Terlalu Mepet, DPR Sarankan Pemberangkatan Haji 2021 Ditunda

Reporter : Ahmad Baiquni
Rabu, 2 Juni 2021 18:01
Terlalu Mepet, DPR Sarankan Pemberangkatan Haji 2021 Ditunda
DPR merekomendasikan Pemerintah realistis, mengingat waktu persiapan keberangkatan semakin sedikit, sementara Saudi belum juga membuat keputusan.

Dream - Wakil Ketua Komisi VIII DPR, Ace Hasan Syadzily, menyarankan Pemerintah menunda pemberangkatan jemaah haji 2021. Dia beralasan, usulan itu disampaikan karena mepetnya pelaksanaan haji dan juga mempertimbangkan faktor keselamatan jemaah.

" Daripada memberikan harapan-harapan, sebetulnya kita juga tidak bisa memberikan jaminan kepada mereka, lebih baik kita tegas saja, lebih baikn menunda pemberangkatan," ujar Ace, dikutip dari Merdeka.com.

Menurut Ace, Arab Saudi hingga saat ini belum juga memberikan kepastian mengenai penyelenggaraan haji 2021. DPR juga masih mempertanyakan soal penggunaan vaksin yang diakui kerajaan Saudi untuk pendatang dari luar negeri yang diizinkan masuk ke negaranya.

Diakui Ace, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) belum lama ini memang sudah mengakui penggunaan vaksin Sinovac dengan menyetujui izin penggunaan darurat. Namun dia berharap kepastian juga bisa diperoleh dari kerajaan Saudi mengingat Indonesia sebagian besar menggunakan vaksin buatan China tersebut  

" Kalaupun Indonesia diberikan kuota haji oleh Arab Saudi, ya tentu kita sambut baik namun harus dipastikan memang kendala vaksin ini sudah tidak menjadi masalah bagi kita," ucap dia.

1 dari 5 halaman

Waktunya Mepet

Ace menyoroti ketersediaan waktu yang hanya tinggal 1,5 bulan untuk pemberangkatan haji jika ternyata Indonesia mendapatkan jatah kuota dari Saudi. Dia berpandangan, lebih baik Pemerintah realistis.

" Kalau saya, merekomendasikan lebih baik Pemerintah realistis saja, kita lebih mengutamakan keselamatan dan kesehatan jemaah," kata dia.

Lebih lanjut, Ace menekankan kesehatan jemaah harus menjadi prioritas Pemerintah. Hal itu jika nanti ternyata Saudi sudah membuat keputusan tetap menyelenggarakan haji.

" Saya meminta Pemerintah tetap harus memprioritaskan kesehatan para jemaah dan kalaupun diberikan kesempatan untuk menyelenggarakan ibadah haji, kesehatan jemaah harus dijamin termasuk juga protokol kesehatannya selama di Arab Saudi," ucap Ace.

2 dari 5 halaman

Lebih Baik dari AS, Menag Heran Indonesia Belum Diizinkan Masuk Saudi

Dream - Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengaku heran dengan belum diizinkannya warga Indonesia masuk ke Arab Saudi. Padahal, jika merujuk pada penanganan Covid-19 di Indonesia relatif baik.

" Saya belum tahu kenapa warga Indonesia masih belum diizinkan masuk ke Saudi," ujar Gus Yaqut, melalui laman Kemenag.

Gus Yaqut mengatakan belum mengetahui kriteria yang dipakai Saudi untuk mengizinkan masuk warga dari negara tertentu. Jika merujuk pada kasus Covid-19, Indonesia bahkan jauh lebih baik daripada Amerika Serikat.

" Kalau diurutkan, USA (Amerika Serikat) tertinggi jumlah kasus Covid-19 di dunia. Perancis di urutan 8, Italia urutan 9, Jerman urutan 17, sementara Indonesia di urutan 19 jumlah kasus Covidnya," kata Gus Yaqut.

 

3 dari 5 halaman

Indonesia Belum Bisa Masuk Saudi

Otoritas penerbangan Saudi telah mengumumkan membuka kembali jalur udara internasional. Warga dari 11 negara yaitu Uni Emirat Arab, AS, Italia, Inggris, Irlandia, Jepang, Jerman, Perancis, Portugal, Swedia, dan Switzerland dibolehkan masuk wilayah Saudi.

Sayangnya, Indonesia tidak masuk dalam daftar tersebut. Alhasil, hal ini menghambat proses pengiriman jemaah umroh maupun haji dari Indonesia ke Saudi.

" Jadi saya belum tahu kriteria yang digunakan Saudi," kata dia.

4 dari 5 halaman

Tak Lagi Tunggu Saudi, Menag Segera Ambil Keputusan Haji 2021

Dream - Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas, menyatakan pihaknya segera menentukan sikap terkait pemberangkatan jemaah haji 2021. Keputusan diambil tanpa lagi perlu menunggu pernyataan resmi Arab Saudi.

" Kita tidak boleh berpangku tangan, kita harus membuat keputusan soal ibadah haji ini. Keputusan ini harus kita buat dengan atau tanpa pengumuman dari Pemerintah Arab Saudi," ujar Gus Yaqut.

Gus Yaqut mengatakan akan menghadap Presiden Joko Widodo untuk membicarakan hal ini. Setelah itu, dia menyatakan keputusan akan diambil.

" Sampai Rabu (2 Juni 2021) saya akan berkomunikasi ke Presiden dan kita akan membuat keputusan apakah kita menunggu terus atau kita putuskan sendiri," terang Gus Yaqut.

Dia menyatakan kepastian dari Saudi sudah tidak bisa ditunggu. Sebab, waktu pelaksanaan haji semakin sedikit sementara belum ada satupun persiapan yang bisa difinalisasi akibat tak ada keputusan dari Saudi.

5 dari 5 halaman

Tak Lagi Tunggu Saudi, Menag Segera Ambil Keputusan Haji 2021

Demikian halnya dengan skenario kuota pemberangkatan haji yang sudah disusun, kata Gus Yaqut, seluruhnya sudah melewati batas waktu. Semisal skenario kuota 30 persen atau sekitar 60.996 orang, maka seharusnya waktu maksimal kuota didapatkan dari Saudi yaitu pada 11 Mei 2021 dan berangkat pada 27 Juni 2021.

Contoh lagi jika skenario kuota diberikan sebanyak 25 persen, kepastiannya seharusnya didapat pada 14 Mei 2021. Juga jika kuota hanya 20 persen, sudah ada kepastian pada 17 Mei atau 10 persen bisa dipastikan pada 25 Mei.

" Berdasarkan simulasi yang kita lakukan, jika jemaah diberangkatkan sebanyak lima persen saja, maka kita semestinya sudah mendapatkan kepastian kuota pada 25 Mei 2021, itu sudah lewat. Bahkan, jika jemaah diberangkatkan hanya 1,8 persen, harusnya kepastian kuota tanggal 28 Mei, sudah lewat juga," ucap dia.

Sementara saat ini waktu yang tersisa hingga closing date bandara Arab Saudi kurang dari 50 hari. Jika dipaksakan, dapat berpengaruh pada tidak maksimalnya persiapan pemberangkatan.

Sumber: Merdeka.com

Beri Komentar