Kisah Penamaan Hari Tarwiyah dan Arafah, Waktu Perenungan Nabi Ibrahim

Reporter : Arini Saadah
Senin, 26 Juni 2023 20:02
Kisah Penamaan Hari Tarwiyah dan Arafah, Waktu Perenungan Nabi Ibrahim
Bagaimana kisahnya? Simak berikut ini!

Dream – Kisah di balik puasa Tarwiyah dan Arafah penting diketahui umat Islam sebagai wawasan keislaman sekaligus jadi teladan. Puasa Tarwiyah adalah salah satu ibadah sunnah yang dilakukan pada tanggal 8 Dzulhijjah, sehari sebelum dimulainya ibadah haji.

Kisah penamaan hari Tarwiyah dan Arafah sendiri mungkin masih jarang diketahui umat Islam. Padahal di balik puasa sunnah Tarwiyah dan Arafah, terdapat kisah yang perlu kita pahami bersama. Kisah ini berkaitan langsung dengan Nabi Ibrahim alaihissalam.

Lantas bagaimana kisah penamaan hari Tarwiyah dan Arafah sehingga kini menjadi hari dilaksanakannya puasa sunnah? Dalam artikel ini Dream akan mencoba mengungkap di balik kisah penamaan hari Tarwiyah dan Arafah sebagaimana dirangkum dari berbagai sumber.

1 dari 3 halaman

Kisah Penamaan Hari Tarwiyah

Tak hanya ibadah yang identik dengan kisah Nabi Ibrahim. Puasa tarwiyah dan arafah juga sangat erat dengan kisah ayah Nabi Ismail itu.

Dalam kitab Tafsir Munir, Syekh Nawawi Banten mengutip sebuah riwayat tentang kisah penamaan tiga hari istimewa ini yakni hari tarwiyah, arafah dan hari raya Idul Adha.

Dikisahkan pada malam hari Tarwiyah atau lebih tepatnya tanggal 8 Dzulhijjah, Nabi Ibrahim bermimpi seakan-akan ada yang berkata kepadanya, “ sesungguhnya Allah memerintahkanmu menyembelih anakmu ini.”

Nabi Ibrahim seketika bangun dari tidurnya. Selama seharian beliau memikirkan perihal mimpi aneh tersebut. Nabi Ibrahim pun merenungkan mimpi itu dan bertanya-tanya apakah mimpi itu datang dari Allah ataukah dari setan?

Selama perenungan itulah, tanggal 8 Dzulhijjah dinamakan sebagai hari Tarwiyah yang kita kenal sampai sekarang. Hari Tarwiyah berarti hari perenungan, sesuai dengan kisah Nabi Ibrahim yang sedang merenungkan mimpinya.

2 dari 3 halaman

Kisah Penamaan Hari Arafah

Lantas pada malam ke-9 Dzulhijjah, Nabi Ibrahim bermimpi lagi. Anehnya, mimpinya sama dengan mimpi sebelumnya. Keesokan harinya pun Nabi Ibrahim yakin, bahwa mimpi itu datangnya dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Ketika hari di mana Nabi Ibrahim mengetahui atau dalam bahasa Arab disebut ‘arafa, tentang keyakinin akan mimpi tersebut datangnya dari Allah. Sehingga pada tanggal Sembilan Dzulhijjah dinamakan sebagai hari Arafah. Jadi hari Arafah adalah hari dimana Nabi Ibrahim yakin bahwa mimpinya itu datang dari Allah.

Kemudian pada malam ketiganya, yakni malam sepuluh Dzulhijjah Nabi Ibrahim mimpi hal yang sama lagi. Mimpi ini persis dengan mimpi dua malam berturut-turut sebelumnya. Akhirnya, Nabi Ibrahim dengan keyakinan penuh dan ikhlas akan melaksanakan perintah Allah itu. Tentu saja dengan kesepakatan sang putra, Ismail dan istrinya, Siti Hajar.

Hari di mana aksi penyembelihan itu terjadi dinamakan hari Nahr atau yang artinya hari penyembelihan. Yang kita kenal sekaranga sebagai Hari Raya Idul Adha.

3 dari 3 halaman

Niat Puasa Arafah

Untuk mendapatkan keutamaan Hari Arafah, umat Islam dianjurkan berpuasa Arafah. Begini bacaan niat puasa Arafah:

نَوَيْتُ صَوْمَ عَرَفَةَ سُنَّةً لِّلِه تَعَالَى

Nawaitu shouma arafata sunnatan lillahi ta'ala

Artinya: " Saya niat puasa sunah Arafah karena Allah Ta'ala."

Beri Komentar