Dream - Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan sekitar 2 ribu tenaga kesehatan di wilayah Gaza Utara menjalani puasa Ramadan tanpa makan sahur dan berbuka puasa. Sebab mereka bekerja tanpa kenal waktu dan tak ada yang bisa dimakan.
Dia menjelaskan ada lebih dari 2 ribu tenaga kesehatan yang bertugas di utara Gaza akan memulai sahur hari pertama puasa Ramadan tanpa makanan, begitu juga dengan buka puasa.
Untuk itu, Al-Qudra menyerukan pada dunia internasional dan organisasi–organisasi kemanusiaan agar mau memberikan makanan siap saji sehingga tim tenaga kesehatan di Gaza bisa menjalankan tugas-tugas mereka.
Ramadan 2024 kali ini bertepatan dengan perang Gaza, yang sampai berita ini diturunkan, masih mengalami serangan Israel yang terus berlanjut. Perang Gaza sudah masuk hari ke-160.
Akibat pembatasan yang dilakukan Israel, penduduk Gaza, terutama di wilayah utara, berada di ambang kelaparan karena langkanya pasokan makanan, air, obat-obatan, dan bahan bakar.
Hassuna Tabib Hassnan, seorang dokter gigi yang mengungsi dari Kota Gaza di utara Jalur Gaza yang terkepung berharap bisa menjalani Ramadan di rumahnya. Namun, nyatanya mereka harus berada di pengungsian.
Sementara itu, pembatasan Israel terhadap umat Islam yang beribadah di Masjid Al-Aqsa di Yerusalem, situs tersuci ketiga umat Islam, juga dapat meningkatkan ketegangan di wilayah tersebut.