Vanessa Moran Dan Kylan Sherril (Foto: New York Post/Kennedy News And Media)
Dream - Seorang ibu bernama Vanessa Moran terkejut setelah menyadari bayi laki-lakinya, Kylan Sherril, yang berusia seminggu, mengeluarkan cairan susu dari putingnya. Khawatir akan kondisi anaknya, Vanessa dan sang suami akhirnya melakukan pengecekkan ke rumah sakit.
Dilansi New York Post, Sabtu 17 Juli 2021, dokter mendiagnosis Kylan mengalami kondisi langka yang disebut galaktorea neonatal dan hanya dialami 5 hingga 6 persen bayi di seluruh dunia. Kabar baiknya kondisi tersebut tidak mengancam jiwa atau bersifat permanen.
Diketahui kondisi ini disebabkan tingginya kadar estrogen pada ibu selama masa kehamilan, yang ditransfer ke aliran darah bayi melalui plasenta sehingga merangsang pertumbuhan jaringan payudara dan produksi susu.
Vanessa mengatakan bahwa ketika baru lahir sikap Kylan berbeda dengan bayi seusianya. Ia cengeng dan sering menangis. Setelah mengetahui kondisi sang anak, ternyata tangisannya merupakan tanda Kylan merasa kesakitan.
Sekitar enam minggu, bayi dengan kondisi galaktorea neonatal bisa sembuh. Sekarang, Kylan yang telah berusia 13 bulan itu dalam keadaan sehat.
" Saya benar-benar lega dan bahagia karena dia sehat dan bahagia," kata Vanessa.
Dengan kesehatan Kylan yang semakin membaik, Vanessa kini kerap membagikan edukasi bagi para orang tua mengenai galaktorea neonatal melalui serangkaian video TikTok miliknya.
Salah satu tips yang ia bagikan untuk meredakan sakit di area dada Kylan dengan meletakkan kain hangat didadanya.
" Seperti kita tahu, ketika payudara kita penuh dengan susu akan terasa sakit, satu-satunya hal yang bisa saya lakukan yakni meletakkan kain hangat didanya untuk mengurangi rasa sakit. Saya juga melepaskan bajunya untuk sementara waktu," jelas Vanessa.
Sumber: New York Post
Dream – Jaiden Rogers, remaja asal Colorado, Amerika Serikat, ini terpaksa harus mendapat perawatan setelah tubuhnya perlahan berubah seperti ‘batu’.
Bocah yang kini berusia 15 tahun itu diketahui menderita Stiff Skin Syndrome, yang membuat kulitnya mengeras layaknya batu.
Penyakit yang diderita Jaiden mulai disadari di tahun 2013 oleh sang ibu, Natalie. Awalnya, Natalie merasa janggal tatkala menemukan benjolan keras di paha anaknya.
Benjolan itu bahkan kini menyebar ke kaki, perut, lengan, dan leher, hingga membuat Jaiden harus duduk di kursi roda.
Untuk mengobati penyakit langka yang dideritanya, Jaiden harus mendapatkan perawatan intensif di sebuah rumah sakit di Italia dengan biaya yang tak murah.
Saat pertama menyadari kondisi aneh yang dialami putranya, kedua orang tua Jaiden langsung membawanya ke dokter. Jaiden pun menjalani beberapa tes. Dokter menyimpulkan penyakit itu.
" Dalam tiga bulan, penyakitnya mulai menyebar ke kakinya dan dia membutuhkan kursi roda. Dia sangat kesakitan," cerita Tim.
Sebelum didiagnosis, Jaiden memiliki hobi bermain sepak bola, namun sekarang ia hanya bisa menghabiskan waktu di kursi roda. Jaiden juga terpaksa putus sekolah karena kondisi yang tak memungkinkan.
Karena kekurangan biaya, orang tua Jaiden berusaha mengumpulkan uang melalui situs GoFundMe. Ia berharap Jaiden bisa segera diobati sebelum penyakit itu menghancurkan jantungnya.
" Jaiden seperti berubah menjadi batu, ia bahkan tidak bisa menggerakkan kakinya. Jika ia tidak mendapatkan perawatan, dokter bilang ia bisa saja meninggal di tubuhnya sendiri," cerita Natalie.
Menurut dokter yang menangani Jaiden, seluruh tubuh remaja itu akan berubah menjadi ‘batu’. Penyakit ini akan menjangkiti Jaiden dari dalam hingga ke kulit. Begitu sampai ke kulitnya, berarti seluruh tubuh di bawah kulit juga akan mengeras seperti batu.
" Kulit yang mengeras akan menekan jantungnya sehingga dia tidak bisa bernapas tanpa ventilator dan menekan organ lain," tambahnya.
Rencananya pihak keluarga akan mencoba perawatan sel induk eksperimental di Italia. Natalie dan suaminya, Tim, sejauh ini telah mengumpulkan US$355 ribu dari target US$1,5 juta.
Jika berhasil dibawa ke Italia, Jaiden akan menjalani pengobatan untuk menghentikan perkembangan penyakit. Jaiden juga akan menjalani terapi untuk membantu melunakkan kulit yang mengeras.
" Menurut dokter, kondisi yang dialami Jaiden adalah satu-satunya di dunia. Hanya ada 41 kasus yang terdokumentasi di dunia," ucap Tim.
Sumber Daily Star
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN