Bagaimana Hukum Puasa Arafah Saat Sudah Ada yang Idul Adha? Ini Penjelasan Ulama

Reporter : Arini Saadah
Selasa, 27 Juni 2023 18:01
Bagaimana Hukum Puasa Arafah Saat Sudah Ada yang Idul Adha? Ini Penjelasan Ulama
Perbedaan pendapat semacam ini bukanlah hal yang baru dan sebaiknya disikapi secara terbuka.

Dream – Perayaan hari Raya Idul Adha 1444 H di Indonesia kembali berbeda. Pemerintah memutuskan lebaran haji jatuh pada Kamis, 29 Juni 2023 berdasarkan hasil sidang isbat pemerintah melalui Kementerian Agama Republik Indonesia.

Penetapan berbeda disampaikan PP Muhammadiyah dalam maklumatnya yang memutuskan tanggal 10 Dzulhijjah 1444 H jatuh pada tanggal 28 Juni 2023. 

Dengan perbedaan hari Idul Adha itu, masyarakat yang mengikuti keputusan pemerintah baru akan menjalani puasa Arafah pada pada 28 Juni 2023. Berarti saat melaksanakan puasa Arafah, kita melihat sudah banyak orang yang merayakan Hari Raya Idul Adha dengan melakukan penyembelihan hewan kurban.

Perbedaan pendapat semacam ini bukanlah hal yang baru dan dianjurkan disikapi dengan bijak dan toleransi. Namun pasti muncul pertanyaan di benak masyarakat terkait hukum berpuasa Arafah ketika sudah ada beberapa saudaranya menunaikan Idul Adha?

Pertanyaan ini muncul karena melaksanakan ibadah puasa sunnah di tanggal 10, 11, dan 12 Dzulhijah yang termasuk hari tasyrik diharamkan.

Pertanyaan ini cukup menggelisahkan di sebagian umat. Maka dari itu dalam artikel kali ini Dream akan mencoba menguraikan permasalahan tersebut dengan pendapat dari beberapa ulama. Langsung saja simak penjelasan hukum puasa Arafah saat sudah ada yang Idul Adha berikut ini.

1 dari 3 halaman

Larangan Puasa saat Hari Raya Idul Adha

Hari Raya Idul Adha merupakan salah satu hari yang dilarang berpuasa bagi umat Islam. Rasulullah SAW dnegan jelas melarang puasa pada hari raya Idul Adha.

Dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, beliau mengutip sabda Rasulullah SAW. Ia berkata: “ Rasulullah SAW melarang berpuasa pada dua hari yaitu Idul Fitri dan Idul Adha.” (HR. Muslim)

Sedangkan jika kita lihat bersama, penetapan hari raya Idul Adha di Indonesia diwarnai perbedaan. Pemerintah menetapkan tanggal 10 Dzulhijjah jatuh pada 29 Juni 2023. Sementara PP Muhammadiyah menetapkan 28 Juni 2023 sebagai hari raya Idul Adha.

Perbedaan penetapan hari raya tersebut tentu saja berpengaruh pada perbedaan pelaksanaan puasa Arafah. Ketika masyarakat masih menjalankan puasa Arafah, sebagian masyarakat yang mengikuti maklumat PP Muhammadiyah sudah merayakan Hari Raya Idul Adha. Kekhawatiran akan hukum puasa Arafah ketika sudah ada yang Idul Adha ini tentu sempat mengganggu benak masyarakat.

2 dari 3 halaman

Hukum Puasa Arafah saat Sudah Ada yang Lebaran Idul Adha

Permasalahan ini ternyata sudah banyak dibahas oleh para ulama. Bahkan pada zaman Rasulullah SAW pun sudah ada kasus semacam ini. Syekh Al-Albani dalam silsilah Al-Ahadist ash-Shahihah menunjukkan hadis yang menceritakan bahwa Aisyah radhiyallahu ‘anha tetap mengamalkan puasa Arafah meskipun ada kekhawatiran bahwa hari tersebut bertepatan dengan Idul Adha di tempat lain.

Syekh Al-Albani menceritakan, “ Masruq (seorang tabi’in) menyarankan beliau (Aisyah) untuk tidak berpuasa Arafah tanggal 9 Dzulhijjah karena khawatir hari tersebut adalah 10 Dzulhijjah yang terlarang untuk berpuasa.”

Lalu Aisyah ra menjawab keresahan Masruq dengan mengatakan, ‘segala sesuatunya lebih diutamakan dengan mengikuti mayoritas. Aisyah ra kemudian mengutip hadis yang pernah disabdakan Rasulullah SAW:

“ Puasa adalah hari di mana kalian semua berpuasa. Idul Fitri adalah hari di mana kalian semua berlebaran. Idul Adha adalah hari di mana kalian semua menyembelih.” (HR. Tirmidzi)

3 dari 3 halaman

Dengan sandaran hadis tersebut, Syekh Al-Albani berpendapat tidak masalah mengamalkan puasa Arafah meskipun sudah ada yang Idul Adha. Sebab puasa Arafah pada 29 Juni 2023 sudah mengacu pada pemerintah selaku pihak yang berwenang dan diikuti mayoritas masyarakat Indonesia.

Rasulullah SAW pun bersabda kepada umatnya untuk patuh pada keputusan pemimpin di kalangan manusia. Allah pun berfirman dalam Surat An-Nisa ayat 59 yang artinya:

" Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan Ulil Amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al-Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya."

Beri Komentar