Kisah Turunnya Nabi Adam ke Bumi di Bulan Muharam dan Terpisah dengan Hawa Selama 500 Tahun

Reporter : Widya Resti Oktaviana
Jumat, 21 Juli 2023 16:36
Kisah Turunnya Nabi Adam ke Bumi di Bulan Muharam dan Terpisah dengan Hawa Selama 500 Tahun
Nabi Adam diajari dan dibimbing oleh Malaikat Jibril tentang bagaimana cara menjalankan kehidupan di bumi.

Dream - Masih ingatkah sahabat Dream dengan kisah Nabi Adam As dan Siti Hawa yang diturunkan ke bumi oleh Allah SWT? Turunnya sepasang manusia pertama dari surga itu sebagai buat dari perbuatan melanggar perintah Allah SWT untuk tidak memakan buat khuldi.

Allah SWT disebutkan menurunkan Nabi Adam as dan Hawa pada bulan Muharam. Namun keduanya diturunkannya di tempat yang terpisah dengan jarak yang cukup jauh untuk ukuran manusia saat itu.

Sebuah riwaayat menyebutkan Nabi Adam as diturunkan di sebuah kawasan di India. Sementara Siti Hawa diturunkan Allah SWT di dekat pantai laut asin yang berada di Jeddah, Arab Saudi. Kisah lain juga meriwayatkan Nabi Adam dan Siti Hawa dipertemukan setelah beberapa ratus tahun kemudian.

Sejak terusirnya dari surga, Nabi Adam as selalu menyesali perbuatan melanggar perintah Allah SWT. Namun nabi pertama di muka bumi itu bersama Hawa belajar tentang perjuangan bertahan hidup dengan bimbingan dari Malaikat Jibril. Proses itulah yang kemudian diikuti oleh anak dan cucu Nabi Adam setelahnya.

Kisah turunnya Nabi Adam dan Siti Hawa dari Surga merupakan satu dari banyak peristiwa penting pada bulan Muharram yang terjadi dalam perjalanan Islam.   

Untuk mengetahui bagaimana kondisi Nabi Adam ketika berada di bumi hingga dipertemukan kembali dengan Hawa, berikut sebagaimana dirangkum Dream melalui berbagai sumber.

1 dari 4 halaman

Saat Turun ke Bumi, Nabi Adam dan Hawa dalam Kondisi Telanjang

Dikisahkan bahwa selama 40 tahun sejak Nabi Adam terusir dari surga dan berada di bumi, beliau tidak pernah makan. Hal itu karena tidak tahu apa yang harus dimakan. Beliaulah manusia pertama yang ada di bumi dan wajar saja jika belum mengetahui bagaimana cara hidup di bumi.

Selain itu, kondisi Nabi Adam dan Hawa ketika diturunkan di bumi tidaklah berpakaian atau telanjang karena tidak ada pakaian yang bisa dikenakan. Saat matahari terbit dan hari telah beranjak siang, ketika itulah panas matahari membakar tubuh Nabi Adam yang tidak berpakaian dan juga tanpa penutup kepala. Hingga akhirnya Malaikat Jibril memberikan kain wol yang merupakan hasil tenunan dari Hawa.

Hal ini bermula saat Nabi Adam mengadu kepada Malaikat Jibril bahwa dirinya terkena panas matahari dan dalam kondisi telanjang. Kemudian Malaikat Jibril menemui Hawa dengan membawa kibas dari surga. Dipotong bulu kibas tersebut dan diserahkan kepada Hawa. Hawa pun diajari bagaimana cara memintal wol.

Kemudian Hawa juga diajari bagaimana cara menenun wol agar menjadi sebuah mantel. Mantel itulah yang kemudian dibawa oleh Malaikat Jibril kepada Nabi Adam sebagai penutup tubuh. Namun, Malaikat Jibril tidak memberitahu Nabi Adam bahwa mantel itu adalah buatan Hawa.

2 dari 4 halaman

Nabi Adam Mengadu Lapar kepada Malaikat Jibril

Setelah masalah pakaian selesai, Nabi Adam mengadu kepada Malaikat Jibril bahwa dirinya merasa lapar. Wajar saja karena selama 40 tahun tinggal di bumi, beliau belum pernah makan dan minum.

Malaikat Jibril pun mendatangi Nabi Adam lagi dengan membawa dua ekor kerbau dari surga. Kerbau yang satu berwarna hitam dan satunya lagi berwarna merah. Malaikat Jibril mengajarkan Nabi Adam tentang bagaimana caranya mengolah tanah atau membajak.

