Sumater Selatan 4 dokter.
Lalu di Kalimantan Selatan 4 dokter, Aceh 4 dokter, Kalimantan Timur 3 dokter, Riau 4 dokter, Kepulauan Riau 4 dokter, DI Yogyakarta 2 dokter, Nusa Tenggara Barat 2 dokter, Sulawesi Utara 2 dokter, Banten 2 dokter, dan Papua Barat 1 dokter.
Wakil Ketua Tim Mitigasi PB IDI, Ari Kusuma Januarto, menyatakan, kondisi pelayanan kesehatan saat ini sedang kritis. Angka terkini yang dicatat IDI cukup besar.
" Ini adala situasi krisis dalam pelayanan kesehatan saat ini," kata Ari.
Ari menyatakan tingginya data kematian tenaga medis khususnya dokter menunjukkan kondisi yang mengkhawatirkan. Seharusnya, para tenaga medis mendapat jaminan rasa aman ketika bekerja menangani pasien.
Menurut Ari, meningkatnya angka kematian dokter berjalan seiring dengan peningkatan kurva kasus positif Covid-19. Dia berharap masyarakat turut membantu pemerintah untuk menekan kurva tersebut.
Apabila kurva menurun, tenaga medis tidak akan kewalahan. Dengan begitu, kesehatan para dokter bisa tetap baik sehingga semakin mampu menangani pasien Covid-19.
" Harus ada kerja sama menyeluruh baik dari pemerintah dan masyarakat dalam melaksanakan protokol kesehatan sehingga para tenaga medis dapat melanjutkan pekerjaan penting mereka tanpa mempertaruhkan nyawa mereka sendiri," kata Ari.
Ari menambahkan, tenaga medis sebenarnya bukanlah garda terdepan menghadapi Covid-19. Justru garda terdepan melawan Covid-19 adalah masyarakat.
Kuncinya terletak pada penerapan protokol kesehatan. Jika masyarakat abai, dapat dipastikan pandemi tidak akan berhenti.
" Situasi ini tidak akan pernah selesai apabila tidak ada kerja sama penuh dari masyarakat sebagai garda terdepan," ucap dia.
Advertisement
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Tampil Cantik di Dream Day Ramadan Fest Bersama Beauty Class VIVA Cosmetics
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik