Ilustrasi Membaca Bacaan Tawasul Yang Mustajab. (Foto: Unsplash.com)
Dream - Setiap manusia memiliki kecenderungan untuk mencari sandaran hidup. Secara naluriah, manusia tak beragama sekalipun mengakui adanya Dzat yang lebih besar dari segala sesuatu.
BACA JUGA: Doa syukuran beserta arab dan latinnya
Apalagi bagi kaum Muslim, yang mana selalu berupaya untuk dekat dengan Tuhannya. Berbagai upaya dilakukan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan, mulai dari menjalankan perintah-Nya dan menjauhkan diri dari larangan-Nya.
Upaya mendekatkan diri kepada Allah ini dalam Islam disebut dengan istilah tawasul. Menurut KBBI, tawasul adalah memohon atau berdoa kepada Allah SWT dengan perantara nama seseorang yang dianggap suci dan dekat kepada Tuhan.
Salah satu tujuan bertawasul adalah agar segala hajatnya dikabulkan oleh Allah SWT. Tawasul dilakukan melalui berddoa dengan perantara orang-orang pilihan Allah, seperti Rasulullah, para wali, dan ulama. Para Ulama yang menganjurkan budaya tawasul adalah dari mazhab Imam Syafi'i.
Telah disinggung sebelumnya, tawasul adalah berdoa, artinya terdapat bacaan doa tawasul yang mustajab untuk dibaca saat bertawasul kepada kekasih Allah SWT.
Lantas bagaimana bacaan tawasul yang mustajab tersebut? Dirangkum dari berbagai, simak bacaan tawasul yang mustajab berikut ini.
Meskipun dijadikan cara mendekatkan diri kepada Allah SWT, rupanya ada tawasul yang menyimpang dari agama Islam. Inilah perlunya memahami tawasul yang diperbolehkan dalam Islam.
Meskipun tawasul artinya perantara tersampainya hajat dan doa, bukan berarti menjadikan orang-orang yang sudah meninggal sebagai perantara. Tawasul yang diperbolehkan adalah yang ditetapkan oleh syariat. Seperti bertawasul dengan nama-nama Allah atau asmaul husna. Bertawasul dengan nama-nama dan sifat-sifat Allah ini diperkuat dengan adanya dalil:
“ Hanya milik Allah asmaul husna, maka memohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaul husna itu…” (Q.S Al A’raf: 180)
Bertawasul dengan asmaul husna dan sifat-sifat Allah ini juga dilakukan oleh Rasulullah Saw, sebagaimana hadis berikut:
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda dalam doa beliau: “ …Aku memohon dengan setiap nama-Mu, yang Engkau memberi nama diri-Mu dengannya, atau yang Engkau ajarkan kepada salah satu makhluk-Mu, atau Engkau turunkan dalam kitab-Mu, atau Engkau sembunyikan dalam ilmu ghaib di sisi-Mu…” (HR. Ahmad)
Umat Islam meyakini barangsiapa mencintai Rasulullah, maka akan dicintai oleh Allah Swt. Sebab Rasulullah adalah kekasih Allah SWT, inilah yang menjadi dasar diperbolehkannya bertawasul kepada Rasulullah SAW. Bertawasul kepada Rasulullah SAW dilakukan agar segala hajatnya terkabul.
Terdapat doa tawasul kepada Nabi Muhammad Saw dan seluruh para nabi seperti yang dijelaskan Imam Nawawi dalam Kitab Al Kawakib Al Durriyah fi Tarajum Al Sadah Al Shufiyah:
Allahumma inni atawajjahu ilaika bijaahi nabiyyika muhammadin shollallaahu ‘alaihi wa sallama wa bi abawaina adama wa hawwa-a ‘alaihimas salaam wa ma bainahuma minal anbiyaa-i wal mursaliina. Iqdhi haajati... (sebutkan hajatnya)
Artinya:
“ Ya Allah, aku menghadapkan diriku kepada-Mu dengan kedudukan Nabi-Mu, Muhammad Saw, dan dengan kedua orang tua kami, Adam dan Hawa, dan dengan para nabi dan rasul di antara keduanya. Penuhi hajatku... (sebutkan hajatnya).”
Selain itu, menurut Sayyid Abdurrahman Ba’alawi dalam Kitab Bughyatul Mustarsyidin, tawasul juga dibolehkan melalui para wali Allah SWT.
Dalam kitab tersebut, beliau menyebutkan " tawasul dengan para nabi dan wali saat mereka hidup dan setelah mereka wafat dibolehkan menurut syariat sebagaimana tersebut dalam hadits shahih seperti hadits Nabi Adam AS saat bermaksiat, hadits orang yang mengadukan matanya, hadits syafa‘at, dan segala yang kita terima dari masyayikh kita, mereka dari masyayikh mereka, dan seterusnya."
Masih menurut Sayyid Abdurrahman Ba'alawi, semua bentuk tawasul itu boleh, karena para wali di seluruh pelosok negeri dijadikan sebagai teladan. Mereka adalah orang yang mengajarkan syariat Islam kepada kita. Kita tidak akan mengenal syariat tanpa pengajaran dari para wali.
Telah dijelaskan sebelumnya, tawasul berasal dari kata wasilah yang artinya segala sesuatu yang bisa menyampaikan dan mendekatkan ke suatu hal. Bertawasul dilakukan dengan menyebut asma Allah, bertawasul kepada Rasulullah, bertawasul dengan amal dan bertawasul dengan doa.
Inti dari tawasul adalah berdoa serta mendekatkan diri kepada Allah. Sebab seorang Muslim yang dekat dengan Allah, maka doanya akan mudah dikabulkan oleh-Nya.
Simak bacaan tawasul yang mustajab berikut ini:
Astaghfirullahal’adziim (3 x)
Asy-hadu allaa-ilaaha illallah wa asy-hadu anna Muhammadar-rosulullah.
'Ala hadzihin niyati wa’ala kulli niyatin sholihah, ilaa hadrotin nabiyil-Musthofa Muhammadin shollallahu alaihi wasalam, wa ‘alaa aalihi wa azwajihi wadzurriyyatihi wa ahli baitihil-kirom ajma ‘iin, Syai-u lillahi lahumul-faatihah, (baca surat al-Fatihah)
Tsumma ila hadroti jami-‘i ash-habi rosulillahi shollallahu alaihi wasalam, khusushon sayyidina Abu Bakar Shidiq wa ‘Umarobnil-Khothob, wa ‘Utsmanabni ‘Affan, wa ‘Ali bin Abi Tholib wa ‘ala baqiyati min shohabatihi ajma’iin, wa ila jami’il-anbiya-i, wal mursalin, was Syuhadaa-i, was-Sholihin, wal-‘ulamaa-il-‘aamilin, wal-Malaa-ikatil-Muqorrobin, wal-Karubiyyin, war-Ruhaniyyin, wal-Karomal-Kaatibin wa li sayyidina Malaa-ikati: Jibril, Mika-il, Isrofil, ‘Izro-il, wa hamalatil-‘arsyi ‘alaihimussalam ajma’iin. Syai-u lillahi lahumul Faatihah, (baca surat al-Fatihah).
Tsumma ila hadroti jami’i Awliya-illahi mingkulli waliyyin wa waliyatin, mimmasyaariqil-ardhi ila maghoribiha, fi barriha wa bahriha wa jami’i Awliya-i tis’ah Qoddasallohu sirrohum, wa Khushushon ila Hadroti Sulthon Awliya-i, Sayidina Syekh ‘Abdul-Qodir Al-Jailani, Shohibil-Karromah wal-Ijazah, Qoddasa llohu sirrohu, Tsumma Ila Arwahi jami’i Aba-ina, wa ummahatina, wa jaddina, wa jaddatina, wa kholina wa kholatina, wa ‘ammina wa ‘ammatina, wa jami’i ustadzina wa asatidzatina, wa masyayikhina wa masyayikhi masyayikhina, wa lijami’i jama’atina, wa zaujina wa zaujatina wa auladina wa banatina wa dzurriyatina wa ikhwanina minal-muslimina wal-muslimat wal-mukminina wal-mukminat, wa liman hadhoro fi hadzal-majlisi minal-mukminin, Rohmatullahi ta’ala ‘alaina wa ‘alaihim ajma’in. Syai-ul lillahi lana wa lahum ajma’in Al-faatihah, (baca surat al-Fatihah).
Itulah bacaan tawasul yang mustajab dan bisa diamalkan untuk berdoa dan mendekatkan diri kepada Allah Swt. Dengan bertawasul, diharapkan doa-doa dan segala hajat yang diutarakan akan segera dikabulkan oleh-Nya. Amin.
Ada baiknya sebagai Muslim kita harus mengetahui definisi tawasul dalam Islam. Menurut bahasa, tawasul artinya perantara untuk mendekatkan diri kepada Allah subhanahu wa ta'ala. Hal tersebut dijelaskan dalam firman Allah SWT melalui surat Al-Maidah ayat 35 berikut ini:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَابْتَغُوْٓا اِلَيْهِ الْوَسِيْلَةَ وَجَاهِدُوْا فِيْ سَبِيْلِهٖ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan carilah wasilah (jalan) untuk mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah (berjuanglah) di jalan-Nya, agar kamu beruntung.
Tawasul jadi salah satu upaya seorang Muslim untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Namun cara mendekatkan diri kepada Allah berupa tawasul ini bukan sesuatu keharusan untuk dilakukan.
Para ulama bersepakat tawasul diperbolehkan dengan perantaranya adalah amal sholeh. Contohnya, ketika umat Islam mengerjakan sholat dan membaca Al-Quran. Tawasul yang diperbolehkan dalam Islam adalah dengan berdasar pada sahabat Nabi SAW yang dijelaskan dalam riwayat Bukhari berikut ini:
“ Dari Anas bin malik bahwa Umar bin Khattab ketika menghadapi kemarau panjang, mereka meminta hujan melalui Abbas bin Abdul Muttalib, lalu Umar berkata: " Ya Allah, kami telah bertawassul dengan Nabi kami SAW dan Engkau beri kami hujan, maka kini kami bertawassul dengan Paman Nabi kita SAW, maka turunkanlah hujan..”, maka hujanpun turun.” (HR. Bukhari).
Orang yang melakukan tawasul adalah yang menjadikan apa yang dicintai Allah SWT sebagai perantaranya. Di mana dengan yakin bahwa Allah SWT benar-benar mencintai perantara tersebut. Sedangkan yang tidak diperbolehkan adalah jika perantaranya bisa memberikan manfaat dan madarat, maka inilah yang kemudian disebut dengan perbuatan syirik. Karena sesungguhnya yang bisa memberikan manfaat dan madarat hanya Allah SWT.
Advertisement
Donald Trump Tebar Pujian Lagi ke Presiden Prabowo Subianto: 'Sosok Luar Biasa dari Indonesia'
Intip Gaji Pramugari di Indonesia, Penasaran?
7 Pantai Dekat Jakarta yang Cocok untuk Pelepas Penat
Saatnya Gen Z untuk Shine & Unstoppable di Yamaha Youth Community Got Talent 2025
Bukan Cuma Malas Cuci Muka, Ini Penyebab Pria Berjerawat
Energi Baru dari #TwistLickDance, Kolaborasi Penuh Warna antara OREO dan BABYMONSTER
Hj.Erni Makmur Berdayakan Perempuan Kalimantan Timur Lewat PKK
Orang Korea Dagang Cilok Keliling, Netizen: Kita `Jajah` Bangsa Lain Via Jajanan
13 Komunitas Kanker di Indonesia, Beri Dukungan Luar Biasa Bagi Para Penyintas
Menyusuri Fakta Tersembunyi Ibu Kota Bareng Komunitas Jakarta Good Guide
Donald Trump Tebar Pujian Lagi ke Presiden Prabowo Subianto: 'Sosok Luar Biasa dari Indonesia'