Cerita Pria Tuna Netra di Probolinggo Tetap Semangat Hafal Alquran Hanya dengan Mendengarkan

Reporter : Nabila Hanum
Kamis, 7 Juli 2022 15:47
Cerita Pria Tuna Netra di Probolinggo Tetap Semangat Hafal Alquran Hanya dengan Mendengarkan
Sering mendengarkan tetangga mengaji di masjid juga membuat Subur semakin mendalami ilmu tajwid

Dream - Keterbatasan fisik tak menyurut tekad Subur, pria tuna netra asal Probolinggo, Jawa Timur untuk menjadi penghafal Alquran.

Meski seorang tuna netra, pria berusia 44 tahun ini sudah tetap ingin meraih cita-cita sebagai seorang hafiz Quran. Terbukti, ia telah hafal setengah juz surat Al-Baqarah dan setengah juz 30.

Subur mengaku, saat kecil ia pernah menempuh pendidikan di Pondok Pesantren Fatahillah Sumber Karang, Probolinggo, selama kurang dari 9 bulan. Pengalaman itu membuat dirinya mengerti tentang tahsin.

1 dari 2 halaman

Meski tak bisa melihat sejak lahir, Subur memiliki kemampuan memperbaiki bacaan Alquran. Sering mendengarkan tetangga mengaji di masjid juga membuat dirinya semakin mendalami ilmu tajwid.

Tekat yang kuat menjadikan Subur bisa menghafal Alquran. Namun, hal itu tentu saja tidak mudah. Ia mengaku, kedua orangtuanya sempat melarangnya untuk pergi mengaji. Nmaun, karena tekad yang kuat, akhirnya ia tetap pergi ke musala dekat rumah.

Subur© PPPA Darul Quran

“ Saya waktu itu nekat pergi ke mushola untuk mengaji meskipun tidak boleh, alhamdulillah akhirnya ibu saya mengijinkan,” ujarnya.

Saat ditanya cita-cita, Subur mengaku ingin menjadi hafiz Quran. Namun, ia menyadari tidak mudah meraih impiannya tersebut. Selain keterbatasan fisik yang dimiliki, desa tempat tinggalnya juga sering mengalami pemadaman listrik.

2 dari 2 halaman

Terlebih ia masih menggunakan tape recorder yang harus disambungkan ke listrik untuk mendengarkan bacaan Alquran sebelum menghafalnya. Hafalannya juga sempat terhenti ketika ustaz yang mendampinginya menghafal telah meninggal dunia.

Subur© PPPA Daarul Qur'an

Selain mengulang hafalan dan bersosialisai bersama tetangga, keseharian Subur juga berusaha menjadikan kampungnya tetap hidup dengan cahaya Alquran. Ia mengajak anak-anak muda dan sebayanya untuk menghadiri majelis yasin dan tahlil di setiap bulannya.

“ Yang saya miliki sekarang (hafalan) itu yang membuat saya tetep semangat dan itu yang menjadi bekal saya sehari-hari. Sedikit ini yang saya pakai berulang-ulang. Semoga ini bisa membawa saya tetap istiqomah dan insya allah saya akan menambah hafalan saya,“ ujarnya.

Beri Komentar
Jangan Lewatkan
More