Anggota DPR RI, Dedi Mulyadi (Youtube Kang Dedi Mulyadi Channel)
Dream - Anggota DPR RI, Dedi Mulyadi, saat ini sedang menjadi sorotan, setelah istrinya yang juga Bupati Purwakarta, Anne Ratna Mustika, menggugat cerai.
Biduk rumah tangga yang telah dijalani selama 19 tahun itu kini berada di ujung perceraian. Usai gugatan tersebut, banyak publik yang penasaran dengan kehidupan politisi Partai Golkar itu.
Dalam channel YouTube miliknya, pria yang kerap disapa Kang Dedi itu pun membagikan kehidupannya di masa lalu.
Dedi mengatakan dirinya terlahir di keluarga sederhana. Sebagai anak ke-9, ia harus pandai-pandai mencari tambahan biaya untuk memenuhi kebutuhan.
Hal itulah yang membuat Dedi Mulyadi terpaksa harus menggembala kambing. Kambing itu dibeli dengan uang penjualan cincin yang diperoleh ketika ia disunat pada usia 5 tahun.
Meski sejak kecil sudah merasakan kesulitan hidup, Dedi tak pernah lupa untuk selalu berbagi dengan orang lain. Ia mendapatkan pelajaran berharga itu dari ayahnya.
Misalnya ketika keluarganya mampu menyembelih ayam dari hasil peliharaan, maka ia akan membagikan daging ayam itu kepada tetangganya yang yatim.
“ Antarkan rantang sayur ayam ini kepada salah satu anak yatim,” ucap Dedi Mulyadi sembari menirukan kalimat yang disampaikan oleh bapaknya.
Keadaan memaksa Dedi Mulyadi untuk mencari tambahan uang jajan saat masih sekolah.
Semasa SD, ia bekerja menjadi pengembala dan mencari kayu bakar untuk ibunya. Saat SMP dia berjualan es dan layang-layang.
Segala macam usaha dan upayanya pada masa lalu selalu dianggap sebagai modal yang kuat dan akan mencapai puncaknya pada suatu hari nanti.
Setelah lulus SMA, Dedi tidak langsung melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi. Baru pada tahun kedua, ia masuk ke Sekolah Tinggi Hukum Purnawarman Purwakarta. Pada masa kuliah, ia mengaku selalu berjalan kaki karena tidak punya ongkos.
Dedi kemudian kenal dengan seseorang yang memberikannya modal untuk berjualan di Koperasi Mahasiswa (Kopma). Setelah itu, ia aktif di organisasi dan bisa menjadi ketua organisasi. Ketika itu, ia bisa belajar banyak hal.
Ia bahkan mengaku tidak ikut wisuda ketika sudah lulus. Ia lebih memilih untuk bekerja sebagai pegawai kontrak di salah satu perusahaan. Usaha itu kemudian ia lanjutkan dengan menjadi penyuplai beras ke pabrik-pabrik ketika krisis.
Dedi menyampaikan bahwa semua perjalanan hidup yang dijalani oleh setiap orang hendaknya selalu disyukuri.
“ Setiap orang pasti punya perjalanan hidup masing-masing. Apa yang kita raih hari ini harus kita syukuri, bukan kita sesali,” kata Dedi.
Advertisement
Potret Keren Yuki Kato Taklukan Chicago Marathon 42,2 Kilometer
16 Peneliti dari ITB Masuk Daftar World Top 2% Scientists 2025
Museum Louvre Dibobol Hanya dalam 4 Menit, 8 Perhiasan Raib
Warga Keluhkan Panas Ekstrem di Indonesia, Ini Penyebabnya!
PT Taisho Luncurkan Counterpain Medicated Plaster, Inovasi Baru untuk Atasi Nyeri Otot dan Sendi
Harapan Baru bagi Pasien Kanker Payudara Lewat Terapi Inovatif dari AstraZeneca
Sentuhan Gotik Modern yang Penuh Karakter di Koleksi Terbaru dari Dr. Martens x Wednesday
Panas Ekstrem, Warga Cianjur Sampai Tuang 2 Karung Es Batu ke Toren
ParagonCorp Sukses Gelar 1’M Star 2025, Ajang Kompetisi para Frontliners
Potret Keren Yuki Kato Taklukan Chicago Marathon 42,2 Kilometer
16 Peneliti dari ITB Masuk Daftar World Top 2% Scientists 2025