Lalu, Malaikat Jibril membawakan segenggam benih gandum dan mengajarkan tentang caranya menanam. Saat Nabi Adam tengah sibuk membajak tanah, tiba-tiba ada salah satu kerbau yang diam. Nabi Adam pun memukulnya dengan pecut. Kerbau itu dibuat Allah SWT berbicara:

" Mengapa engkau memukulku?"

" Karena engkau membangkang kepadaku." jawab Nabi Adam.

" Betapa lembutnya Allah kepadamu karena Dia tidak memukulmu ketika engkau membangkang kepada-Nya." ucap kerbau pada Nabi Adam.

Karena kerbau berkata begitu, Nabi Adam pun menangis dan berkata:

" Wahai Tuhanku, semua benda mengejekku hingga bintang-binatang sekalipun."

Dari kejadian itulah, Allah SWT menyuruh Malaikat Jibril untuk mengusap lisan binatang supaya tidak bisa berbicara. Karena sebelum Nabi Adam diturunkan ke bumi, binatang-binatang bisa berbicara.

3 dari 4 halaman

Malaikat Jibril Mengajari Cara Mengolah Hasil Pertanian

Setelah Nabi Adam menanam gandum, tanaman itu pun tumbuh dengan buahnya. Malaikat Jibril juga mengajari bagaimana cara memanen gandum tersebut. Berikut dengan cara menebah dan menampinya di udara.

" Apakah aku sudah bisa makan?" tanya Nabi Adam.

" Sabar." jawab Malaikat Jibril.

Kemudian Malaikat Jibril membawa sepercik api dari neraka Jahanam setelah merendam di air sebanyak tujuh kali. Lalu, Nabi Adam diajarkan cara membuat roti.

" Apakah aku sudah bisa makan?" tanya Nabi Adam.

" Sabar hingga matahari terbenam, sempurnakanlah puasamu." jawab Malaikat Jibril.

Melalui percakapan tersebut, diketahuilah bahwa Nabi Adam adalah manusia pertama yang berpuasa di bumi. Saat matahari sudah terbenam, Nabi Adam meletakkan roti di antara kedua tangannya. Roti itu dipotong oleh beliau. Namun, rotinya justri terlempar dan jatuh dari puncak gunung ke bawah. Nabi
Adam pun mengikuti dan mengambilnya.

" Seandainya engkau bersabar, tentu roti akan datang kepadamu tanpa engkau menghampirinya." ucap Malaikat Jibril.

Setelah memakan rotinya, Nabi Adam menyimpan potongan roti itu. Lalu, Malaikat Jibril mengatakan:

" Seandainya engkau tidak melakukan hal itu, tentu tidak akan ada anak cucumu yang menyimpan (sesuatu untuk waktu yang akan datang)."

4 dari 4 halaman

Nabi Adam Bertemu Hawa

Bertemunya kembali Nabi Adam dan Hawa adalah perjalanan yang tidak mudah dan membutuhkan waktu hingga ratusan tahun. Ats-Tsa'labi mengatakan:

" Kemudian Allah mewahyukan kepada Adam, 'Pindahlah dari negeri Hindi (India)ke Makkah, tawaflah di sekitar tempat Baitullah dan mintalah pengampunan dari-Ku, tentu Aku akan mengampuni kesalahanmu'."

Allah SWT mengutus seorang malaikat pada Nabi Adam untuk menuntun dan menunjukkan jalan ke Makkah. Bersamaan dengan hal tersebut, Allah SWT juga menurunkan tongkat dari pohon kayu As, yakni jenis pohon di surga yang panjangnya 20 siku.

Nabi Adam melakukan perjalanan dan di setiap tempat kaki berpijak menjadi sebuah kampung. Saat tiba di Makkah, beliau melakukan tawaf yang kelak akan menjadi Baitullah. Tawaf dilakukan sebanyak tujuh kali tanpa berpakaian dan penutup kepala. Allah SWT pun mengampuni kesalahan Nabi Adam dan menerima taubat beliau.

Setelah bertaubat, Allah SWT menyuruh Nabi Adam menuju Arafah. Saat berdiam di Arafah, tiba-tiba ada Hawa yang berjalan menuju Nabi Adam. Mereka berdua pun dipertemukan di gunung Arafah. Sejak itulah wukuf fi Araf menjadi salah satu ritual dalam ibadah haji.

Nabi Adam pun tinggal sebenar di Makkah dan pergi ke tanah Hindi (India) bersama dengan Hawa.

Beri Komentar