Pernikahan Berakhir Duka, Pengantin, Ayah dan Ibu Meninggal Karena Covid-19

Reporter : Ahmad Baiquni
Sabtu, 14 November 2020 13:01
Pernikahan Berakhir Duka, Pengantin, Ayah dan Ibu Meninggal Karena Covid-19
L meninggal setelah menjalani perawatan di rumah sakit.

Dream - Hajatan pernikahan di Desa Wonorejo, Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah berubah jadi kesedihan dan kekhawatiran. Mempelai wanita berinisial L, 28 tahun, meninggal usai melaksanakan ijab kabul beberapa hari sebelumnya.

Tragisnya, ayah dan ibu dari L juga menyusul sang anak. Penyebabnya, satu keluarga ini terinfeksi Covid-19 dari hasil tes usap (swab test) PCR.

Kepala Desa Wonorejo, Edi Subagio, mengatakan akad nikah antara L dengan mempelai pria, AI, 29 tahun, berlangsung pada Sabtu, 24 Oktober 2020. Pasangan ini berencana menggelar resepsi ngunduh mantu di kediaman orangtua AI di Wonogiri, dikutip dari Merdeka.com

Mengingat kondisi kesehatan L terus menurun, rencana hajatan itu dibatalkan. L pun harus dilarikan ke RSUD dr Moewardi karena pingsan saat dalam perjalanan menuju Wonogiri.

 

 

1 dari 3 halaman

Sempat Disarankan Rawat Inap, Tapi...

L sempat dirawat intensif selama beberapa hari. Kemudian pada Kamis malam, 5 November 2020, L dinyatakan meninggal dunia.

Edi mengatakan L yang memiliki KTP dan berdinas di salah satu puskesmas di Jakarta Timur punya riwayat penyakit bawaan. Sebelum menikah, L sempat periksa ke dokter dan disarankan menjalani rawat inap.

Tetapi karena akan menikah, L tidak menjalankn saran tersebut. Dia tetap pulang ke Sragen dan melangsungkan pernikahan.

 

2 dari 3 halaman

Kesehatan Ayah dan Ibu Drop

Setelah L meninggal, ayah dan ibunya mengalami penurunan kondisi kesehatan. Sang ibu dibawa ke RSUD Ngipang namun meninggal pada Jumat sore, 6 November 2020, sementara sang ayah meninggal pada Senin, 9 November 2020.

" Kalau yang pengantin itu punya riwayat penyakit asma. Kalau kedua orang tuanya itu punya penyakit gula. Tiga-tiganya itu terkonfimasi Covid-19," kata Edi.

Petugas kesehatan langsung melakukan tracing dan menjalankan swab test kepada 122 kontak pasien. 

3 dari 3 halaman

122 Orang Di-Swab

Dari jumlah tersebut 113 orang merupakan kontak dekat dan sembilan sisanya adalah perangkat desa.

Meski ratusan warga dan sebagian perangkat desa menjalani swab, mereka masih beraktivitas normal dan tidak ada penutupan akses. Tetapi untuk kegiatan hajatan, Edi menyatakan masih dilarang.

" Enggak ada penutup, cuma kita tekankan agar warga memakai masker. Untuk hajatan memang sekarang banyak mengajukan, kita larang, tidak boleh dulu. Kumpul-kumpul juga tidak boleh," kata dia.

Beri Komentar